Pidato Sumpah Pemuda, Megawati Kembali Ungkap Kekesalan Dituding PKI
Rabu, 28 Oktober 2020 - 19:17 WIB
JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyesalkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia masih sering berkutat pada isu-isu yang tidak benar, namun justru sengaja diviralkan.
Dia mencontohkan tuduhan bahwa dirinya, juga partai yang dipimpinnya, PDIP hingga Presiden Joko Widodo adalah bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Lama-lama saya kesal. Saya nanya acara ini bisa viral apa tidak? Viral oke. Saya yang ngomong ini, nanti kalian lihat kalau saya di-bully, lawan. Masa presiden kelima RI dibilang PKI? Terus Pak Jokowi, pilihan rakyat langsung lho. Kecuali presiden tidak langsung, ada kemungkinan. Ini (dipilih) rakyat langsung lho, dua kali, kita pengusungnya, mau lagi dibilang katanya turunan bapak ibunya tak jelas. Bayangkan Presiden RI (dibegitukan, red)," ungkap Megawati saat Peresmian 13 Kantor PDIP dan Patung Bung Karno sekaligus Peringatan Sumpah Pemuda secara virtual, Rabu (28/10/2020).
(Baca: Megawati: Saya dan Pak Jokowi Dibilang PKI, di Mana Nalarnya?)
Dikatakan Megawati, ayahnya, Bung Karno adalah pendiri Republik. Begitu pula ibunya, Fatmawati, juga adalah pahlawan nasional. Megawati sendiri tiga periode menjadi anggota DPR, pernah menjadi presiden dan wakil presiden. Megawati juga menerima berbagai penghargaan, termasuk gelar doktor kehormatan dari berbagai kampus dalam negeri maupun luar negeri. Menurutnya, tidak mungkin dirinya bisa mencapai itu semua bila dirinya adalah anggota PKI.
"Maksud saya tidak untuk sama sekali untuk menyombongkan diri. Tapi ini fakta pengalaman hidup, ngapain orang zaman gini masih ngomongin PKI? PKI buktikan dong. Ada aturannya, jangan hanya untuk membohongi rakyat," ujar Presiden ke-V RI itu.
(Baca: Peringati G30S PKI, Ratusan Pelajar dan Pemuda Jakarta Utara Turun ke Jalan)
Awalnya, Megawati berbicara soal pentingnya membangun bangsa dan negara agar Indonesia bisa bertahan sepanjang masa untuk anak dan cucu. Pengalaman negara lain yang lebih maju seperti Amerika Serikat dan China harus dipelajari oleh orang-orang Indonesia.
"Suatu masa kalian (kita, red) juga habis, pensiun. Pasti akan ada turunan, anak keturunan kita. Masa negara yang sudah merdeka 75 tahun ini tidak bisa bersaing dengan negara-negara lain?" kata Megawati.
"Kita mesti jangan jadi kuper, buka diri ke dunia. Anak muda kita, aduh, saya bilang sama presiden, jangan dimanja. Generasi kita generasi milenial. Saya mau tanya hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral," kata Megawati.
abdul rochim
Dia mencontohkan tuduhan bahwa dirinya, juga partai yang dipimpinnya, PDIP hingga Presiden Joko Widodo adalah bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Lama-lama saya kesal. Saya nanya acara ini bisa viral apa tidak? Viral oke. Saya yang ngomong ini, nanti kalian lihat kalau saya di-bully, lawan. Masa presiden kelima RI dibilang PKI? Terus Pak Jokowi, pilihan rakyat langsung lho. Kecuali presiden tidak langsung, ada kemungkinan. Ini (dipilih) rakyat langsung lho, dua kali, kita pengusungnya, mau lagi dibilang katanya turunan bapak ibunya tak jelas. Bayangkan Presiden RI (dibegitukan, red)," ungkap Megawati saat Peresmian 13 Kantor PDIP dan Patung Bung Karno sekaligus Peringatan Sumpah Pemuda secara virtual, Rabu (28/10/2020).
(Baca: Megawati: Saya dan Pak Jokowi Dibilang PKI, di Mana Nalarnya?)
Dikatakan Megawati, ayahnya, Bung Karno adalah pendiri Republik. Begitu pula ibunya, Fatmawati, juga adalah pahlawan nasional. Megawati sendiri tiga periode menjadi anggota DPR, pernah menjadi presiden dan wakil presiden. Megawati juga menerima berbagai penghargaan, termasuk gelar doktor kehormatan dari berbagai kampus dalam negeri maupun luar negeri. Menurutnya, tidak mungkin dirinya bisa mencapai itu semua bila dirinya adalah anggota PKI.
"Maksud saya tidak untuk sama sekali untuk menyombongkan diri. Tapi ini fakta pengalaman hidup, ngapain orang zaman gini masih ngomongin PKI? PKI buktikan dong. Ada aturannya, jangan hanya untuk membohongi rakyat," ujar Presiden ke-V RI itu.
(Baca: Peringati G30S PKI, Ratusan Pelajar dan Pemuda Jakarta Utara Turun ke Jalan)
Awalnya, Megawati berbicara soal pentingnya membangun bangsa dan negara agar Indonesia bisa bertahan sepanjang masa untuk anak dan cucu. Pengalaman negara lain yang lebih maju seperti Amerika Serikat dan China harus dipelajari oleh orang-orang Indonesia.
"Suatu masa kalian (kita, red) juga habis, pensiun. Pasti akan ada turunan, anak keturunan kita. Masa negara yang sudah merdeka 75 tahun ini tidak bisa bersaing dengan negara-negara lain?" kata Megawati.
"Kita mesti jangan jadi kuper, buka diri ke dunia. Anak muda kita, aduh, saya bilang sama presiden, jangan dimanja. Generasi kita generasi milenial. Saya mau tanya hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral," kata Megawati.
abdul rochim
(muh)
tulis komentar anda