Bangkitkan Semangat Pemuda melalui Pemahamanan Perjuangan Pahlawan

Rabu, 11 November 2020 - 16:36 WIB
Jangan pernah apatis sebagai pemuda, meskipun perjuangan kita belum didengar pemerintah. Apa yang kita lakukan adalah hal yang mulia.
JAKARTA - Sebagian besar pemuda, akan mencari mata pencaharian di Kota usai menempuh pendidikan tingginya. Mengingat di Desa, tidak menjanjikan kehidupan yang didambakan. Tapi tidak bagi Stanley Ferdinandus, pemuda asal Maluku ini.

Stanley memutuskan kembali ke Ambon, setelah menempuh pendidikan tingginya di luar kota. Semangat perjuangannya muncul dilatari karena melihat keterpurukan yang dialami masyarakat Maluku terutama paska konflik horisontal yang meluluhlantahkan Maluku sejak tahun 1999.

Keadaan ini mendorong beberapa pemuda yang ada di Ambon untuk bergerak bersama bagi Maluku. Meski di awal pergerakan kediaman Stanley sempat dibakar oknum masyarakat namun semangatnya membangun Maluku tidak surut. ‘Heka Leka’ menjadi simbol semangat untuk terus berkolaborasi dengan sesama insan dan organisasi yang peduli untuk membangun dunia pendidikan di Maluku hingga ke pelosok.



“Jangan pernah apatis sebagai pemuda, meskipun perjuangan kita belum didengar pemerintah. Apa yang kita lakukan adalah hal yang mulia”, tegas Stanley.

Kisah Stanley ini, menjadi satu dari sekian pemuda, yang mampu membangkitkan motivasi berdasar pengalaman menempuh perjuangan di bidangnya masing-masing. Stanley dihadirkan menjadi narasumber memperingati Hari Sumpah Pemuda, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) web seminar (webinar) bertema ‘Pemuda Penggagas Tanpa Batas’.

Selain Stanley, dihadirkan juga Pamong Budaya Ahli Utama dan Koordinator Umum Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020, Sri Hartini, menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kemendikbud senantiasa mendukung tumbuhnya inisiatif-inisiatif lokal bagi kemajuan daerah dan Indonesia.

Oleh karenanya, Ditjen Kebudayaan menginisiasi berbagai program yang menampilkan karya generasi muda baik produk maupun pagelaran budaya. Program ini lanjut Sri, dilakukan bekerja sama dengan platform penjualan (daring) untuk menyalurkan atau memasarkan produk-produk kebudayaan tersebut. “Tantangan bagi pemuda, isi kemerdekaan dengan banyak hal positif, jadilah penggagas, bukan pengikis,” pesan Sri.

Pembicara selanjutnya adalah perempuan peneliti Indonesia dari negeri Sakura, Sastia Prama Putri. Ia mengisahkan bagaimana tantangan seorang peneliti perempuan yang dirasakannya sangat tidak mudah. "Riset bukan hal yang mudah, dan kegagalan merupakan bagian darinya. Kita harus memiliki mental kuat untuk menjadi peneliti dan semangat positif setiap waktu," tegasnya.

Setelah menyelesaikan studi S3, Sastia masih tetap berjuang di bidangnya sebagai ilmuwan. Beberapa hasil dari perjuangan tersebut adalah Sastia mendapatkan Miyata Award 20 Oktober 2020 sebagai dosen muda di bidang Engineering yang mengantarkannya untuk berkunjung ke Harvard University di tahun 2021 dan 2022.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More