Pasang Surut Partai Politik Islam di Dunia Muslim
Senin, 25 November 2024 - 13:56 WIB
Citra oposisi berprinsip terhadap rezim Mubarak, dibandingkan dengan Ikhwanul Muslimin, yang dipandang terlalu akomodatif. Kebijakan Al-Nour berfokus pada pendidikan Islam dan masalah moralitas.
Mendukung penggulingan militer Mursi dan mendukung kepresidenan Sisi. Namun, terjadi pembalikan tajam nasib elektoral pada tahun 2015; di mana ia hanya memenangkan 11 kursi. Partai ini memudar prospek politiknya di bawah rezim Sisi.
Singkatnya, partai-partai politik Islam sangat beragam dengan corak ideologi yang berbeda. Namun, Ketika mereka masuk ke dalam system pemerintahan mereka mengalami pelunakan ideologi dan ikut beradaptasi dan menggunakan pragmatism politik agar bisa ikut dalam system pemerintahan. Satu hal yang pasti Ketika di dalam sistem ideologi Islamnya melunak dan acap berkoalisi dengan partai yang beragam. Ini yang disebut dengan tesis inklusi moderat.
Menjelang pelaksanaan Pilkada di tanah air serentak pada 27 November 2024, partai-partai politik Islam di Tanah Air akan ikut berlaga memperebutkan beberapa posisi eksekutif di berbagai daerah. Sejumlah partai Islam yang akan berlaga dalam Pilkada kali ini adalah di antaranya Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang calonnya akan berlaga di Depok dan DKI Jakarta.
Apakah partai PKS, yang merupakan partai yang mengalami proses pelunakan ideiologi Islam, mengalami teori inklusi moderat, akan berjaya dalam Pilkada yang akan digelar ini atau justru malah terpuruk akan ditentukan oleh pemilih yang sebagian besarnya adalah umat Islam.
Satu hal yang pasti ketika partai Islam masuk ke dalam sistem politik, maka yang mesti dinilai adalah program dan keberpihakan pada rakyat yang inklusif, karena beda partai politik Islam dan sekuler tidak besar. Umat Islam jangan hanya terpaku pada nama dan slogan Islami, tetapi keberpihakan dan kinerja pemerintahannya yang mesti dinilai.
Mendukung penggulingan militer Mursi dan mendukung kepresidenan Sisi. Namun, terjadi pembalikan tajam nasib elektoral pada tahun 2015; di mana ia hanya memenangkan 11 kursi. Partai ini memudar prospek politiknya di bawah rezim Sisi.
Singkatnya, partai-partai politik Islam sangat beragam dengan corak ideologi yang berbeda. Namun, Ketika mereka masuk ke dalam system pemerintahan mereka mengalami pelunakan ideologi dan ikut beradaptasi dan menggunakan pragmatism politik agar bisa ikut dalam system pemerintahan. Satu hal yang pasti Ketika di dalam sistem ideologi Islamnya melunak dan acap berkoalisi dengan partai yang beragam. Ini yang disebut dengan tesis inklusi moderat.
Menjelang pelaksanaan Pilkada di tanah air serentak pada 27 November 2024, partai-partai politik Islam di Tanah Air akan ikut berlaga memperebutkan beberapa posisi eksekutif di berbagai daerah. Sejumlah partai Islam yang akan berlaga dalam Pilkada kali ini adalah di antaranya Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang calonnya akan berlaga di Depok dan DKI Jakarta.
Apakah partai PKS, yang merupakan partai yang mengalami proses pelunakan ideiologi Islam, mengalami teori inklusi moderat, akan berjaya dalam Pilkada yang akan digelar ini atau justru malah terpuruk akan ditentukan oleh pemilih yang sebagian besarnya adalah umat Islam.
Satu hal yang pasti ketika partai Islam masuk ke dalam sistem politik, maka yang mesti dinilai adalah program dan keberpihakan pada rakyat yang inklusif, karena beda partai politik Islam dan sekuler tidak besar. Umat Islam jangan hanya terpaku pada nama dan slogan Islami, tetapi keberpihakan dan kinerja pemerintahannya yang mesti dinilai.
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda