Pasang Surut Partai Politik Islam di Dunia Muslim
Senin, 25 November 2024 - 13:56 WIB
Mengambil nama dan bentuknya saat ini pada tahun 1998 tetapi memiliki pendahulu dalam gerakan Islamis sejak tahun 1960-an. Memperoleh 13% suara pada tahun 2002 (42 kursi dari 325) dan 11% pada tahun 2007 (46 kursi) – masing-masing partai ke-3 kemudian ke-2 terbesar.
Keberhasilan pemilu yang besar pada 2011 dengan 23% (107 atau 395 kursi) dan 2016 dengan 28% (125 dari 395). Partai ini membentuk pemerintahan dengan tiga partai koalisi pada tahun 2011 yang dipimpin oleh ketua PJD, Abdelilah Benkirane.
Benkirane terpaksa mengundurkan diri setelah koalisi terpecah; digantikan oleh sekretaris jenderal PJD saat itu Saadiddine Othmani pada tahun 2017. Keterbatasan kemampuan PJD untuk mengimplementasikan kebijakannya; memaksakan kepatuhan terhadap perintah raja; PJD di kantor daripada berkuasa.
PJD dipaksa untuk setuju dengan penandatanganan Perjanjian Abraham oleh Raja Muhammad dengan Israel meskipun ada ketidaksetujuan yang kuat di dalam jajarannya. Kekalahan telak untuk suara PJD turun dari 125 kursi pada 2016 menjadi 12 pada 2019.
Dalam lanskap politik, Politik salafisme memberikan warna lain dalam politik, khususnya di Mesir. Sebagai Gerakan yang apolitis, menarik melihat kiprah politik dari salafis. Asal-usul Salafi politik terletak di Arab Saudi pada tahun 1960-an dan interaksi antara cendekiawan Ikhwanul Muslimin dan aktivis Wahhabi/Salafi.
Memadukan prinsip-prinsip Ikhwani dan Salafi guna menciptakan doktrin politik berdasarkan manhaj Salafi. Para Salafi politik berpandangan khotbah dan pendidikan itu penting, perubahan sistemik juga diperlukan agar prinsip-prinsip Salafi dihormati atau dipromosikan oleh negara. Perkembangan dalam 20 tahun terakhir menandai kemunculan serius gerakan politik Salafi. Kadang-kadang disebut neo-Salafisme atau neo-Salafiyya.
Partai al-Nour adalah salah satu fenomena. Partai Salafi terbesar dan paling sukses dalam kancah politik di Mesir. Dasarnya adalah organisasi Salafist Call yang berbasis di Alexandria.
Partai ini menerima pendanaan Arab Saudi yang signifikan. Ia memiliki hubungan yang ambivalen dengan Ikhwanul Muslimin.
Awalnya partai al-Nour bersekutu dengan Partai Kebebasan dan Keadilan Ikhwanul Muslimin pada pemilu 2011-2012, tetapi berselisih dengan kepemimpinan FJP. Al-Nour kemudian membentuk Blok Islam mereka sendiri dengan partai-partai Salafi lainnya. Blok Islam menjadi kelompok terbesar kedua di parlemen dengan 28% suara dan 123 kursi. Al-Nour memiliki 107 kursi, partai terbesar kedua setelah FJP
Keberhasilan al-Nour dipantik karena beberapa faktor. Kemampuan untuk memobilisasi basis dukungan masyarakat yang kuat. Efektivitas khotbah Salafi melalui media baru, terutama media sosial; banyak pengkhotbah Salafi populer dan karismatik yang mendukung al-Nour.
Keberhasilan pemilu yang besar pada 2011 dengan 23% (107 atau 395 kursi) dan 2016 dengan 28% (125 dari 395). Partai ini membentuk pemerintahan dengan tiga partai koalisi pada tahun 2011 yang dipimpin oleh ketua PJD, Abdelilah Benkirane.
Benkirane terpaksa mengundurkan diri setelah koalisi terpecah; digantikan oleh sekretaris jenderal PJD saat itu Saadiddine Othmani pada tahun 2017. Keterbatasan kemampuan PJD untuk mengimplementasikan kebijakannya; memaksakan kepatuhan terhadap perintah raja; PJD di kantor daripada berkuasa.
PJD dipaksa untuk setuju dengan penandatanganan Perjanjian Abraham oleh Raja Muhammad dengan Israel meskipun ada ketidaksetujuan yang kuat di dalam jajarannya. Kekalahan telak untuk suara PJD turun dari 125 kursi pada 2016 menjadi 12 pada 2019.
Dalam lanskap politik, Politik salafisme memberikan warna lain dalam politik, khususnya di Mesir. Sebagai Gerakan yang apolitis, menarik melihat kiprah politik dari salafis. Asal-usul Salafi politik terletak di Arab Saudi pada tahun 1960-an dan interaksi antara cendekiawan Ikhwanul Muslimin dan aktivis Wahhabi/Salafi.
Memadukan prinsip-prinsip Ikhwani dan Salafi guna menciptakan doktrin politik berdasarkan manhaj Salafi. Para Salafi politik berpandangan khotbah dan pendidikan itu penting, perubahan sistemik juga diperlukan agar prinsip-prinsip Salafi dihormati atau dipromosikan oleh negara. Perkembangan dalam 20 tahun terakhir menandai kemunculan serius gerakan politik Salafi. Kadang-kadang disebut neo-Salafisme atau neo-Salafiyya.
Partai al-Nour adalah salah satu fenomena. Partai Salafi terbesar dan paling sukses dalam kancah politik di Mesir. Dasarnya adalah organisasi Salafist Call yang berbasis di Alexandria.
Partai ini menerima pendanaan Arab Saudi yang signifikan. Ia memiliki hubungan yang ambivalen dengan Ikhwanul Muslimin.
Awalnya partai al-Nour bersekutu dengan Partai Kebebasan dan Keadilan Ikhwanul Muslimin pada pemilu 2011-2012, tetapi berselisih dengan kepemimpinan FJP. Al-Nour kemudian membentuk Blok Islam mereka sendiri dengan partai-partai Salafi lainnya. Blok Islam menjadi kelompok terbesar kedua di parlemen dengan 28% suara dan 123 kursi. Al-Nour memiliki 107 kursi, partai terbesar kedua setelah FJP
Keberhasilan al-Nour dipantik karena beberapa faktor. Kemampuan untuk memobilisasi basis dukungan masyarakat yang kuat. Efektivitas khotbah Salafi melalui media baru, terutama media sosial; banyak pengkhotbah Salafi populer dan karismatik yang mendukung al-Nour.
Lihat Juga :
tulis komentar anda