Kartu Prakerja Didesain Tidak untuk Kondisi Pandemi Covid-19
Sabtu, 02 Mei 2020 - 13:51 WIB
JAKARTA - Program kartu prakerja dinilai tidak dirancang untuk mengatasi pengangguran akibat kondisi pandemi virus Corona (Covid-19).
Program kartu prakerja yang salah satunya menyelenggarakan pelatihan online dinilai lebih cocok untuk masyarakat yang baru lulus sekolah.Sementara, saat ini banyak korban pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masa kerjanya sudah lama.
Saat ini masyarkat, khususnya korban pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih membutuhkan bantuan uang tunai ketimbang pelatihan online.
“Kartu prakerja itu isinya pelatihan-pelatihan tentu mereka (pekerja-red) tidak butuh pelatihan. Butuh uang tunai,” ujar pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah kepada SINDOnews, Sabtu (2/5/2020).
Menurut dia, program kartu prakerja cocok untuk mereka yang baru lulus untuk mendapatkan keterampilan menuju dunia kerja.
Trubus mengungkapkan penyelenggara pelatihan yang dikuasai perusahaan rintisan juga tidak tepat. Seharusnya pelatihan ini dilakukan badan latihan kerja (BLK) dan perguruan tinggi, terutama politeknik.
“Isi pelatihannya enggak nyambung, terlalu umum, dan syarat-syaratnya enggak jelas. Isi pelatihannya itu sudah ada di medsos yang lain,” tuturnya.
Mekanisme pendaftaran daring juga cukup memusingkan bagi pekerja yang tidak terlalu menguasai teknologi. Hambatan lain bagi para pelamar, tidak semua daerah mempunyai jaringan internet yang baik.
Sementara itu, Komisioner Ombudsman Alvin Lie mengatakan kartu prakerja dirancang sebelum ada krisis karena Covid-19. Program-programnya dirancang untuk kondisi normal.
Dia memperingatkan kalau dipaksakan dalam kondisi pandemi Covid-19 takutnya tidak akan efektif.( )
Alvin Lie mengatakan dari namanya saja kartu prakerja. Artinya program itu untuk membantu yang belum berhasil mendapatkan kerja. Sementara itu, pandemi ini membuat orang yang sudah bekerja kehilangan pekerjaan.
“Ini lebih baik, pemerintah cepat mengadaptasi program tersebut dan memberikan insentif bagi perusahaan yang tidak melakukan PHK atau hampir melakukan PHK. Jangan memikirkan yang belum dapat kerja. Yang kehilangan pekerjaan ini harus cepat diatasi,” tuturnya.
Program kartu prakerja yang salah satunya menyelenggarakan pelatihan online dinilai lebih cocok untuk masyarakat yang baru lulus sekolah.Sementara, saat ini banyak korban pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masa kerjanya sudah lama.
Saat ini masyarkat, khususnya korban pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih membutuhkan bantuan uang tunai ketimbang pelatihan online.
“Kartu prakerja itu isinya pelatihan-pelatihan tentu mereka (pekerja-red) tidak butuh pelatihan. Butuh uang tunai,” ujar pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah kepada SINDOnews, Sabtu (2/5/2020).
Menurut dia, program kartu prakerja cocok untuk mereka yang baru lulus untuk mendapatkan keterampilan menuju dunia kerja.
Trubus mengungkapkan penyelenggara pelatihan yang dikuasai perusahaan rintisan juga tidak tepat. Seharusnya pelatihan ini dilakukan badan latihan kerja (BLK) dan perguruan tinggi, terutama politeknik.
“Isi pelatihannya enggak nyambung, terlalu umum, dan syarat-syaratnya enggak jelas. Isi pelatihannya itu sudah ada di medsos yang lain,” tuturnya.
Mekanisme pendaftaran daring juga cukup memusingkan bagi pekerja yang tidak terlalu menguasai teknologi. Hambatan lain bagi para pelamar, tidak semua daerah mempunyai jaringan internet yang baik.
Sementara itu, Komisioner Ombudsman Alvin Lie mengatakan kartu prakerja dirancang sebelum ada krisis karena Covid-19. Program-programnya dirancang untuk kondisi normal.
Dia memperingatkan kalau dipaksakan dalam kondisi pandemi Covid-19 takutnya tidak akan efektif.( )
Alvin Lie mengatakan dari namanya saja kartu prakerja. Artinya program itu untuk membantu yang belum berhasil mendapatkan kerja. Sementara itu, pandemi ini membuat orang yang sudah bekerja kehilangan pekerjaan.
“Ini lebih baik, pemerintah cepat mengadaptasi program tersebut dan memberikan insentif bagi perusahaan yang tidak melakukan PHK atau hampir melakukan PHK. Jangan memikirkan yang belum dapat kerja. Yang kehilangan pekerjaan ini harus cepat diatasi,” tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda