Hari Migran Internasional, Kementerian P2MI Bentuk Tim Reaksi Cepat Lindungi Pekerja
Rabu, 18 Desember 2024 - 22:53 WIB
"Anda adalah orang-orang terbaik. Anda memikul beban tanggung jawab besar untuk keluarga, desa, daerah, dan negara kita. Semoga peringatan ini menjadi momen perubahan mendasar bagi pelayanan dan perlindungan PMI," katanya.
Di tengah perayaan Migrants Day, Karding menegaskan komitmen pemerintah dalam memberantas praktik ilegal, seperti pemberangkatan non-prosedural yang sering kali merugikan PMI. Untuk itu, P2MI membentuk Tim Reaksi Cepat yang bekerja sama dengan kepolisian, kejaksaan, dan lembaga terkait.
"Kami berupaya mencegah pemberangkatan non-prosedural yang membahayakan keselamatan para pekerja migran," tegasnya.
Menyikapi isu politik di Korea Selatan, P2MI memastikan keamanan 400 PMI yang baru diberangkatkan ke sana. Hingga kini, tidak ada laporan masalah terkait pekerjaan mereka meskipun situasi politik di Korea sedang memanas.
"Kami terus memantau situasi di sana dan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk langkah mitigasi jika dibutuhkan," ujar Karding.
Pemerintah juga berupaya menyerap 13.000 calon PMI yang masuk dalam sistem roster untuk bekerja di Korea Selatan. Negosiasi dengan pemerintah Korea dilakukan untuk memastikan seluruh PMI yang lulus ujian bahasa Korea dapat diterima bekerja.
"Kami berkomitmen membuka kesempatan kerja, tapi juga meminta jaminan dari pemerintah Korea bahwa PMI yang lulus seleksi wajib diterima," tambah Karding.
Karding berharap, Migrants Day menjadi titik awal perubahan besar bagi perlindungan PMI. Karding mengajak semua pihak, termasuk perusahaan penempatan, pemerintah, dan masyarakat, untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang lebih baik.
"Mari jadikan momen ini sebagai pijakan untuk inovasi, solidaritas, dan perubahan demi pekerja migran kita. Mereka adalah tulang punggung bangsa," pungkasnya.
Hari Migrants Day ke-34 ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga panggilan untuk aksi nyata bagi pekerja migran yang telah memberikan kontribusi besar bagi keluarga, desa, dan bangsa Indonesia.
Di tengah perayaan Migrants Day, Karding menegaskan komitmen pemerintah dalam memberantas praktik ilegal, seperti pemberangkatan non-prosedural yang sering kali merugikan PMI. Untuk itu, P2MI membentuk Tim Reaksi Cepat yang bekerja sama dengan kepolisian, kejaksaan, dan lembaga terkait.
"Kami berupaya mencegah pemberangkatan non-prosedural yang membahayakan keselamatan para pekerja migran," tegasnya.
Menyikapi isu politik di Korea Selatan, P2MI memastikan keamanan 400 PMI yang baru diberangkatkan ke sana. Hingga kini, tidak ada laporan masalah terkait pekerjaan mereka meskipun situasi politik di Korea sedang memanas.
"Kami terus memantau situasi di sana dan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk langkah mitigasi jika dibutuhkan," ujar Karding.
Pemerintah juga berupaya menyerap 13.000 calon PMI yang masuk dalam sistem roster untuk bekerja di Korea Selatan. Negosiasi dengan pemerintah Korea dilakukan untuk memastikan seluruh PMI yang lulus ujian bahasa Korea dapat diterima bekerja.
"Kami berkomitmen membuka kesempatan kerja, tapi juga meminta jaminan dari pemerintah Korea bahwa PMI yang lulus seleksi wajib diterima," tambah Karding.
Karding berharap, Migrants Day menjadi titik awal perubahan besar bagi perlindungan PMI. Karding mengajak semua pihak, termasuk perusahaan penempatan, pemerintah, dan masyarakat, untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang lebih baik.
"Mari jadikan momen ini sebagai pijakan untuk inovasi, solidaritas, dan perubahan demi pekerja migran kita. Mereka adalah tulang punggung bangsa," pungkasnya.
Hari Migrants Day ke-34 ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga panggilan untuk aksi nyata bagi pekerja migran yang telah memberikan kontribusi besar bagi keluarga, desa, dan bangsa Indonesia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda