Pengamat Imbau Anak Muda Berpolitik dengan Cerdas dan Akal Sehat
Sabtu, 07 November 2020 - 17:28 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Abi Rekso mengajak generasi muda berpolitik secara cerdas dengan akal sehat dan meninggalkan pola-pola lama yang banyak berbicara tanpa landasan yang kuat. (Baca juga: Relawan Jokowi: Menteri yang Orientasinya 2024 Sebaiknya Dicopot)
"Saya rasa generasi muda yang terjun politik harus mendidik rakyat dengan akal sehat. Bukan malah terus menghasut rakyat agar berfikir sesat. Itu tindakan jahat,” katanya, Sabtu (7/11/2020). (Baca juga: Perbaiki Kinerja Kabinet, Relawan Jokowi Dorong Reshuffle)
Pernyataan tersebut merespons berita bahwa Jokowi Mania (Jo-Man), mengadakan konferensi media terkait evaluasi kinerja kabinet Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Dalam acara itu, Immanuel Ebenezer selaku Ketua Umum mengajukan 10 nama menteri yang harus diganti. Sepuluh nama itu antara lain, Mensesneg Pratikno, Menparekraf Wisnutama, Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menteri KKP Edhy Prabowo, dan Menkominfo Jhony G Plate, serta Menkes dokter Terawan Agus Putranto. Termasuk Menag Fachrul Razi, Menkumham Yasonna Laoly. Selain itu, Immanuel Ebenezer juga menuding Menteri Sekretaris Negara Pratikno telah berpolitik dan berbisnis. (Baca juga: Reshuffle Jalan Terbaik bagi Menteri Berkinerja 'Memble' dan 'Mbalelo')
Abi juga mempertanyakan kualitas dan metode evaluasi yang dipamerkan Ketua Jo-Man. Karena jika evaluasi kinerja kementerian berdasarkan akal sehat, maka yang muncul adalah Key Performance Indicator (KPI). Bukan asal sebut nama pejabat kementerian. "Kalau sekedar mengeluarkan rilis evaluasi kinerja kementerian, tanpa metode dan kriteria yang jelas itu seperti survei bodong. Kalau itu penipu juga bisa." jelas Abi Rekso.
Abi juga melanjutkan, pola-pola survei seperti ini sarat akan agenda titipan. Karena publik hanya diberikan nama-nama. Tanpa mengedukasi publik soal metode, capaian kinerja bahkan kriteria-kriteria kepemimpinan. Abi Rekso berpendapat, jika Jo-Man memang punya akses langsung ke Presiden, sebaiknya usulan itu langsung saja ke Presiden Jokowi. Itu cara yang lebih tepat.
Ketika ditanya wartawan terkait dengan anggapan Immanuel Ebenezer terhadap Mensesneg Pratikno yang berpolitik dan berbisnis, Abi berpendapat itu seperti fitnah. "Kalau Mensesneg dituduh berpolitik, harusnya saudara Immanuel paham bahwa Presiden pun berpolitik. Mengurus negara ya itu berpolitik. Namun, soal tuduhan berbisnis. Saya mendukung saudara Immanuel untuk membuka ke publik segera. Agar tidak menjadi fitnah. Karena itu bisa menjadi delik aduan." papar Abi Rekso.
"Saya rasa generasi muda yang terjun politik harus mendidik rakyat dengan akal sehat. Bukan malah terus menghasut rakyat agar berfikir sesat. Itu tindakan jahat,” katanya, Sabtu (7/11/2020). (Baca juga: Perbaiki Kinerja Kabinet, Relawan Jokowi Dorong Reshuffle)
Pernyataan tersebut merespons berita bahwa Jokowi Mania (Jo-Man), mengadakan konferensi media terkait evaluasi kinerja kabinet Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Dalam acara itu, Immanuel Ebenezer selaku Ketua Umum mengajukan 10 nama menteri yang harus diganti. Sepuluh nama itu antara lain, Mensesneg Pratikno, Menparekraf Wisnutama, Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menteri KKP Edhy Prabowo, dan Menkominfo Jhony G Plate, serta Menkes dokter Terawan Agus Putranto. Termasuk Menag Fachrul Razi, Menkumham Yasonna Laoly. Selain itu, Immanuel Ebenezer juga menuding Menteri Sekretaris Negara Pratikno telah berpolitik dan berbisnis. (Baca juga: Reshuffle Jalan Terbaik bagi Menteri Berkinerja 'Memble' dan 'Mbalelo')
Abi juga mempertanyakan kualitas dan metode evaluasi yang dipamerkan Ketua Jo-Man. Karena jika evaluasi kinerja kementerian berdasarkan akal sehat, maka yang muncul adalah Key Performance Indicator (KPI). Bukan asal sebut nama pejabat kementerian. "Kalau sekedar mengeluarkan rilis evaluasi kinerja kementerian, tanpa metode dan kriteria yang jelas itu seperti survei bodong. Kalau itu penipu juga bisa." jelas Abi Rekso.
Abi juga melanjutkan, pola-pola survei seperti ini sarat akan agenda titipan. Karena publik hanya diberikan nama-nama. Tanpa mengedukasi publik soal metode, capaian kinerja bahkan kriteria-kriteria kepemimpinan. Abi Rekso berpendapat, jika Jo-Man memang punya akses langsung ke Presiden, sebaiknya usulan itu langsung saja ke Presiden Jokowi. Itu cara yang lebih tepat.
Ketika ditanya wartawan terkait dengan anggapan Immanuel Ebenezer terhadap Mensesneg Pratikno yang berpolitik dan berbisnis, Abi berpendapat itu seperti fitnah. "Kalau Mensesneg dituduh berpolitik, harusnya saudara Immanuel paham bahwa Presiden pun berpolitik. Mengurus negara ya itu berpolitik. Namun, soal tuduhan berbisnis. Saya mendukung saudara Immanuel untuk membuka ke publik segera. Agar tidak menjadi fitnah. Karena itu bisa menjadi delik aduan." papar Abi Rekso.
(cip)
tulis komentar anda