Gatot Nurmantyo Dinilai Ingin Bawa Gerakan KAMI untuk Proyeksi 2024
Senin, 19 Oktober 2020 - 06:54 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab menilai langkah Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo (GN) saat ini adalah menyelamatkan organisasi tersebut dari stigma negatif di masyarakat.
Menurut dia, menyelamatkan KAMI dan kepentingan jangka panjang lebih penting ketimbang habis-habisan di momen aksi demonstrasi rakyat menolak UU Omnibus law. Terlebih, organisasi yang dideklarasikannya bersama Din Syamsuddin dan kawan-kawan itu saat ini sempat dikaitkan dengan demo rusuh yang berujung penangkapan terhadap sejumlah aktivis KAMI. (Baca juga: Politikus PAN Kritik Perlakuan Polri pada Aktivis KAMI)
"Saya melihat GN ingin mencitrakan KAMI bukan sebagai organisasi maker bukan organisasi di balik kerusuhan UU Cipta Kerja. Meskipun cap di balik aksi kerusuhan sudah menempel. Dengan begitu KAMI lagi-lagi sedang akan merebut simpati masyarakat," ujar Fadhli, Senin (19/10/2020).
Mantan Panglima TNI itu juga diyakini akan terus berusaha menyelamatkan rekan-rekan KAMI yang lain termasuk dirinya dari upaya penangkapan dan pemenjaraan.
"GN menjadi target penangkapan selanjutnya. Makanya agak sedikit melunak. Dan saya berpikir jika GN terus melawan dalam artian terus memprovokasi masyarakat bukan tidak mungkin dia juga akan dikandangin. Jika itu terjadi, maka proyeksi capres 2024 bisa antiklimaks," terangnya.
"Dari sini sudah bisa ditebak juga bahwa KAMI bukan lagi gerakan moralitas semata. Lebih daripada itu gerakan ini untuk mempersiapkan kekuatan dalam menyongsong Pilpres 2024 seperti yang sudah ditebak banyak kalangan," tambahnya. (Baca juga: Gatot Nurmantyo, Garang di Militer, Kritis ke Pemerintah)
Fadhli menilai langkah GN ini sebagai upaya memperpanjang nafas KAMI untuk terus merebut simpati rakyat dengan cara terus membangun basis-basis baru di daerah.
"Kalau ditanya apakah KAMI akan lebih besar atau tidak setelah ini tentunya tergantung kerja simpul-simpul KAMI merekrut kader baru dan mengorganisasikannya," ujarnya.
Menurut dia, menyelamatkan KAMI dan kepentingan jangka panjang lebih penting ketimbang habis-habisan di momen aksi demonstrasi rakyat menolak UU Omnibus law. Terlebih, organisasi yang dideklarasikannya bersama Din Syamsuddin dan kawan-kawan itu saat ini sempat dikaitkan dengan demo rusuh yang berujung penangkapan terhadap sejumlah aktivis KAMI. (Baca juga: Politikus PAN Kritik Perlakuan Polri pada Aktivis KAMI)
"Saya melihat GN ingin mencitrakan KAMI bukan sebagai organisasi maker bukan organisasi di balik kerusuhan UU Cipta Kerja. Meskipun cap di balik aksi kerusuhan sudah menempel. Dengan begitu KAMI lagi-lagi sedang akan merebut simpati masyarakat," ujar Fadhli, Senin (19/10/2020).
Mantan Panglima TNI itu juga diyakini akan terus berusaha menyelamatkan rekan-rekan KAMI yang lain termasuk dirinya dari upaya penangkapan dan pemenjaraan.
"GN menjadi target penangkapan selanjutnya. Makanya agak sedikit melunak. Dan saya berpikir jika GN terus melawan dalam artian terus memprovokasi masyarakat bukan tidak mungkin dia juga akan dikandangin. Jika itu terjadi, maka proyeksi capres 2024 bisa antiklimaks," terangnya.
"Dari sini sudah bisa ditebak juga bahwa KAMI bukan lagi gerakan moralitas semata. Lebih daripada itu gerakan ini untuk mempersiapkan kekuatan dalam menyongsong Pilpres 2024 seperti yang sudah ditebak banyak kalangan," tambahnya. (Baca juga: Gatot Nurmantyo, Garang di Militer, Kritis ke Pemerintah)
Fadhli menilai langkah GN ini sebagai upaya memperpanjang nafas KAMI untuk terus merebut simpati rakyat dengan cara terus membangun basis-basis baru di daerah.
"Kalau ditanya apakah KAMI akan lebih besar atau tidak setelah ini tentunya tergantung kerja simpul-simpul KAMI merekrut kader baru dan mengorganisasikannya," ujarnya.
(jon)
tulis komentar anda