Cak Imin: Ada Kesalahan Pola dan Paradigma Pembangunan
Sabtu, 09 Mei 2020 - 00:16 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar menilai ada kesalahan pola dan paradigma dalam pembangunan di negeri ini. Karena itu, perlu ada reformulasi dan reorientasi, serta perubahan pola pembangunan.
Dia mencontohkan, mengenai keterbatasan tenaga dokter. Begitu pula sarana kesehatan yang jauh dari kemampuan dan serba impor.
Tidak hanya itu, stok pangan juga dalam kondisi rawan, disiplin publik rendah, anggaran terbatas, dan kerusakan alam terus terjadi.
"Reformulasi, reinstall, reorientasi, perubahan pola. Faktanya dokter terbatas, sarana kesehatan jauh dari kemampuan, serba import, pangan rawan, disiplin publik rendah, anggaran terbatas, kerusakan alam jalan terus, bukan salah siapa-siapa tapi salah pola dan paradigma pembangunan," kata Cak Imin yang juga Ketua Tim Pengawasan DPR terhadap Pelaksanaan Penanganan Bencana Pandemi Covid-19 melalui akun Facebook miliknya seperti dikutip SINDOnews, Jumat (8/5/2020).
Sementara itu, Kepala Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam paparannya menjelaskan strategi yang dilakukan selama ini dalam penanganan Covid-19, salah satunya yaitu tidak menjadikan dokter sebagai ujung tombak penanggulangan Covid-19.
"Kami membuat konsep tidak menjadikan dokter, tidak menjadikan medis sebagai ujung tombak, tapi menjadikan masyarakat ini supaya tidak sakit. Yang sehat tetap sehat, yang kurang sehat harus sembuh, yang sudah terlanjur sakit diobati sampai sembuh. Sehingga dokter ini adalah benteng terakhir bangsa kita," kata Doni dalam rapat kerja dengan Tim Pengawas DPR yang disiarkan daring atau online.
Doni mengatakan, kebijakan ini diambil mengingat rasio jumah dokter yang ada saat ini tidak sebanding dengan jumlah pasien positif. Selain itu, pihaknya juga tengah mengedepankan penanganan di aspek psikologis yang bisa meningkatkan imunitas tubuh.
Dia mencontohkan, mengenai keterbatasan tenaga dokter. Begitu pula sarana kesehatan yang jauh dari kemampuan dan serba impor.
Tidak hanya itu, stok pangan juga dalam kondisi rawan, disiplin publik rendah, anggaran terbatas, dan kerusakan alam terus terjadi.
"Reformulasi, reinstall, reorientasi, perubahan pola. Faktanya dokter terbatas, sarana kesehatan jauh dari kemampuan, serba import, pangan rawan, disiplin publik rendah, anggaran terbatas, kerusakan alam jalan terus, bukan salah siapa-siapa tapi salah pola dan paradigma pembangunan," kata Cak Imin yang juga Ketua Tim Pengawasan DPR terhadap Pelaksanaan Penanganan Bencana Pandemi Covid-19 melalui akun Facebook miliknya seperti dikutip SINDOnews, Jumat (8/5/2020).
Sementara itu, Kepala Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam paparannya menjelaskan strategi yang dilakukan selama ini dalam penanganan Covid-19, salah satunya yaitu tidak menjadikan dokter sebagai ujung tombak penanggulangan Covid-19.
"Kami membuat konsep tidak menjadikan dokter, tidak menjadikan medis sebagai ujung tombak, tapi menjadikan masyarakat ini supaya tidak sakit. Yang sehat tetap sehat, yang kurang sehat harus sembuh, yang sudah terlanjur sakit diobati sampai sembuh. Sehingga dokter ini adalah benteng terakhir bangsa kita," kata Doni dalam rapat kerja dengan Tim Pengawas DPR yang disiarkan daring atau online.
Doni mengatakan, kebijakan ini diambil mengingat rasio jumah dokter yang ada saat ini tidak sebanding dengan jumlah pasien positif. Selain itu, pihaknya juga tengah mengedepankan penanganan di aspek psikologis yang bisa meningkatkan imunitas tubuh.
(dam)
tulis komentar anda