Bangkitkan Semangat Pemuda melalui Pemahamanan Perjuangan Pahlawan
Rabu, 11 November 2020 - 16:36 WIB
“Teruslah belajar dan meraih mimpi yang lebih tinggi, jelajahi dunia dan majukan Indonesia,” pesan Sastia di akhir paparan.
Di penghujung acara, Ahmad Fuadi membagikan kisahnya berkeliling dunia yang bukan hanya sekadar untuk melanjutkan pendidikan dan meningkatkan kemampuan menulis namun juga untuk membagi pengalamannya menulis beberapa buku best seller. “Tulisan lebih kuat dari peluru, tulislah minimal satu buku dalam hidupmu,” terangnya.
Ia juga mengatakan, penting bagi seseorang untuk merantau demi melawan zona nyaman. Meski tidak nyaman, daya ikhlas menjadi penentu keberhasilan. Menurutnya, kesungguhan dalam berjuang dan daya impian, harus dibela dan didoakan. “Kuasai minimal salah satu bahasa asing untuk bisa kuasai pintu-pintu ilmu”, pesan pemeroleh 10 beasiswa luar negeri itu.
Selain menggelar Webinar, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-92, juga menggelar kegiatan bertajuk “Tapak Tilas Virtual Pergerakan Pemuda Meraih Indonesia Merdeka”. Tapak Tilas Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia ini berlangsung pada 31 Oktober 2020 pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB.
Animo para pelajar Indonesia untuk menapaktilasi sejarah kemerdekaan masih sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan pada membludaknya pendaftar perhelatan Tapak Tilas Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia.
Data rekapitulasi peserta per 27 Oktober 2020 dari Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Puspeka Kemendikbud) mencatatkan sudah terdapat 4.800 peserta yang terdiri dari 2.036 siswa jenjang Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Luar Biasa atau Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa, 1.227 siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, 806 siswa jenjang Sekolah Dasar/ Sekolah Dasar Luar Biasa, dan 731 mahasiswa.
Dia berharap antusiasme para siswa dapat sekaligus mengajarkan siswa nilai-nilai karakater Pancasila, seperti cinta tanah air, nasionalisme, sadar berbangsa dan bernegara dan bergotong royong. "Para siswa akan diajak untuk tur museum secara virtual, mengikuti kuis-kuis bertemakan sejarah, dan bahkan terdapat proyek karya akhir siswa," ujarnya.
Di penghujung acara, Ahmad Fuadi membagikan kisahnya berkeliling dunia yang bukan hanya sekadar untuk melanjutkan pendidikan dan meningkatkan kemampuan menulis namun juga untuk membagi pengalamannya menulis beberapa buku best seller. “Tulisan lebih kuat dari peluru, tulislah minimal satu buku dalam hidupmu,” terangnya.
Ia juga mengatakan, penting bagi seseorang untuk merantau demi melawan zona nyaman. Meski tidak nyaman, daya ikhlas menjadi penentu keberhasilan. Menurutnya, kesungguhan dalam berjuang dan daya impian, harus dibela dan didoakan. “Kuasai minimal salah satu bahasa asing untuk bisa kuasai pintu-pintu ilmu”, pesan pemeroleh 10 beasiswa luar negeri itu.
Selain menggelar Webinar, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-92, juga menggelar kegiatan bertajuk “Tapak Tilas Virtual Pergerakan Pemuda Meraih Indonesia Merdeka”. Tapak Tilas Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia ini berlangsung pada 31 Oktober 2020 pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB.
Animo para pelajar Indonesia untuk menapaktilasi sejarah kemerdekaan masih sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan pada membludaknya pendaftar perhelatan Tapak Tilas Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia.
Data rekapitulasi peserta per 27 Oktober 2020 dari Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Puspeka Kemendikbud) mencatatkan sudah terdapat 4.800 peserta yang terdiri dari 2.036 siswa jenjang Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Luar Biasa atau Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa, 1.227 siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, 806 siswa jenjang Sekolah Dasar/ Sekolah Dasar Luar Biasa, dan 731 mahasiswa.
Dia berharap antusiasme para siswa dapat sekaligus mengajarkan siswa nilai-nilai karakater Pancasila, seperti cinta tanah air, nasionalisme, sadar berbangsa dan bernegara dan bergotong royong. "Para siswa akan diajak untuk tur museum secara virtual, mengikuti kuis-kuis bertemakan sejarah, dan bahkan terdapat proyek karya akhir siswa," ujarnya.
tulis komentar anda