Skenario Penanganan Potensi Multibencana di Tengah Pandemi Dimatangkan

Rabu, 14 Oktober 2020 - 07:35 WIB
Juliari mengungkapkan, Kemensos terus menyiapkan antisipasi bencana di tengah pandemi Covid-19 ini. Satu di antaranya yang dipersiapkan adalah relawan yang dimiliki Kemensos yakni Tagana. Saat ini ada hampir 39.000 relawan yang disebar di berbagai wilayah untuk mengantisipasi peristiwa bencana. (Baca juga: Petinggi KAMI Ditangkap, Ini Tanggapan Din Syamsuddin)

“Mereka saat ini sudah standby menunggu instruksi. Begitu ada bencana, kita akan instruksikan, mereka akan tiba di lokasi bencana segera dan melakukan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penanganan bencana,” katanya.

Terkait bantuan logistik untuk bencana, Kemensos juga sudah mempersiapkannya. Mulai dari bahan makanan hingga keperluan dasar pada saat bencana. “Kami ada tiga gudang dan dilengkapi beberapa udang yang di provinsi bekerja sama dengan pemda. Kita ingin memastikan pada saat bencana datang, masyarakat yang terdampak bencana bisa segera mendapatkan kebutuhan dasarnya,” ungkapnya.

Juliari mengatakan, sebagaimana instruksi presiden bahwa Kementerian Sosial harus siap begitu bencana datang. “Kemensos sesuai tugas fungsinya memastikan bahwa kesiapan dari segi logistik batuan itu selalu dalam keadaan yang siap. Instruksi Pak Presiden sangat clear bahwa apabila bencana datang, kita harus segera mendistribusikan bantuan-bantuan tersebut sehingga untuk lebih cepat mengirimkan bantuan-bantuan tersebut,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut tanpa La Nina Indonesia sudah memiliki curah hujan yang tinggi. Keberadaan La Nina akan semakin menambah tingginya curah hujan tersebut. “Kami sampaikan dalam prediksi ada kurang lebih 27,5% wilayah di Indonesia yang akan mengalami hujan di atas normal. Artinya di luar kewajaran,” ucapnya. (Baca juga: Pemimpin Oposisi Ultimatum Presiden Belarusia)

Namun, dia tetap mengingatkan agar seluruh daerah di Indonesia mewaspadai hal ini sejak Oktober ini. Pasalnya dia menyebut baik daerah yang terdampak La Nina ataupun tidak akan mengalami curah hujan tinggi. “Namun, meskipun tidak terkena La Nina, Sumatera tanpa La Nina pun curah hujannya, termasuk kategori curah hujan. Bulanan tinggi, bisa lebih dari 400 mm per bulan, yakni di bagian barat Sumatera mulai dari ujung Aceh sampai ujung selatan Lampung. Sehingga, kesimpulannya mulai Oktober sampai November seluruh wilayah Indonesia perlu diwaspadai,” ungkapnya.

Masuk pada Desember, La Nina akan semakin menguat. Hal ini akan semakin memengaruhi curah hujan di beberapa wilayah. Misalnya saja wilayah Jawa pada Desember tanpa La Nina pun curah hujan sudah tinggi. La Nina akan semakin meningkatkan curah hujan yang sudah tinggi.

“Jadi yang perlu diwaspadai di bulan Desember, mulai dari ujung utara Sumatera, Aceh, terus ke bawah. Khususnya pantai barat ke Lampung, masuk ke Jawa, Nusa Tenggara, bagian tengah Papua, sampai Papua Utara, sampai Sulawesi hampir merata,” ucapnya. (Baca juga: Harga Vaksin Covid di Indonesia Sekitar Rp200 Ribu)

Asuransi untuk Pertanian

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah mempersiapkan skema asuransi untuk pertanian dan perikanan yang terdampak bencana. Hal ini bersamaan dengan peringatan BMKG bahwa dalam beberapa waktu ke depan curah hujan di Indonesia akan tinggi sehingga potensi bencana hidrometeorologi akan meningkat.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More