Pengamat Sebut Penghargaan ke Gatot Nurmantyo Bukan untuk Pembungkaman
Sabtu, 07 November 2020 - 13:40 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia yang juga Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pemberian penghargaan Bintang Mahaputera kepada eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo bukanlah sebuah bentuk pembungkaman.
(Baca juga: Menristek Siapkan Rp300 Miliar untuk Uji Klinis Vaksin Merah Putih)
Gatot diketahui kerap mengkritisi kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
(Baca juga: Masuk Zona Resesi, Indonesia Optimis Ekonomi Segera Bangkit)
Adi menyatakan, penghargaan tersebut bukan hanya diberikan kepada Gatot saja, akan tetapi juga diberikan kepada para mantan panglima lainnya yang dinilai memiliki banyak sumbangsihnya kepada negara.
"Saya kira agak sulit ya, penghargaan Bintang Mahaputera ini kan bukan hanya diberikan kepada Pak Gatot sebagai mantan Panglima TNI, tetapi hampir diberikan kepada semua mantan panglima yang dianggap memiliki sumbangsih untuk kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya dilihat dalam video yang diunggah oleh iNews TV, Sabtu (7/11/2020).
Dia mengatakan, dugaan pembungkaman baru bisa terjadi jika penghargaan tersebut hanya diberikan kepada Gatot saja. Menurutnya, hal lebih menarik untuk disimak adalah pola komunikasi pemerintah yang menggunakan media sosial Menko Polhukam Mahfud MD untuk mengumumkan akan diadakan pemberian penghargaan tersebut.
"Beda ceritanya kalau penghargaan ini hanya diberikan kepada Pak Gatot. Pak Gatot satu-satunya orang yang diberikan penghargaan. Soal pola komunikasi politik pemerintah, kenapa pemberian penghargaan ini dibocorokan oleh twitternya Pak Mahfud," ujarnya.
Atas hal itu, Adi menilai bahwasanya pemerintah ingin melihat reaksi dari masyarakat terhadap rencana pemberian penghargaan kepada Gatot. Cara tersebut, menurutnya, mirip dengan apa yang dilakukan pemerintah saat mengumumkan akan memberikan penghargaan kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon.
(Baca juga: Menristek Siapkan Rp300 Miliar untuk Uji Klinis Vaksin Merah Putih)
Gatot diketahui kerap mengkritisi kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
(Baca juga: Masuk Zona Resesi, Indonesia Optimis Ekonomi Segera Bangkit)
Adi menyatakan, penghargaan tersebut bukan hanya diberikan kepada Gatot saja, akan tetapi juga diberikan kepada para mantan panglima lainnya yang dinilai memiliki banyak sumbangsihnya kepada negara.
"Saya kira agak sulit ya, penghargaan Bintang Mahaputera ini kan bukan hanya diberikan kepada Pak Gatot sebagai mantan Panglima TNI, tetapi hampir diberikan kepada semua mantan panglima yang dianggap memiliki sumbangsih untuk kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya dilihat dalam video yang diunggah oleh iNews TV, Sabtu (7/11/2020).
Dia mengatakan, dugaan pembungkaman baru bisa terjadi jika penghargaan tersebut hanya diberikan kepada Gatot saja. Menurutnya, hal lebih menarik untuk disimak adalah pola komunikasi pemerintah yang menggunakan media sosial Menko Polhukam Mahfud MD untuk mengumumkan akan diadakan pemberian penghargaan tersebut.
"Beda ceritanya kalau penghargaan ini hanya diberikan kepada Pak Gatot. Pak Gatot satu-satunya orang yang diberikan penghargaan. Soal pola komunikasi politik pemerintah, kenapa pemberian penghargaan ini dibocorokan oleh twitternya Pak Mahfud," ujarnya.
Atas hal itu, Adi menilai bahwasanya pemerintah ingin melihat reaksi dari masyarakat terhadap rencana pemberian penghargaan kepada Gatot. Cara tersebut, menurutnya, mirip dengan apa yang dilakukan pemerintah saat mengumumkan akan memberikan penghargaan kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon.
tulis komentar anda