Persiapan Vaksinasi Covid-19, Kemenkes Tingkatkan Kompetensi Tenaga Medis
Rabu, 25 November 2020 - 13:50 WIB
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan meningkatkan kompetensi tenaga medis dan tenaga kesehatan terkait persiapan vaksinasi Covid-19.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan SDM Kesehatan Mariya Mubarika mengatakan hal tersebut penting dilakukan untuk mengantisipasi disinformasi soal vaksinasi Covid-19. “Hal ini sangat penting mengantisipasi disinformasi yang selalu terjadi pada penanganan Covid -19 sejak awal. Hal tersebut menjauhkan dari tata laksana penanganan Covid -19 yang benar,” katanya dr. Mariya dalam siaran pers yang diterima Sindo Media, Rabu (25/11/2020). (Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Kemenkes Minta Seluruh Fasyankes Siapkan 6 Hal Ini)
Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenkes, WHO, dan UNICEF pada 12 November 2020 dengan total responden 115.000 mendapati sebagian besar (53%) masyarakat percaya kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam mendapatkan informasi terkait vaksinasi. Di beberapa artikel jurnal internasional, lanjut Mariya, ditemukan tenaga medis dan tenaga kesehatan memegang kunci keberhasilan pemberian vaksinasi Covid -19. (Baca juga: Meski di Masa Pandemi, Akan Bahaya Jika Anak Tidak Diimunisasi)
Oleh karena itu peningkatan pemahaman mendasar dan informasi-informasi terkait vaksinasi Covid-19 harus dilakukan. “Tenaga medis dan tenaga kesehatan diharapkan mampu menjadi juru bicara pemerintah dalam menyampaikan dan mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi pada waktunya nanti, dan mampu menangkal hoaks yang selalu saja dipabrikasi untuk mengacaukan,” ucap Mariya.
Pada kesempatan tersebut Mariya menyampaikan arahan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto bahwa sejak awal terjadinya pneumonia misterius di Kota Wuhan yang kemudian merebak dan menjadi pandemi di seluruh dunia, Pemerintah tidak pernah main-main dalam mengatasi masalah ini, sampai dengan rencana pemberian vaksinasi sebagai upaya pengendalian pandemi dalam waktu dekat ini. Indonesia terlibat aktif dalam usaha mendapatkan vaksin Covid-19 dengan masuk dalam solidarity trial bersama negara lainnya.
Paralel dengan usaha-usaha penelitian penemuan Vaksin COVID-19, Kementerian Kesehatan telah bekerja mempersiapkan segala hal terkait pengadaan vaksin, distribusi, dan SDM yang melakukannya. Dalam arahan Menkes Terawan, kata Mariya, juga dikatakan informasi bersifat dinamis, segenap tenaga medis dan tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak pelaksanaan dan komunikasi agar terus memperhatikan informasi yang berkembang melalui kanal resmi Kemenkes RI dan KPC PEN agar bisa menginformasikan ke lingkungan masing-masing.
“Persiapan ini tentunya tidak meninggalkan standard-standard yang berlaku secara global dalam pemberian imunisasi, seperti standar WHO untuk keamanan dan efikasi vaksin yang bisa digunakan, serta izin dari BPOM. Semua ini dijalankan paralel karena negara berkomitmen untuk secepat mungkin dapat mengakhiri pandemi dengan cara-cara yang baik dan benar,” tambahnya.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan SDM Kesehatan Mariya Mubarika mengatakan hal tersebut penting dilakukan untuk mengantisipasi disinformasi soal vaksinasi Covid-19. “Hal ini sangat penting mengantisipasi disinformasi yang selalu terjadi pada penanganan Covid -19 sejak awal. Hal tersebut menjauhkan dari tata laksana penanganan Covid -19 yang benar,” katanya dr. Mariya dalam siaran pers yang diterima Sindo Media, Rabu (25/11/2020). (Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Kemenkes Minta Seluruh Fasyankes Siapkan 6 Hal Ini)
Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenkes, WHO, dan UNICEF pada 12 November 2020 dengan total responden 115.000 mendapati sebagian besar (53%) masyarakat percaya kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam mendapatkan informasi terkait vaksinasi. Di beberapa artikel jurnal internasional, lanjut Mariya, ditemukan tenaga medis dan tenaga kesehatan memegang kunci keberhasilan pemberian vaksinasi Covid -19. (Baca juga: Meski di Masa Pandemi, Akan Bahaya Jika Anak Tidak Diimunisasi)
Oleh karena itu peningkatan pemahaman mendasar dan informasi-informasi terkait vaksinasi Covid-19 harus dilakukan. “Tenaga medis dan tenaga kesehatan diharapkan mampu menjadi juru bicara pemerintah dalam menyampaikan dan mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi pada waktunya nanti, dan mampu menangkal hoaks yang selalu saja dipabrikasi untuk mengacaukan,” ucap Mariya.
Pada kesempatan tersebut Mariya menyampaikan arahan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto bahwa sejak awal terjadinya pneumonia misterius di Kota Wuhan yang kemudian merebak dan menjadi pandemi di seluruh dunia, Pemerintah tidak pernah main-main dalam mengatasi masalah ini, sampai dengan rencana pemberian vaksinasi sebagai upaya pengendalian pandemi dalam waktu dekat ini. Indonesia terlibat aktif dalam usaha mendapatkan vaksin Covid-19 dengan masuk dalam solidarity trial bersama negara lainnya.
Paralel dengan usaha-usaha penelitian penemuan Vaksin COVID-19, Kementerian Kesehatan telah bekerja mempersiapkan segala hal terkait pengadaan vaksin, distribusi, dan SDM yang melakukannya. Dalam arahan Menkes Terawan, kata Mariya, juga dikatakan informasi bersifat dinamis, segenap tenaga medis dan tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak pelaksanaan dan komunikasi agar terus memperhatikan informasi yang berkembang melalui kanal resmi Kemenkes RI dan KPC PEN agar bisa menginformasikan ke lingkungan masing-masing.
“Persiapan ini tentunya tidak meninggalkan standard-standard yang berlaku secara global dalam pemberian imunisasi, seperti standar WHO untuk keamanan dan efikasi vaksin yang bisa digunakan, serta izin dari BPOM. Semua ini dijalankan paralel karena negara berkomitmen untuk secepat mungkin dapat mengakhiri pandemi dengan cara-cara yang baik dan benar,” tambahnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda