Sering Kritik Pemerintah, PKS: Siapa Lagi yang Mau Menegur Presiden?
Senin, 04 Mei 2020 - 11:42 WIB
Dimyati melihat saat ini Indonesia belum maju dan baru mimpi. Dirinya berharap ke depan PKS bisa berkuasa dan membuat Indonesia bisa maju, bukan hanya mimpi.
"Semoga kami diberikan kesempatan untuk memajukan bangsa dan negara ini next, tapi kamipun berharap Indonesia segera maju, walaupun kami di luar," katanya.
Menurut dia, PKS perlu membantu Jokowi sebagai Presiden dari luar pemerintah sebagai oposisi. Sebab, bila NKRI ini rusak dan hancur maka semua akan merugi dan menyesal di kemudian hari, baik yang ada di koalisi pemerintah maupun di oposisi. Dan bila itu terjadi, akan sangat sulit dan lama untuk bisa kembali.
"PKS sebagai oposisi punya kewajiban sangat berat untuk terus mengawal pemerintah yang sedang berkuasa saat ini karena kami berjuang secara mandiri dan gotong- royong kader di seluruh penjuru. Berbeda dengan yang sedang berkuasa yang punya fasilitas dari negara," ungkapnya.
Dimyati mengungkapkan, Ketua Majelis Syura PKS, Habib Salim Segaf Aljufry yang juga sebagai pimpinan persatuan ulama dunia, selalu mendoakan bangsa dan negara ini berkah, termasuk mendoakan para pemimpin- pemimpin negeri.
"Habib rutin melaksanakan pengajian yang dilakukan setiap hari Selasa dengan nama Majelis Selasa di kediamannya, dan juga terus berdakwah ke seluruh penjuru Tanah Air nasional dan internasional," tutur Dimyati.
Begitupun Presiden PKS M Sohibul Iman, kata dia, selalu memberikan masukan tertulis secara terbuka langsung kepada Jokowi bila ada yang dirasakan tidak sesuai dalam melaksanakan pemerintahan ini. Termasuk melalui medsos. Hal ini, menurut Dimyati, dilakukan sebagai bentuk persahabatan dan sumbangsih pemkiran dan solusi untuk bangsa dan negara.
Begitu pula ketua, pimpinan dan anggota Fraksi PKS di DPR melakukan check and balances, komunikasi yang intensif dengan semua fraksi dan semua pihak di parlemen dan para stakeholder serta mebuka jejaring aspirasi masyarakat (jaring asmara), serta menerima publik yang merasa dizalimi dan dirugikan oleh kebijakan penguasa atau perusahaan, termasuk keluhan aparatur/petugas yang merasa tidak dapat keadilan dan kesejahteraan.
"Kami akan menolak usulan-usulan anggaran yang tidak terarah dan bermanfaat berpihak kepada rakyat. Kami pun akan mengawasi secara ketat kinerja pemerintahan dalam pelaksanaannya agar sesuai dengan rencana dan program," katanya.
PKS juga terus mencermati peraturan perundang- undangan. Jangan sampai aturan merugikan agama, bangsa dan negara. "Walaupun kami hanya 50 orang dari 575 anggota DPR, kami tetap bersuara keras dan kritis. Kami murni lillahi ta’ala, tidak ingin mendapatkan sesuatu dari Sang Penguasa, baik harta maupun tahta, dan juga tidak ada sedikitpun mau menjatuhkan atau benci kepada Pak Jokowi sebagai Presiden, malah kami mengawalnya secara konstitusional sampai dengan habis masa jabatannya," ungkapnya.
"Semoga kami diberikan kesempatan untuk memajukan bangsa dan negara ini next, tapi kamipun berharap Indonesia segera maju, walaupun kami di luar," katanya.
Menurut dia, PKS perlu membantu Jokowi sebagai Presiden dari luar pemerintah sebagai oposisi. Sebab, bila NKRI ini rusak dan hancur maka semua akan merugi dan menyesal di kemudian hari, baik yang ada di koalisi pemerintah maupun di oposisi. Dan bila itu terjadi, akan sangat sulit dan lama untuk bisa kembali.
"PKS sebagai oposisi punya kewajiban sangat berat untuk terus mengawal pemerintah yang sedang berkuasa saat ini karena kami berjuang secara mandiri dan gotong- royong kader di seluruh penjuru. Berbeda dengan yang sedang berkuasa yang punya fasilitas dari negara," ungkapnya.
Dimyati mengungkapkan, Ketua Majelis Syura PKS, Habib Salim Segaf Aljufry yang juga sebagai pimpinan persatuan ulama dunia, selalu mendoakan bangsa dan negara ini berkah, termasuk mendoakan para pemimpin- pemimpin negeri.
"Habib rutin melaksanakan pengajian yang dilakukan setiap hari Selasa dengan nama Majelis Selasa di kediamannya, dan juga terus berdakwah ke seluruh penjuru Tanah Air nasional dan internasional," tutur Dimyati.
Begitupun Presiden PKS M Sohibul Iman, kata dia, selalu memberikan masukan tertulis secara terbuka langsung kepada Jokowi bila ada yang dirasakan tidak sesuai dalam melaksanakan pemerintahan ini. Termasuk melalui medsos. Hal ini, menurut Dimyati, dilakukan sebagai bentuk persahabatan dan sumbangsih pemkiran dan solusi untuk bangsa dan negara.
Begitu pula ketua, pimpinan dan anggota Fraksi PKS di DPR melakukan check and balances, komunikasi yang intensif dengan semua fraksi dan semua pihak di parlemen dan para stakeholder serta mebuka jejaring aspirasi masyarakat (jaring asmara), serta menerima publik yang merasa dizalimi dan dirugikan oleh kebijakan penguasa atau perusahaan, termasuk keluhan aparatur/petugas yang merasa tidak dapat keadilan dan kesejahteraan.
"Kami akan menolak usulan-usulan anggaran yang tidak terarah dan bermanfaat berpihak kepada rakyat. Kami pun akan mengawasi secara ketat kinerja pemerintahan dalam pelaksanaannya agar sesuai dengan rencana dan program," katanya.
PKS juga terus mencermati peraturan perundang- undangan. Jangan sampai aturan merugikan agama, bangsa dan negara. "Walaupun kami hanya 50 orang dari 575 anggota DPR, kami tetap bersuara keras dan kritis. Kami murni lillahi ta’ala, tidak ingin mendapatkan sesuatu dari Sang Penguasa, baik harta maupun tahta, dan juga tidak ada sedikitpun mau menjatuhkan atau benci kepada Pak Jokowi sebagai Presiden, malah kami mengawalnya secara konstitusional sampai dengan habis masa jabatannya," ungkapnya.
tulis komentar anda