Ini Kronologi Tewasnya Pendeta Yeremia Hasil Investigasi Tim Haris Azhar

Kamis, 29 Oktober 2020 - 13:44 WIB
"Langsung ada perintah angkat tangan! Sambil mengangkat tangan Pendeta Yeremia mengatakan dirinya adalah Hamba Tuhan. Namun, dua anggota TNI tetap melepaskan dua tembakan. Satu ke tangan kiri dan tembakan lainnya ke arah dinding. Pendeta jatuh lalu diduga ditusuk dengan pisau tajam pada bagian belakang badan," ungkapnya

(Baca: Mahfud MD Sebut TGPF Intan Jaya Ditembaki dari Atas dan Bawah)

Ketika hari mulai gelap, sekira pukul 18.00 WIT, Pendeta Yeremia belum pulang. Meriam pun memberaniikan diri ke kandang babi. Dia kaget begitu sampai karena mendapati Pendeta Yeremia sudah tertelungkup berlumuran darah.

"Akan tetapi Pendeta masih bisa berkomunikasi lisan. Mama (Meriam) sempat bertanya kenapa, yang dijawab pendeta menjawab bahwa orang yang mereka beri makanlah yang menembak dan menikam," tuturnya.

Akibat kejadian ini, Pendeta Yeremia mengalami luka tembak cukup parah di tangan kiri atas. Belakang belakang lehernya juga terluka parah akibat ditikam dengan pisau sangkur. Luka ini juga mengakibatkan pendarahan yang cukup banyak," sambung Haris.

Meriam lalu pergi rumah Yulita Zanambani, warga yang tinggal dekat kandang babi dan meminta tolong untuk sejenak menjaga Pendeta Yeremia. Setelah itu Meriam pergi ke rumah Yusak Zanambani, warga Hitadipa yang berjarak cukup jauh. Tetapi sesampainya di sana, Meriam melihat warga di rumah Yusak dengan wajah ketakutan.

"Kepada warga Mama menyampaikan bahwa pendeta ditembak tentara. Tapi semuanya diam. Satu orang merespons dengan balik untuk memastikan kondisi terakhir Pendeta Yeremia, hidup atau meninggal. Setelah dijawab masih, Mama tidak bisa kembali hingga pagi hari karena tidak diizinkan untuk keluar rumah," ucap Haris.
(muh)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More