Setahun Jokowi-Ma'ruf, PDIP: Menteri Harus Berani Mengambil Terobosan
Selasa, 20 Oktober 2020 - 14:16 WIB
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) menganggap satu tahun Pemerintahan Jokowi-KH Ma’ruf Amin diwarnai oleh tantangan yang praktis tidak pernah dibayangkan sebelumnya yakni pandemi COVID-19 .
"Dalam tantangan yang tidak ringan tersebut konsolidasi politik dan pemerintahan merupakan modal terpenting. Krisis harus dihadapi dengan komunikasi politik yang handal, kemampuan membangun harapan, dan perlunya memercepat gerak dan laju perekonomian untuk rakyat," ujar Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Selasa (20/10/2020). (Baca juga:Setahun Jokowi-Ma’ruf, PKS: Ekonomi, Hukum, dan Politik Ambyar)
Hasto menyatakan, PDIP menyadari beratnya tantangan yang dihadapi. Koordinasi, kerja sama, dan kemampuan melakukan komunikasi publik bagi seluruh jajaran kabinet bersifat wajib.
Menteri harus fokus pada ruang lingkupnya. Hal-hal yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak seperti stabilitas harga kebutuhan pokok rakyat, dan upaya menciptakan lapangan kerja bagi rakyat melalui padat karya berbasis tunai terus dikedepankan.
"Pada saat bersamaan, peningkatan daya tahan rakyat di dalam menghadapi COVID-19 melalui asupan gizi, protein, dan vitamin yang cukup, harus dilakukan melalui kerja gotong royong seluruh jajaran pemerintahan, pusat hingga daerah," tutur Hasto.
Selain itu, lanjut Hasto, PDIP juga menegaskan bahwa menteri adalah pembantu presiden. "Menteri harus berani mengambil terobosan. Sebab menteri adalah sosok yang seharusnya memahami hal ikhwal kementerian yang dipimpinnya. Totalitas jajaran kabinet sangat penting."
"Karena itulah ketika ada indikasi menteri yang terlalu berimajinasi pada kontestasi Pemilu 2024, dan melupakan tugas dan tanggung jawab utamanya sebagai pembantu presiden, sebaiknya segera menghentikan seluruh gerak pencitraannya, dan menempatkan kejar prestasi sebagai bagian budaya kerja. Sebab soliditas dan daya juang para menteri di tengah pandemi ini sangat penting," sambungnya.
Maka itu, sambung Politisi asal Yogyakarta ini bahwa PDIP terus mendorong kerjasama dengan seluruh parpol pengusung pemerintahan baik di pusat, daerah, dan juga dukungan dari seluruh basis akar rumput partai. (Baca juga: Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf: Dari Rombak Anggaran hingga Berburu Vaksin)
"Kerja sama politik juga dikedepankan dengan membangun dialog dengan seluruh elemen masyarakat. Kunci menghadapi krisis akibat pandemi adalah dialog, gotong royong, dan ciptakan kondisi politik yang stabil. Mereka yang memancing di air keruh daam situasi pandemi ini, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat," pungkas dia.
"Dalam tantangan yang tidak ringan tersebut konsolidasi politik dan pemerintahan merupakan modal terpenting. Krisis harus dihadapi dengan komunikasi politik yang handal, kemampuan membangun harapan, dan perlunya memercepat gerak dan laju perekonomian untuk rakyat," ujar Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Selasa (20/10/2020). (Baca juga:Setahun Jokowi-Ma’ruf, PKS: Ekonomi, Hukum, dan Politik Ambyar)
Hasto menyatakan, PDIP menyadari beratnya tantangan yang dihadapi. Koordinasi, kerja sama, dan kemampuan melakukan komunikasi publik bagi seluruh jajaran kabinet bersifat wajib.
Menteri harus fokus pada ruang lingkupnya. Hal-hal yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak seperti stabilitas harga kebutuhan pokok rakyat, dan upaya menciptakan lapangan kerja bagi rakyat melalui padat karya berbasis tunai terus dikedepankan.
"Pada saat bersamaan, peningkatan daya tahan rakyat di dalam menghadapi COVID-19 melalui asupan gizi, protein, dan vitamin yang cukup, harus dilakukan melalui kerja gotong royong seluruh jajaran pemerintahan, pusat hingga daerah," tutur Hasto.
Selain itu, lanjut Hasto, PDIP juga menegaskan bahwa menteri adalah pembantu presiden. "Menteri harus berani mengambil terobosan. Sebab menteri adalah sosok yang seharusnya memahami hal ikhwal kementerian yang dipimpinnya. Totalitas jajaran kabinet sangat penting."
"Karena itulah ketika ada indikasi menteri yang terlalu berimajinasi pada kontestasi Pemilu 2024, dan melupakan tugas dan tanggung jawab utamanya sebagai pembantu presiden, sebaiknya segera menghentikan seluruh gerak pencitraannya, dan menempatkan kejar prestasi sebagai bagian budaya kerja. Sebab soliditas dan daya juang para menteri di tengah pandemi ini sangat penting," sambungnya.
Maka itu, sambung Politisi asal Yogyakarta ini bahwa PDIP terus mendorong kerjasama dengan seluruh parpol pengusung pemerintahan baik di pusat, daerah, dan juga dukungan dari seluruh basis akar rumput partai. (Baca juga: Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf: Dari Rombak Anggaran hingga Berburu Vaksin)
"Kerja sama politik juga dikedepankan dengan membangun dialog dengan seluruh elemen masyarakat. Kunci menghadapi krisis akibat pandemi adalah dialog, gotong royong, dan ciptakan kondisi politik yang stabil. Mereka yang memancing di air keruh daam situasi pandemi ini, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat," pungkas dia.
(kri)
tulis komentar anda