Tanpa PSBB, Bali Dinilai Berhasil Tangani Corona

Selasa, 12 Mei 2020 - 17:01 WIB
loading...
Tanpa PSBB, Bali Dinilai Berhasil Tangani Corona
Provinsi Bali termasuk salah satu wilayah yang dinilai berhasil menekan laju penularan virus Corona tanpa PSBB. Foto/dok Okezone
A A A
JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo membenarkan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa ada daerah yang tidak menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tapi berhasil menangani Corona.

Daerah tersebut, diakui Doni, salah satunya adalah Provinsi Bali. “Ada daerah yang tidak PSBB tapi berhasil. Tadi sudah dilihat Provinsi Bali salah satu di antara provinsi yang tidak menetapkan PSBB tapi menunjukkan angka laju penambahan positif berkurang. Pasien di rumah sakit banyak yang sembuh dan tidak ada penambahan angka kematian,” kata Doni seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (12/5/2020).

Dia mengatakan, pemerintah pusat menghargai keputusan Provinsi Bali untuk tidak melakukan PSBB. Namun hal tersebut harus dibarengi dengan usaha maksimal dalam penanganan Covid-19.

“Walau memutuskan tidak memilih PSBB, tapi Bali telah melakukan upaya secara maksimal dengan memanfaatkan kearifan lokal, menggerakkan desa adat, gotong royong berbasis adat. Jadi di tingkat desa adat ada gugus tugas desa adat,” ungkapnya.( )

Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, Bali sampai saat ini sama sekali belum memberlakukan PSBB. Meski begitu penanganan terhadap Corona berjalan cukup baik. Saat ini kasus positif Corona Bali berjumah 314 kasus.

“Rata-rata penambahan per hari tujuh orang. Yang sembuh sudah sekarang ini sudah mencapai 210 atau 67 persen. Sedangkan yang meninggal masih tetap empat orang. Tentu kita akan tahan supaya tetap empat orang jangan sampai ada penambahan. Jadi pesentase 1,27 persen,” katanya.

I Wayan Koster menegaskan akan terus menahan laju penambahan kasus positif Corona. Selain itu juga akan meningkatkan angka kesembuhan dan menahan angka kematian.

“Jadi secara kumulatif jumlah pasien di rumah akan terus menurun. Saat ini dirawat sekarang 100 orang atau 32 persen,” ungkapnya.

I wayan mengatakan, Bali dalam penanganan Corona mengandalkan keberadaan desa adat. Ada sebanyak 1.493 desa di Bali yang dapat mengendalikan pergerakan masyarakat di wilayahnya masing-masing.

“Karena desa adat punya hukum adat, warga jadi tertib dan disiplin. Sejauh ini berjalan sangat baik. Selain itu kelebihan desa adat selain upaya biasa yang sifatnya terlihat, di desa adat ada juga satu keyakinan ritual agama dalam bentuk Niskala, suatu ritual adat keagamaan yang menjadi keyakinan masyarakat Bali ketika ada wabah seperti ini, itu memang ada warisan para leluhur yang bisa jadi pedoman untuk jadi ritual. Para leluhur mengajarkan kalau ada wabah, ada cara sendiri penanganan secara ritual,” tuturnya.

Tak hanya itu, dia mengatakan juga menyiapkan fasilitas kesehatan dengan jumlah memadai. Ada 13 rumah sakit rujukan dengan 392 tempat tidur lengkap dengan ruang isolasi.

“Kemudian tenaga medis yang kompeten, peralatan penanganan Covid-19, dalam bentuk rapid test, APD, ventilator yang memadai dan banyak dibantu kepala Gugus Tugas Nasional,” ungkapnya.

Selain itu terdapat laboratorium uji swab di tiga tempat, yakni di RSUP Sanglah, Rumah Sakit Udayana dan Universitas Warmadewa. Fasilitas itu untuk mempercepat pengujian spesimen dengan kapasitas 490 spesimen per hari.

“Tenaga medis disediakan hotel agar tidak bolak-balik dari kediaman ke tempat bertugas,”katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kasus positif corona di Bali sebagian besar adalah pekerja migran Indonesia (PMI) dan anak buah kapal (ABK).

Dia mengatakan, teradapat 15.000 ABK yang pulang setelah dicek berstatus positif dan menularkan ke lingkungannya.

“Semua dikarantina, dengan melakukan rapid test dulu. Sekarang sudah diswab. Yang negatif dikarantina oleh kabupaten/kota di hotel atau fasilitas pemda. Sedangkan yang positif, kalau yang sehat kami karantina dan ditanggung pemprov. Kalau positifnya dengan gejala langsung dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Dan baru bisa dipulangkan ke rumah kalau sudah dilakukan uji swab dua kali negatif,” tuturnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1126 seconds (0.1#10.140)