Wakil Ketua DPR Tawarkan Tiga Cara Penanganan Darurat Covid-19
Selasa, 17 November 2020 - 14:30 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) menyatakan, bangsa Indonesia bisa bertahan di tengah Covid-19 karena punya kekuatan, solidaritas dan bahu membahu serta saling menopang satu sama lain.
“Kekuatan ini yang tidak dimiliki negara lain. Pemerintah juga berbuat baik dengan kebijakan-kebijakannya. Karena itu mari kita solidkan barisan dan kekompakan, Insya Allah dengan itu bisa meredam Covid-19,” kata Gus AMI saat menyapa warga Demak secara virtual, Selasa, (17/11/2020). (Baca juga: Perlu Strategi Khusus dalam Menghadapi Pandemi, Ini Caranya)
Di tengah kondisi saat ini, lanjut Gus AMI, tidak ada pilihan bagi setiap elemen masyarakat kecuali tetap eksis, mandiri, kuat dan menjalankan semua aktivitas yang mampu dilakukan dengan baik. Semua industri juga macet yang mengakibatkan PHK. Sehingga daya beli menurun. Oleh karena itu, Gus AMI mengutarakan tiga penanganan darurat yang didorong di Parlemen. (Baca juga: IDI: Mobilitas Masyarakat Mempengaruhi Lonjakan Kasus COVID-19 di Tanah Air)
Pertama, darurat pendidikan harus diantisipasi dengan baik. Gus AMI bersyukur pesantren sejauh ini hadir menjadi solusi darurat pendidikan yang terbaik hari ini. Pesantren telah memberikan jalan keluar saat pendidikan jarak jauh (PJJ) tidak efektif. “Oleh karena itu, saya berpesan Bu Esti maupun Pak Ali Makhsun saya minta pendidikan dijadikan prioritas, terutama di pesantren. Saya juga sudah meminta Mendikbud untuk turun melihat fakta itu. Demak harus menjadi contoh bagi Indonesia dan negara lain,” tutur Gus AMI. (Baca juga: Masih Banyak Kerumunan, Kapan Covid-19 Pergi dari Indonesia?)
Kedua, darurat ekonomi. Gus AMI menyatakan, darurat ekonomi perlu diantisipasi baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha dan lembaga pendidikan yang mencetak kapasitas dan pelaku usaha sebanyak mungkin. “Bu Esti saya minta UKM ini harus menjadi motor penggerak ekonomi di Demak. Saya juga mendorong pesantren mencetak enterpreneurship sebanyak mungkin. Negara maju jika 2,5% penduduknya adalah enterpreneur,” tutur Gus AMI.
Ketiga, kerawanan-kerawanan krisis. Baik ekonomi yang bisa berdampak pada ketimpangan, krisis sosial yang menyebabkan kekerasan, perpecahan dan kriminalitas yang meningkat. Gus AMI menyatakan, tidak ada pilihan bahwa jalan menyelesaikan persoalan itu adalah dengan menggalakkan infaq, sedekah dan zakat. Ketiganya bisa menjadi solusi bagi krisis sosial di tengah pandemi Covid-19. “Saya instruksikan kader PKB menjadi motor mengoptimalkan kebijakan infaq, zakat dan sedekah di Demak. Dan Insya Allah kalau pasangan nomor 1 ini menang, semua itu akan kita atasi,” tukas Gus AMI.
Dalam kesempatan itu, hadir secara virtual nelayan Bonang, petani dempet, guru ngaji di Mranggen, dan pelaku UMKM di Pasar Wonosalam. Hadir pula Sekretaris Fraksi PKB DPR, Fathan Subchi, Ketua DPW PKB Jateng, KH. Yusuf Chudlory dan Sekretaris DPW Jateng, Sukirman
“Kekuatan ini yang tidak dimiliki negara lain. Pemerintah juga berbuat baik dengan kebijakan-kebijakannya. Karena itu mari kita solidkan barisan dan kekompakan, Insya Allah dengan itu bisa meredam Covid-19,” kata Gus AMI saat menyapa warga Demak secara virtual, Selasa, (17/11/2020). (Baca juga: Perlu Strategi Khusus dalam Menghadapi Pandemi, Ini Caranya)
Di tengah kondisi saat ini, lanjut Gus AMI, tidak ada pilihan bagi setiap elemen masyarakat kecuali tetap eksis, mandiri, kuat dan menjalankan semua aktivitas yang mampu dilakukan dengan baik. Semua industri juga macet yang mengakibatkan PHK. Sehingga daya beli menurun. Oleh karena itu, Gus AMI mengutarakan tiga penanganan darurat yang didorong di Parlemen. (Baca juga: IDI: Mobilitas Masyarakat Mempengaruhi Lonjakan Kasus COVID-19 di Tanah Air)
Pertama, darurat pendidikan harus diantisipasi dengan baik. Gus AMI bersyukur pesantren sejauh ini hadir menjadi solusi darurat pendidikan yang terbaik hari ini. Pesantren telah memberikan jalan keluar saat pendidikan jarak jauh (PJJ) tidak efektif. “Oleh karena itu, saya berpesan Bu Esti maupun Pak Ali Makhsun saya minta pendidikan dijadikan prioritas, terutama di pesantren. Saya juga sudah meminta Mendikbud untuk turun melihat fakta itu. Demak harus menjadi contoh bagi Indonesia dan negara lain,” tutur Gus AMI. (Baca juga: Masih Banyak Kerumunan, Kapan Covid-19 Pergi dari Indonesia?)
Kedua, darurat ekonomi. Gus AMI menyatakan, darurat ekonomi perlu diantisipasi baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha dan lembaga pendidikan yang mencetak kapasitas dan pelaku usaha sebanyak mungkin. “Bu Esti saya minta UKM ini harus menjadi motor penggerak ekonomi di Demak. Saya juga mendorong pesantren mencetak enterpreneurship sebanyak mungkin. Negara maju jika 2,5% penduduknya adalah enterpreneur,” tutur Gus AMI.
Ketiga, kerawanan-kerawanan krisis. Baik ekonomi yang bisa berdampak pada ketimpangan, krisis sosial yang menyebabkan kekerasan, perpecahan dan kriminalitas yang meningkat. Gus AMI menyatakan, tidak ada pilihan bahwa jalan menyelesaikan persoalan itu adalah dengan menggalakkan infaq, sedekah dan zakat. Ketiganya bisa menjadi solusi bagi krisis sosial di tengah pandemi Covid-19. “Saya instruksikan kader PKB menjadi motor mengoptimalkan kebijakan infaq, zakat dan sedekah di Demak. Dan Insya Allah kalau pasangan nomor 1 ini menang, semua itu akan kita atasi,” tukas Gus AMI.
Dalam kesempatan itu, hadir secara virtual nelayan Bonang, petani dempet, guru ngaji di Mranggen, dan pelaku UMKM di Pasar Wonosalam. Hadir pula Sekretaris Fraksi PKB DPR, Fathan Subchi, Ketua DPW PKB Jateng, KH. Yusuf Chudlory dan Sekretaris DPW Jateng, Sukirman
(cip)
tulis komentar anda