Umrah Diizinkan, Sandi Uno Ingatkan Penerapan Protokol Kesehatan Ketat

Senin, 16 November 2020 - 16:02 WIB
"Saya sendiri berencana pergi (umrah) semoga tidak lama lagi ke Makkah dan Madinah. Tapi saya rasa prosedur bilateral perlu diterapkan. Ini semacam perjanjian gelembung perjalanan yang baru perjanjian bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi. Kita harus mengurangi risiko selama haji dan umrah demi kesehatan masyarakat kita," ujarnya.

Sandi juga mendorong agar diperketat protokol kesehatan untuk menanggulangi segala risiko yang terkait dengan kasus yang masuk atau keluar.

"Ini pernah terjadi sebelumnya, wabah meningitis pernah merebak dimana ada banyak jemaah yang terinfeksi virus meningitis. Tapi kita punya vaksin dan itu jadi syarat wajib bagi yang divaksin sebelum haji dan umrah. Jadi ini harus diterapkan karantina 14 hari seperti. Harus ada disiplin yang ketat dalam tata cara distribusi vaksin," ujar Sandi.

Untuk prosedur mengenai cara sosialisasi dan edukasi persyaratan tersebut, Sandi menyarankan agar dilakukan dengan iklan layanan masyarakat dan pemanfaatan media sosial. Selain itu, pengambilan sampel serta cara pengambilan kebijakan juga harus dilakukan berdasarkan data dan fakta ilmiah untuk mengurangi risiko bagi kesehatan masyarakat.

"Jadi keselamatan masyarakat yang utama," jelas Sandi.

Pendiri Rumah Siap Kerja ini mengingatkan, para jamaah haji menunggu giliran untuk pergi haji selama 18 sampai 19 tahun, dengan adanya pandemi ini penantian mereka bertambah 1 tahun.

"Jadi itu sebabnya sebagian dari mereka menjalankan umroh karena mereka tidak tahu apakah mereka masih ada setelah 18 sampai 19 tahun. Jadi ini masa yang sulit tapi kita tetap mengutamakan keselamatan," kata Sandi mengingatkan.
(maf)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More