Hardiknas dan Kita
Senin, 04 Mei 2020 - 05:29 WIB
Kita juga jangan melupakan kepada mereka yang di tengah menipisnya nilai-nilai kebangsaan, selalu menggelorakan akan pentingnya nilai kebangsaan. Bukankah kita berhasil mencetak manusia Indonesia yang cerdas luar biasa, tetapi mereka kurang loyal pada negaranya. Bahkan ada yang terjebak mengusung ideologi-ideologi yang menentang Pancasila dan UUD 45.
Sementara itu, muncul anak bangsa yang cerdas agamanya namun kurang cerdas berbangsa. Sosok yang mempunyai komitmen agama luar biasa tetapi tidak mencintai negara dan bangsanya atau sebaliknya. Mestinya pendidikan nasional mampu menciptkan profil lulusan yang mencintai negara dan bangsanya juga komitmen pada agamanya, bukan pribadi yang terbelah.
Kita kagum akan sosok Soekarno dan Hatta serta para pejuang kemerdekaan lain yang mampu menggabungkan antara komitmen keagamaan dan komitmen ke-Indonesiaan. Sosok Ki Hajar Dewantoro, KH. Wahid Hasyim, KH. Saifuddin Zuhri, hingga KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Layanan pendidikan semacam apa yang bisa melahirkan sosok hebat seperti mereka para pejuang dan pemimpin.
Momen Hardiknas 2 Mei harus kita jadikan untuk berbenah mewujudkan pendidikan nasional yang menjamin setiap anak bangsa memperoleh layanan pendidikan terbaik. Bukan saja para siswa yang berada di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga para siswa dan santri yang berada di madrasah serta pesantren di bawah Kementerian Agama. Wallahu alam bi al-shawab.
Sementara itu, muncul anak bangsa yang cerdas agamanya namun kurang cerdas berbangsa. Sosok yang mempunyai komitmen agama luar biasa tetapi tidak mencintai negara dan bangsanya atau sebaliknya. Mestinya pendidikan nasional mampu menciptkan profil lulusan yang mencintai negara dan bangsanya juga komitmen pada agamanya, bukan pribadi yang terbelah.
Kita kagum akan sosok Soekarno dan Hatta serta para pejuang kemerdekaan lain yang mampu menggabungkan antara komitmen keagamaan dan komitmen ke-Indonesiaan. Sosok Ki Hajar Dewantoro, KH. Wahid Hasyim, KH. Saifuddin Zuhri, hingga KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Layanan pendidikan semacam apa yang bisa melahirkan sosok hebat seperti mereka para pejuang dan pemimpin.
Momen Hardiknas 2 Mei harus kita jadikan untuk berbenah mewujudkan pendidikan nasional yang menjamin setiap anak bangsa memperoleh layanan pendidikan terbaik. Bukan saja para siswa yang berada di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga para siswa dan santri yang berada di madrasah serta pesantren di bawah Kementerian Agama. Wallahu alam bi al-shawab.
(mpw)
tulis komentar anda