4 Penyamaran Kopassus Paling Melegenda, Jadi Sopir hingga Kuli Pasar
Kamis, 16 Januari 2025 - 13:40 WIB
Meski kaget, Sutiyoso tetap berangkat. Bersama pasukannya, dia kemudian melakukan Operasi Sandi Yudha dengan sandi Nanggala 27.
Sempat frustrasi karena tidak dapat mengetahui keberadaan Hasan Tiro Cs, Sutiyoso akhirnya mendapat informasi jika juru masak Hasan Tiro kerap mengambil beras di sebuah rumah dekat hutan.
Juru masak itu kemudian ditangkap dan diinterogasi. Dari situ, didapat informasi penting terkait keberadaan Hasan Tiro Cs. Namun, ketika hendak melakukan penyergapan, Hasan Tiro berhasil melarikan diri.
Terus melakukan pengejaran, Sutiyoso menggali keterangan dan mengetahui bahwa Hasan Tiro telah mengutus Menteri Keuangan GAM bernama Usman ke rumah seorang guru ngaji. Dari situ, diketahui bahwa Usman nantinya akan pergi ke rumah seorang pengusaha di Lhokseumawe.
Mendapat informasi berharga dari guru ngaji itu, Sutiyoso memakai siasat dengan menyamar sebagai pebisnis guna mengajak bertemu pengusaha yang ditemui Usman. Setelahnya, diagendakan pertemuan di antara keduanya.
Saat pertemuan dimulai, Sutiyoso yang didampingi Kapten Lintang Waluyo langsung menodongkan pistol kepada pengusaha tersebut. Sutiyoso kemudian juga mengorek keterangan mengenai keberadaan Hasan Tiro Cs.
Sempat terhambat masalah izin operasi, Sutiyoso kemudian meminta agar pengusaha tadi untuk menjadikannya sopir pribadi yang baru. Dalam perjalanan, Sutiyoso kembali menekankan pengusaha dan sekretarisnya untuk tidak macam-macam.
”Kamu bilang saja duitnya sudah ada, tapi di hotel harus ambil sendiri karena takut membawanya. Jangan coba-coba melarikan diri, kamu berdua bisa mati sebab rumah tersebut sudah dikepung pasukan saya,” gertak Sutiyoso.
Setelah kesepakatan, Sutiyoso kemudian menjadi sopir pribadi si pengusaha. Mereka bergerak menuju kediaman kakak Usman.
Saat sampai di tujuan dan memarkir kendaraan, Sutiyoso kaget karena sekretaris keluar rumah dengan tergesa-gesa. Ternyata sekretaris tersebut hanya ingin memberi tahu jika Usman ada di rumah tersebut.
Sempat frustrasi karena tidak dapat mengetahui keberadaan Hasan Tiro Cs, Sutiyoso akhirnya mendapat informasi jika juru masak Hasan Tiro kerap mengambil beras di sebuah rumah dekat hutan.
Juru masak itu kemudian ditangkap dan diinterogasi. Dari situ, didapat informasi penting terkait keberadaan Hasan Tiro Cs. Namun, ketika hendak melakukan penyergapan, Hasan Tiro berhasil melarikan diri.
Terus melakukan pengejaran, Sutiyoso menggali keterangan dan mengetahui bahwa Hasan Tiro telah mengutus Menteri Keuangan GAM bernama Usman ke rumah seorang guru ngaji. Dari situ, diketahui bahwa Usman nantinya akan pergi ke rumah seorang pengusaha di Lhokseumawe.
Mendapat informasi berharga dari guru ngaji itu, Sutiyoso memakai siasat dengan menyamar sebagai pebisnis guna mengajak bertemu pengusaha yang ditemui Usman. Setelahnya, diagendakan pertemuan di antara keduanya.
Saat pertemuan dimulai, Sutiyoso yang didampingi Kapten Lintang Waluyo langsung menodongkan pistol kepada pengusaha tersebut. Sutiyoso kemudian juga mengorek keterangan mengenai keberadaan Hasan Tiro Cs.
Sempat terhambat masalah izin operasi, Sutiyoso kemudian meminta agar pengusaha tadi untuk menjadikannya sopir pribadi yang baru. Dalam perjalanan, Sutiyoso kembali menekankan pengusaha dan sekretarisnya untuk tidak macam-macam.
”Kamu bilang saja duitnya sudah ada, tapi di hotel harus ambil sendiri karena takut membawanya. Jangan coba-coba melarikan diri, kamu berdua bisa mati sebab rumah tersebut sudah dikepung pasukan saya,” gertak Sutiyoso.
Setelah kesepakatan, Sutiyoso kemudian menjadi sopir pribadi si pengusaha. Mereka bergerak menuju kediaman kakak Usman.
Saat sampai di tujuan dan memarkir kendaraan, Sutiyoso kaget karena sekretaris keluar rumah dengan tergesa-gesa. Ternyata sekretaris tersebut hanya ingin memberi tahu jika Usman ada di rumah tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda