Pembangunan Daerah, Investasi Datanglah

Senin, 11 November 2024 - 07:05 WIB
Tantangan Ketimpangan dalam Pembangunan Daerah

Salah satu dampak nyata dari ketimpangan pembangunan adalah ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi antardaerah. BPS (2024) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa mencapai rata-rata 5,2% per tahun, sementara beberapa provinsi di Indonesia timur hanya tumbuh sekitar 3-4%.

Pasalnya, ketimpangan ini tidak hanya memperlebar jurang ekonomi antar wilayah, tetapi juga mempertegas perbedaan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang kerja yang seharusnya didapatkan secara merata oleh masyarakat Indonesia. Ketimpangan ini mempersulit mobilitas sosial bagi masyarakat daerah tertinggal, yang pada akhirnya menambah kesenjangan kesejahteraan.

Pada konteks desentralisasi fiskal, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) memegang peran penting untuk mendorong pembangunan daerah. Permasalahannya, pembiayaan APBD menjadi semakin berat di tengah keterbatasan fiskal yang semakin mengkhawatirkan.

Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan (2023), banyak daerah menghadapi peningkatan defisit akibat keterbatasan pendapatan asli daerah (PAD) dan ketergantungan yang tinggi pada transfer dana dari pusat. Hal ini membuat pemerintah daerah sulit memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

Seiring waktu, beban APBD yang semakin berat ini memicu pemerintah daerah untuk mencari alternatif pembiayaan di luar APBD. Seperti melalui kerja sama dengan sektor swasta atau pembiayaan dari pinjaman daerah.

Teori pertumbuhan endogen menekankan bahwa investasi dalam modal manusia, teknologi, dan infrastruktur adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ironisnya karena keterbatasan dana di APBD, investasi publik menjadi terhambat.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam realokasi anggaran APBD adalah tingginya belanja pegawai, yang mencapai lebih dari 50% dari total belanja di beberapa daerah. Belanja pegawai yang tinggi ini mengurangi alokasi untuk belanja modal, yang seharusnya bisa digunakan untuk membangun infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, pasar dan rumah sakit. Ketergantungan pada belanja pegawai juga memengaruhi daya saing daerah dalam menarik investasi langsung dari pihak swasta.

Kondisi tersebut menyoroti bahwa pentingnya Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dalam meningkatkan kapasitas ekonomi daerah. Peningkatan daya saing, birokrasi yang bersih, kualitas infrastruktur dan SDM akan mempengaruhi besaran investasi, terutama dari swasta, yang akan terlihat dari nilai PMTB yang terus meningkat.

Meningkatkan Daya Tarik Investasi Daerah
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More