Tanpa PSBB, Bali Dinilai Berhasil Tangani Corona
Selasa, 12 Mei 2020 - 17:01 WIB
“Karena desa adat punya hukum adat, warga jadi tertib dan disiplin. Sejauh ini berjalan sangat baik. Selain itu kelebihan desa adat selain upaya biasa yang sifatnya terlihat, di desa adat ada juga satu keyakinan ritual agama dalam bentuk Niskala, suatu ritual adat keagamaan yang menjadi keyakinan masyarakat Bali ketika ada wabah seperti ini, itu memang ada warisan para leluhur yang bisa jadi pedoman untuk jadi ritual. Para leluhur mengajarkan kalau ada wabah, ada cara sendiri penanganan secara ritual,” tuturnya.
Tak hanya itu, dia mengatakan juga menyiapkan fasilitas kesehatan dengan jumlah memadai. Ada 13 rumah sakit rujukan dengan 392 tempat tidur lengkap dengan ruang isolasi.
“Kemudian tenaga medis yang kompeten, peralatan penanganan Covid-19, dalam bentuk rapid test, APD, ventilator yang memadai dan banyak dibantu kepala Gugus Tugas Nasional,” ungkapnya.
Selain itu terdapat laboratorium uji swab di tiga tempat, yakni di RSUP Sanglah, Rumah Sakit Udayana dan Universitas Warmadewa. Fasilitas itu untuk mempercepat pengujian spesimen dengan kapasitas 490 spesimen per hari.
“Tenaga medis disediakan hotel agar tidak bolak-balik dari kediaman ke tempat bertugas,”katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kasus positif corona di Bali sebagian besar adalah pekerja migran Indonesia (PMI) dan anak buah kapal (ABK).
Dia mengatakan, teradapat 15.000 ABK yang pulang setelah dicek berstatus positif dan menularkan ke lingkungannya.
“Semua dikarantina, dengan melakukan rapid test dulu. Sekarang sudah diswab. Yang negatif dikarantina oleh kabupaten/kota di hotel atau fasilitas pemda. Sedangkan yang positif, kalau yang sehat kami karantina dan ditanggung pemprov. Kalau positifnya dengan gejala langsung dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Dan baru bisa dipulangkan ke rumah kalau sudah dilakukan uji swab dua kali negatif,” tuturnya.
Tak hanya itu, dia mengatakan juga menyiapkan fasilitas kesehatan dengan jumlah memadai. Ada 13 rumah sakit rujukan dengan 392 tempat tidur lengkap dengan ruang isolasi.
“Kemudian tenaga medis yang kompeten, peralatan penanganan Covid-19, dalam bentuk rapid test, APD, ventilator yang memadai dan banyak dibantu kepala Gugus Tugas Nasional,” ungkapnya.
Selain itu terdapat laboratorium uji swab di tiga tempat, yakni di RSUP Sanglah, Rumah Sakit Udayana dan Universitas Warmadewa. Fasilitas itu untuk mempercepat pengujian spesimen dengan kapasitas 490 spesimen per hari.
“Tenaga medis disediakan hotel agar tidak bolak-balik dari kediaman ke tempat bertugas,”katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kasus positif corona di Bali sebagian besar adalah pekerja migran Indonesia (PMI) dan anak buah kapal (ABK).
Dia mengatakan, teradapat 15.000 ABK yang pulang setelah dicek berstatus positif dan menularkan ke lingkungannya.
“Semua dikarantina, dengan melakukan rapid test dulu. Sekarang sudah diswab. Yang negatif dikarantina oleh kabupaten/kota di hotel atau fasilitas pemda. Sedangkan yang positif, kalau yang sehat kami karantina dan ditanggung pemprov. Kalau positifnya dengan gejala langsung dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Dan baru bisa dipulangkan ke rumah kalau sudah dilakukan uji swab dua kali negatif,” tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda