Amien Rais: Saya Melihat Komunisme Diberi Angin Kencang

Sabtu, 26 September 2020 - 01:11 WIB
Memberi Angin Kebangkitan Komunisme adalah Bab 2 di Buku Berjudul Risalah Kebangsaan, Pilihan Buat Pak Jokowi: Mundur atau Terus karya dari Amien Rais. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Memberi Angin Kebangkitan Komunisme adalah Bab 2 di Buku Berjudul "Risalah Kebangsaan, Pilihan Buat Pak Jokowi : Mundur atau Terus" karya mantan Ketua MPR RI Amien Rais .

Buku setebal 94 halaman itu telah diluncurkan secara virtual pada Jumat (25/9/2020) malam.

(Baca juga : Tujuh Orang Ditahan Pasca Serangan di Bekas Kantor Charlie Hebdo )

(Baca juga: Luncurkan Buku, Amien Rais Minta Gaya Kepemimpinan Jokowi Berubah Total)

"Memang saya melihat itu komunisme diberi angin yang sangat kencang dalam kepemimpinan Pak Jokowi ini. Jadi ini ada kaitannya juga dengan Lebensraum yang dilakukan oleh China itu karena ada kaitan luar biasa," ujar Amien Rais dalam peluncuran bukunya.



(Baca juga: Jokowi Disebut Layak Jadi Sekjen PBB, Pengamat: Bisa Saja Dicalonkan)

Dalam bukunya itu, Amien Rais membeberkan jumlah orang yang terbunuh oleh kaum komunis di berbagai negara. Di Kamboja, 2.035.000 orang pada periode 1975-1979. Kemudian, 77.277.000 orang pada periode 1949-1987 di Republik Rakyat China (RRC).

Lalu, 1.585.000 orang pada periode 1945-1948 di Polandia. Selanjutnya, 1.563.000 orang di Korea Utara pada periode 1948-1987, 1.670.000 orang di Vietnam pada periode 1945-1987, 1.072.000 orang di Yugoslavia pada periode 1944-1987 dan 61.911.000 orang di Uni Soviet pada periode 1917-1987. (Baca juga : Suntik Warga dengan Vaksin Eksperimen, China Klaim Dapat Dukungan WHO )

"Ada fenomena yang memprihatinkan bagi banyak orang yang berpikir kritis dan mengikuti perkembangan komunisme internasional mutakhir. Mengapa? Mereka prihatin karena banyak tokoh pendukung rezim yang berusaha meyakinkan masyarakat bahwa sudah mati dikubur, dan komunisme sudah tidak laku lagi. PKI sudah jadi hantu. Juga tidak ada lagi negara yang masih menerapkan komunisme, marxisme, dan leninisme," tutur pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More