Pasangan Ideal di 2024: Prabowo-Puan, Anies- Gatot, atau Ganjar-Khofifah?
Minggu, 06 Desember 2020 - 11:30 WIB
Jika maju sebagai pasangan di pilpres Anies dan Gatot bepeluang mendapat dukungan luas dari kalangan pemilih muslim. Pemilih yang dimaksud adalah barisan yang pada pilpres lalu mendukung Prabowo-Sandiaga Uno.
Pemilih muslim, terutama yang terafiliasi dengan kelompok 212 kemungkinan akan mencari figur lain setelah Prabowo memilih bergabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dari sisi elektabilitas, Anies dan Gatot juga punya cukup modal. Sejauh ini Anies sering masuk 3 besar kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi. Hasil survei Indikator Politik Indonesia per September 2020, Anies di posisi ketiga dengan elektabilitas 14,4%, di bawah Ganjar dan Prabowo. Sedangkan survei Populi Center per November 2020, elektabilitas Anies di nomor 2 yakni 9,5%, terpaut tipis dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang unggul dengan 9,9%.
Adapun Gatot, elektabilitasnya masih cukup rendah meski namanya kerap masuk dalam 10 besar capres potensial. Namun, langkah Gatot saat ini yang kerap tampil mengkritik kebijakan pemerintah sedikit banyak akan berpengaruh pada kenaikan elektabilitasnya. Di tengah kondisi negara saat ini yang nyaris tidak memiliki kekuatan opisisi, peran tokoh seperti Gatot bisa menarik perhatian dan dukungan rakyat.
Anies-Gatot termasuk kombinasi ideal karena merepresentasikan sipil dan militer. Keduanya juga punya pengalaman memimpin. Gatot merupakan mantan Panglima TNI berpangkat jenderal bintang 4, sedangkan Anies saat ini menjabat Gubernur DKI.
Hanya, kelemahan pasangan ini adalah keduanya tidak memiliki partai politik. Kendaraan politik akan jadi masalah nantinya, terutama jika syarat presidential threshold atau syarat minimal jumlah kursi partai di DPR untuk mengajukan capres masih 20%.
Meski demikian, Anies masih punya harapan karena Partai Nasdem sudah memberi sinyal akan mendukungnya di pilpres. Selain itu, bukan tidak mungkin partai Islam nontradisional seperti PKS dan PAN akan memdukung Gubernur DKI Jakarta ini maju sebagai capres.
Sandiaga Uno-Khofifah Indar Parawansa
Modal permah maju sebagai cawapres jadi salah satu kekuatan Sandiaga Uno dalam menghadapi Pilpres 2024. Elektabilitas Sandi masih cukup tinggi. Jika kembali maju di pilpres, maka saatnya Sandi menjadi capres. Populer di kalangan ibu-ibu dan generasi milenial adalah modal Sandi untuk terus menaikkan elektabilitasnya hingga tiga tahun ke depan.
Pemilih muslim, terutama yang terafiliasi dengan kelompok 212 kemungkinan akan mencari figur lain setelah Prabowo memilih bergabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dari sisi elektabilitas, Anies dan Gatot juga punya cukup modal. Sejauh ini Anies sering masuk 3 besar kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi. Hasil survei Indikator Politik Indonesia per September 2020, Anies di posisi ketiga dengan elektabilitas 14,4%, di bawah Ganjar dan Prabowo. Sedangkan survei Populi Center per November 2020, elektabilitas Anies di nomor 2 yakni 9,5%, terpaut tipis dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang unggul dengan 9,9%.
Adapun Gatot, elektabilitasnya masih cukup rendah meski namanya kerap masuk dalam 10 besar capres potensial. Namun, langkah Gatot saat ini yang kerap tampil mengkritik kebijakan pemerintah sedikit banyak akan berpengaruh pada kenaikan elektabilitasnya. Di tengah kondisi negara saat ini yang nyaris tidak memiliki kekuatan opisisi, peran tokoh seperti Gatot bisa menarik perhatian dan dukungan rakyat.
Anies-Gatot termasuk kombinasi ideal karena merepresentasikan sipil dan militer. Keduanya juga punya pengalaman memimpin. Gatot merupakan mantan Panglima TNI berpangkat jenderal bintang 4, sedangkan Anies saat ini menjabat Gubernur DKI.
Hanya, kelemahan pasangan ini adalah keduanya tidak memiliki partai politik. Kendaraan politik akan jadi masalah nantinya, terutama jika syarat presidential threshold atau syarat minimal jumlah kursi partai di DPR untuk mengajukan capres masih 20%.
Meski demikian, Anies masih punya harapan karena Partai Nasdem sudah memberi sinyal akan mendukungnya di pilpres. Selain itu, bukan tidak mungkin partai Islam nontradisional seperti PKS dan PAN akan memdukung Gubernur DKI Jakarta ini maju sebagai capres.
Sandiaga Uno-Khofifah Indar Parawansa
Modal permah maju sebagai cawapres jadi salah satu kekuatan Sandiaga Uno dalam menghadapi Pilpres 2024. Elektabilitas Sandi masih cukup tinggi. Jika kembali maju di pilpres, maka saatnya Sandi menjadi capres. Populer di kalangan ibu-ibu dan generasi milenial adalah modal Sandi untuk terus menaikkan elektabilitasnya hingga tiga tahun ke depan.
tulis komentar anda