Bisakah Berdamai dengan Covid-19? Begini Pendapat Pakar Epidemiologi
Sabtu, 09 Mei 2020 - 00:50 WIB
Menurut Tri Yunis saat ini sebenarnya belum ada tanda-tanda penurunan penyebaran virus Sars Cov-II. Alasannya, orang positif baru masih di atas 300 per hari.
Jika memaksa perekonomian dibuka, pemda harus melakukan pemeriksaan, misalnya terhadap penjual dan pembeli di pasar tradisional. Pasar merupakan titik berkerumun manusia yang berpotensi terjadi penularan.
“Kalau itu (survei-red) dilakukan, aman saja. Yang membiarkan pasar terbuka harus dijamin dengan survei. Itu hanya dilakukan di beberapa dearah itu. Di Jakarta tidak dilakukan,” terangnya.
Dosen Universitas Indonesia itu menyatakan virus Corona bisa dihentikan tanpa menggunakan vaksin. Syaratnya, hentikan penyebaran sampai nol kasus. Masalah di Indonesia ada pada upaya pendeteksian dan pelacakan yang masih rendah.
“Di kita tidak ada upaya yang demam dan panas itu di-rapid dan PCR seperti Korea Selatan. Di Korea dengan begitu, semua kasus bisa dideteksi, melakukan isolasi, dan social distancing,” tuturnya.
Jika memaksa perekonomian dibuka, pemda harus melakukan pemeriksaan, misalnya terhadap penjual dan pembeli di pasar tradisional. Pasar merupakan titik berkerumun manusia yang berpotensi terjadi penularan.
“Kalau itu (survei-red) dilakukan, aman saja. Yang membiarkan pasar terbuka harus dijamin dengan survei. Itu hanya dilakukan di beberapa dearah itu. Di Jakarta tidak dilakukan,” terangnya.
Dosen Universitas Indonesia itu menyatakan virus Corona bisa dihentikan tanpa menggunakan vaksin. Syaratnya, hentikan penyebaran sampai nol kasus. Masalah di Indonesia ada pada upaya pendeteksian dan pelacakan yang masih rendah.
“Di kita tidak ada upaya yang demam dan panas itu di-rapid dan PCR seperti Korea Selatan. Di Korea dengan begitu, semua kasus bisa dideteksi, melakukan isolasi, dan social distancing,” tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda