Memadukan Kecerdasan, Daya Juang, dan Spiritualitas
Jum'at, 18 September 2020 - 10:06 WIB
Kita tidak boleh hanya memberikan apresiasi kepada anak-anak didik yang lulus tercepat atau tinggi hasil ujianya atau cum laude wisudanya. Anak-anak yang bekerja keras karena pelbagai keterbatasan namun tetap bekerja keras dan tegar menghadapi cobaan hingga bisa menyelesaikan studi sebagaimana teman-temannya, orang-orang seperti ini saya kira juga layak diberi penghargaan.
Spiritualitas
Banyak pengertian dan definisi tentang spiritualitas yang dikemukakan bebrapa pakar. Dari sisi makna kata spiritualitas berasal dari kata spirit yang maknanya jiwa. Sehingga spiritualitas selalu dihubungkan dengan pengalaman jiwa atau moralitas manusia.
Kita coba mengambil definisi salah satu ilmuwan yakni Dewit-Weaver (Dalam McEven, 2004) yang menyatakan bahwa spiritualitas sebagai bagian dari dalam individu (core of individuals) yang tidak terlihat (unseen, invisible) yang berkontribusi terhadap keunikan serta dapat menyatu dengan nilai-nilai transendental (suatu kekuatan yang maha tinggi/high power dengan Tuhan/God) yang memberikan makna, tujuan, dan keterhubungan.
Ternyata disamping modal kecerdasan intelektualitas dan daya juang, ada faktor lain yang mendasarinya dan ini juga sangat menentukan. Di balik kesuksesan dan pencapaian puncak prestasi seseorang juga ditentukan faktor spiritualitas.
Keyakinan terhadap hal-hal yang transendental ini tidak bisa diabaikan. Hal-hal yang tidak tampak tetapi kekuatannya cukup dahsyat.
Banyak kasus orang-orang yang di mata orang lain tidak ada harapan, tidak mungkin berhasil, dan terkadang hidupnya dipenuhi dengan cibiran dan cacian tetapi pada akhirnya bisa meraih kesuksesan yang mengagumkan. Hal ini bisa dipastikan jika mereka ditanya akan merendahkan diri dan menjawab bahwa keberhasilannya semata-semata anugerah dari Tuhan.
Tidak hanya orang-orang yang menurut logika akan gagal tapi pada akhirnya menuai keberhasilan yang merasakan bahwa ini belas kasihan Tuhan. Tetapi banyak juga orang yang dalam perjalanan kariernya hingga mencapai puncak kesuksesan tidak banyak hambatan, pada akhirnya mereka juga menyadari bahwa di balik semua yang dilalukan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
Kesadaran seperti inilah yang menumbuhkan kecerdasan spiritualitas sesorang yang makin menenangkan. Mereka yang makin meningkat kecerdasan spiritualitasnya juga bisa terhindar dari gaya arogan, sombong, ananiah (individualis) dan sikap-sikap berlebihan. Mereka betul-betul menyadari bahwa keberhasilanya bukan semata-mata dari kemampuan dan jerih payahnya sendiri, tetapi sekali lagi ada kekuatan yang tidak tampak kasat mata tetapi sangat menentukan yakni pertolongan Tuhan.
Memadukan ketiga unsur yakni kecerdasan, daya juang, dan spiritualitas ini akan mengokohkan harapan-harapan bagi mereka yang akan memulai menapaki suatu tujuan. Manusia sesungguhnya diciptakan tidak ada yang dalam kondisi kekurangan.
Spiritualitas
Banyak pengertian dan definisi tentang spiritualitas yang dikemukakan bebrapa pakar. Dari sisi makna kata spiritualitas berasal dari kata spirit yang maknanya jiwa. Sehingga spiritualitas selalu dihubungkan dengan pengalaman jiwa atau moralitas manusia.
Kita coba mengambil definisi salah satu ilmuwan yakni Dewit-Weaver (Dalam McEven, 2004) yang menyatakan bahwa spiritualitas sebagai bagian dari dalam individu (core of individuals) yang tidak terlihat (unseen, invisible) yang berkontribusi terhadap keunikan serta dapat menyatu dengan nilai-nilai transendental (suatu kekuatan yang maha tinggi/high power dengan Tuhan/God) yang memberikan makna, tujuan, dan keterhubungan.
Ternyata disamping modal kecerdasan intelektualitas dan daya juang, ada faktor lain yang mendasarinya dan ini juga sangat menentukan. Di balik kesuksesan dan pencapaian puncak prestasi seseorang juga ditentukan faktor spiritualitas.
Keyakinan terhadap hal-hal yang transendental ini tidak bisa diabaikan. Hal-hal yang tidak tampak tetapi kekuatannya cukup dahsyat.
Banyak kasus orang-orang yang di mata orang lain tidak ada harapan, tidak mungkin berhasil, dan terkadang hidupnya dipenuhi dengan cibiran dan cacian tetapi pada akhirnya bisa meraih kesuksesan yang mengagumkan. Hal ini bisa dipastikan jika mereka ditanya akan merendahkan diri dan menjawab bahwa keberhasilannya semata-semata anugerah dari Tuhan.
Tidak hanya orang-orang yang menurut logika akan gagal tapi pada akhirnya menuai keberhasilan yang merasakan bahwa ini belas kasihan Tuhan. Tetapi banyak juga orang yang dalam perjalanan kariernya hingga mencapai puncak kesuksesan tidak banyak hambatan, pada akhirnya mereka juga menyadari bahwa di balik semua yang dilalukan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
Kesadaran seperti inilah yang menumbuhkan kecerdasan spiritualitas sesorang yang makin menenangkan. Mereka yang makin meningkat kecerdasan spiritualitasnya juga bisa terhindar dari gaya arogan, sombong, ananiah (individualis) dan sikap-sikap berlebihan. Mereka betul-betul menyadari bahwa keberhasilanya bukan semata-mata dari kemampuan dan jerih payahnya sendiri, tetapi sekali lagi ada kekuatan yang tidak tampak kasat mata tetapi sangat menentukan yakni pertolongan Tuhan.
Memadukan ketiga unsur yakni kecerdasan, daya juang, dan spiritualitas ini akan mengokohkan harapan-harapan bagi mereka yang akan memulai menapaki suatu tujuan. Manusia sesungguhnya diciptakan tidak ada yang dalam kondisi kekurangan.
tulis komentar anda