Media Dinilai Sangat Berperan dalam Penanganan Pandemi
Rabu, 11 November 2020 - 13:59 WIB
"Sehingga malah menambah jumlah orang yang kena Covid. Nah, jangan-jangan kita analogikan bahwa apakah sumber terbesar Covid-19 pasti karena virus, tapi apakah jangan-jangan psikologis yang dibangun oleh kondisi masyarakat yang menyebabkan terpaparnya Covid-19 menjadi tinggi," ungkap Pamungkas.
Pamungkas memberikan sebuah contoh salah satunya informasi mengenai berjemur dibawah matahari pun juga semuanya ada kesimpangsiuran.
"Kemudian minum empon-empon apa aja juga menimbulkan informasi simpang siur. Kesimpangsiuran itu yang akhirnya kita mempertanyakan bahwa apakah kasus terbanyak Covid-19 karena virus atau karena psikologis kita yang menyebabkan daya tahan tubuh kita menurun," katanya.
Sehingga, tegas Pamungkas media itu sangat berperan untuk sebuah pencegahan pandemi.
"Jadi ini tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di Amerika juga di Eropa. Dimana di Amerika sekian juga orang terkena virus karena berita-berita yang tidak simetris dengan kepemimpinan yang menyatakan bahwa Covid-19 harus dihadapi," ujarnya.
"Sehingga terjadi simpang siur. Ada yang menganggap enteng-enteng saja. Hampir tidak mungkin media bisa mengalahkan kebijakan publik dari sebuah pemimpin. Media bentuknya partisipatif," kata Pamungkas.
Oleh karena itu, tegas Pamungkas peran pentahelix salah satunya media menjadi kunci dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Itu kira-kira bahwa pandemi Covid-19 ini salah satunya untuk penangananya adalah partisipasi semua pihak atau yang disebut dengan pentahelix. Nah, kalau tidak ada yang aware maka jebollah sistem kesehatan kita, dokter menjadi tidak kuat. Nah peran semua pihak ini penting, salah satunya media untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pandemi Covid-19 ini," tuturnya.
Pamungkas memberikan sebuah contoh salah satunya informasi mengenai berjemur dibawah matahari pun juga semuanya ada kesimpangsiuran.
"Kemudian minum empon-empon apa aja juga menimbulkan informasi simpang siur. Kesimpangsiuran itu yang akhirnya kita mempertanyakan bahwa apakah kasus terbanyak Covid-19 karena virus atau karena psikologis kita yang menyebabkan daya tahan tubuh kita menurun," katanya.
Sehingga, tegas Pamungkas media itu sangat berperan untuk sebuah pencegahan pandemi.
"Jadi ini tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di Amerika juga di Eropa. Dimana di Amerika sekian juga orang terkena virus karena berita-berita yang tidak simetris dengan kepemimpinan yang menyatakan bahwa Covid-19 harus dihadapi," ujarnya.
"Sehingga terjadi simpang siur. Ada yang menganggap enteng-enteng saja. Hampir tidak mungkin media bisa mengalahkan kebijakan publik dari sebuah pemimpin. Media bentuknya partisipatif," kata Pamungkas.
Oleh karena itu, tegas Pamungkas peran pentahelix salah satunya media menjadi kunci dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Itu kira-kira bahwa pandemi Covid-19 ini salah satunya untuk penangananya adalah partisipasi semua pihak atau yang disebut dengan pentahelix. Nah, kalau tidak ada yang aware maka jebollah sistem kesehatan kita, dokter menjadi tidak kuat. Nah peran semua pihak ini penting, salah satunya media untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pandemi Covid-19 ini," tuturnya.
(maf)
tulis komentar anda