Tiga Poin Penting dalam Ciptakan Generasi Lebih Baik
Senin, 21 September 2020 - 15:48 WIB
Muktiani Asrie Suryaningrum, S.Sos., MPH
Analis Kebijakan Ahli Madya BKKBN
Pengurus Pusat Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (Indonesian Demographer Association/IPADI)
MENGUTIP istilah, “Tiga Ing” (breast feeding, spacing, stunting), tiga hal sebagai dukungan terhadap ibu menyusui menjadi poin penting dalam menciptakan generasi yang lebih baik (Hasto Wardoyo). Kita ketahui bahwa angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator mengukur derajat kesehatan ibu.
Tingginya AKI mengisyaratkan banyak ibu yang meninggal akibat tidak mendapatkan upaya pelayanan kesehatan yang memadai, apakah saat kehamilan maupun disaat persalinan. Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah perlunya kesiapan pelayanan berkualitas setiap saat, atau 24 jam 7 hari. Tujuannya agar semua ibu hamil atau melahirkan yang mengalami komplikasi memiliki akses ke pelayanan darurat berkualitas dalam waktu cepat setiap saat, karena sebagian komplikasi akan memerlukan pelayanan kegawatdaruratan dalam hitungan jam.
Indonesia menargetkan penurunan angka kematian ibu dari 390/100.000 kelahiran hidup pada 1990 menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada 2015 sebagaimana target MDGs. Nyatanya hingga 2015, target MDGs itu tidak dapat dicapai.
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015 menunjukkan angka kematian ibu Indonesia masih sangat tinggi yaitu 305/100.000 kelahiran hidup. Untuk wilayah Asia Tenggara, jika mengacu ke data Supas 2015, Indonesia menempati urutan kedua terbanyak setelah Laos.
Angka kematian ibu Indonesia masih 9 kali lipat lebih besar daripada Malaysia, 5 kali lipat lebih besar daripada Vietnam, dan hampir 2 kali lipat lebih besar daripada Kamboja. Kebijakan untuk menurunkan angka kematian ibu akan lebih komprehensif jika ditegaskan dengan program Keluarga Berencana (KB).
BKKBN menyarankan jarak ideal antar kelahiran dan kehamilan berikutnya adalah minimal 33 bulan, sesuai dengan rekomendasi organisasi kesehatan dunia (WHO). Rekomendasi ini ditujukan untuk mengurangi resiko kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kesehatan ibu.
Analis Kebijakan Ahli Madya BKKBN
Pengurus Pusat Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (Indonesian Demographer Association/IPADI)
MENGUTIP istilah, “Tiga Ing” (breast feeding, spacing, stunting), tiga hal sebagai dukungan terhadap ibu menyusui menjadi poin penting dalam menciptakan generasi yang lebih baik (Hasto Wardoyo). Kita ketahui bahwa angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator mengukur derajat kesehatan ibu.
Tingginya AKI mengisyaratkan banyak ibu yang meninggal akibat tidak mendapatkan upaya pelayanan kesehatan yang memadai, apakah saat kehamilan maupun disaat persalinan. Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah perlunya kesiapan pelayanan berkualitas setiap saat, atau 24 jam 7 hari. Tujuannya agar semua ibu hamil atau melahirkan yang mengalami komplikasi memiliki akses ke pelayanan darurat berkualitas dalam waktu cepat setiap saat, karena sebagian komplikasi akan memerlukan pelayanan kegawatdaruratan dalam hitungan jam.
Indonesia menargetkan penurunan angka kematian ibu dari 390/100.000 kelahiran hidup pada 1990 menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada 2015 sebagaimana target MDGs. Nyatanya hingga 2015, target MDGs itu tidak dapat dicapai.
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015 menunjukkan angka kematian ibu Indonesia masih sangat tinggi yaitu 305/100.000 kelahiran hidup. Untuk wilayah Asia Tenggara, jika mengacu ke data Supas 2015, Indonesia menempati urutan kedua terbanyak setelah Laos.
Angka kematian ibu Indonesia masih 9 kali lipat lebih besar daripada Malaysia, 5 kali lipat lebih besar daripada Vietnam, dan hampir 2 kali lipat lebih besar daripada Kamboja. Kebijakan untuk menurunkan angka kematian ibu akan lebih komprehensif jika ditegaskan dengan program Keluarga Berencana (KB).
BKKBN menyarankan jarak ideal antar kelahiran dan kehamilan berikutnya adalah minimal 33 bulan, sesuai dengan rekomendasi organisasi kesehatan dunia (WHO). Rekomendasi ini ditujukan untuk mengurangi resiko kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kesehatan ibu.
tulis komentar anda