IDI: Mobilitas Masyarakat Mempengaruhi Lonjakan Kasus COVID-19 di Tanah Air

Senin, 16 November 2020 - 15:51 WIB
loading...
IDI: Mobilitas Masyarakat Mempengaruhi Lonjakan Kasus COVID-19 di Tanah Air
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Adib Khumaidi mengatakan mobilitas yang terjadi di masyarakat mempengaruhi lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Beberapa waktu lalu, selama dua hari berturut-turut penambahan kasus COVID-19 sempat mencapai lebih dari 5.000 kasus per hari. Ketua Tim Mitigasi COVID-19 sekaligus Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ), dr Adib Khumaidi mengatakan mobilitas yang terjadi di masyarakat mempengaruhi lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air.

“Jadi kita sudah banyak lesson learn lah, pelajaran dari kasus-kasus yang sebelumnya. Kemudian ketika berbicara mengenai fluktuasi memang kita tidak bisa mengatakan bahwa kita sudah sampai puncak. Tapi fluktuasi ini sangat terpengaruh dengan mobilitas yang terjadi di masyarakat,” ujar Adib di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (16/11/2020). (Baca juga: Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Ajak Perangi Covid-19)

Adib pun mengungkapkan salah satu contoh dari data yang didapatkan pada bulan Mei, dimana pada saat itu ada long weekend yang akhirnya meningkatkan fluktuasi sampai sekitar 20%. “Long weekend pada bulan Agustus juga meningkat lebih dari 10%. Dengan angka-angka tes rate, itu persentase tes rate-nya itu meningkat lebih dari 20%,” ungkap Adib.

“Nah ini tentunya, kalau kita melihat apalagi kemarin kita juga dihadapkan dengan long weekend, maka bukan tidak mungkin yang saat ini, yang kemarin pada saat hari long weekend itu sudah turun, bahkan di Wisma Atlet itu sudah turun sampai 44%, saat ini ada kecenderungan naik lagi, yang kemungkinan besar ini adalah dampak dari mobilitas yang terjadi di masyarakat. Sehingga meningkatkan fluktuasi daripada angka positif terjadi di masyarakat juga,” jelas Adib.

Lalu, Adib pun menegaskan bahwa faktor kerumunan tanpa jaga jarak juga berpotensi mempercepat penularan COVID-19 antar manusia. “Jelas itu, pasti ada faktor dari sana juga. Karena kita tahun konsep 3M yang selalu kita sampaikan, bahwa menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan kalau itu yang diterapkan, memakai masker saja kalau diterapkan itu akan bisa menurunkan lebih dari 85%. Kemudian ditambah menjaga jarak itu akan bertambah 85%. Kalau tiga-tiganya itu akan diterapkan bisa menurunkan laju pengeluaran sampai 95%.” (Baca juga: Ini Risiko Buka-Tutup Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19)

Artinya, kata Adib, jika ada kondisi fluktuasi kenaikan kasus COVID-19 maka bisa diakibatkan tidak disiplin 3M. “Maka bukan tidak mungkin faktor transmisi penularan diakibatkan oleh tiga hal tadi. Artinya kita tahu bahwa dan masih banyak melihat, kepatuhan memakai masker, kemudian kita masih melihat terjadinya kerumunan, ini faktor yang berpotensi untuk kemudian menambah laju nyata atau transmisi penularan dari virus itu sendiri lagi,” paparnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1430 seconds (0.1#10.140)