Fase Indah untuk BUMN Inhan Indonesia
Selasa, 01 Oktober 2024 - 05:05 WIB
Faktor utama pendongkrak kinerja positif Defend ID ternyata adalah dukungan kuat dari pemerintah, khususnya Kemenhan yang dipimpin Prabowo. Diungkapkan Bobby, pada periode sebelumnya selama 5 tahun dari 2014–2019 BUMN Inhan hanya menerima 30 kontrak dengan nilai sekitar Rp20 triliun. Sedangkan sejak 2019–2024, Defend ID saat ini mengantongi 160 lebih kontrak pengadaan alutsista, dengan nilai Rp190 triliun.
Selain PTDI, capaian kinerja positif selama 2023 melecut kepercayaan diri angota BUMN Inhan lain untuk meraih kinerja lebih baik di 2024. PT LEN misalnya, berikhtiar untuk menjadi korporasi yang tangguh dan terus bertumbuh di tengah semakin besarnya tantangan yang harus dihadapi, dengan pertumbuhan hingga 11,6 persen dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).
Dari Surabaya, PT PAL menarget pendapatan usaha meningkat 42,0 persen dibanding Prognosa 2023 atau sebesar Rp5,1 triliun. Sedangkan PT DI menargetkan pendapatan pada 2024 sebesar Rp 3,7 triliun atau meningkat 19% dari prognosa penjualan sepanjang 2023. PTDI juga optimistis bisa mencetak laba bersih Rp24 miliar.
Perkembangan positif yang digapai PTDI dan BUMN Inhan lain menjadi modalitas berharga untuk mencapai prestasi lebih baik di tahun-tahun mendatang. Peluang meningkatkan penjualan produk alutsista pada masa mendatang sangat terbuka karena produk-produk alutsista made in Indonesia sudah mulai dikenal dan diakui kwalitasnya.
Di sisi lain, permintaan dunia akan berbagai jenis alutsista sudah pasti akan terus meningkat di tengah instabilitas global yang memicu arm race. Dampaknya, negara-negara di dunia berlomba menaikkan anggaran belanja pertahanannya, hingga rata-rata anggaran pertahanan global naik menjadi 2-3 persen dari PDB seperti disampaikan World Bank.
Begitu pun permintaan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan TNI, juga Polri, juga akan meningkat seiring dengan naiknya alokasi anggaran untuk pertahanan. Peluang tersebut tentu juga disambut pemain alutsista utama global. Karena itu tidak ada pilihan bagi BUMN Inhan untuk terus meningkatkan kapasitas dalam penguasa teknologi state of the art dan meningkatkan kapasitas SDM.
Upaya mencapai tujuan jelas tidak mudah. Karena itu, kemitraan yang sudah dibangun dengan perusahaan terkemuka dunia seperti Thales, Naval Group, Aselsan, Havelsan, Roketsan, FNSS dan lain merupakan langkah tepat untuk mendapat alih kompetensi atau transfer knowledge dan ToT. Ke depan kemitraan perlu dipertajam dan diperluas dengan partnerstrategis lain.
Terbentuknya holding Defend ID harus dimanfaatkan secara maksimal untuk memperkuat ekosistem pertahanan dan menyinergikan potensi kekuatan yang dimiliki masing-masing BUMN Inhan. Sinergi kekuatan menjadi modal penting untuk mencapai kemandirian alutsista, dan sisi lain mewujudkan Defend ID menjadi perusahaan alutsista terkemuka global dan masuk jajaran Top 40 Global Defense Companies pada 2034.
baca juga: Menhan Prabowo Berkomitmen Hapus Budaya Korupsi di Industri Pertahanan
Kehadiran pesawat N219 yang menjadi andalan masa depan PTDI bisa dianggap sebagai wujud terbangunnya sinergi di antara perusahaan anggota Defend ID, dan juga perusahaan lain seperti PT LEN, PT Nusantara Turbin dan Propulsi, serta PT Infoglobal Teknologi Semesta. Pada 2022 saat Menkomarves Luhut B Pandjaitan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) N219 mencapai 44,69 persen.
Selain PTDI, capaian kinerja positif selama 2023 melecut kepercayaan diri angota BUMN Inhan lain untuk meraih kinerja lebih baik di 2024. PT LEN misalnya, berikhtiar untuk menjadi korporasi yang tangguh dan terus bertumbuh di tengah semakin besarnya tantangan yang harus dihadapi, dengan pertumbuhan hingga 11,6 persen dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).
Dari Surabaya, PT PAL menarget pendapatan usaha meningkat 42,0 persen dibanding Prognosa 2023 atau sebesar Rp5,1 triliun. Sedangkan PT DI menargetkan pendapatan pada 2024 sebesar Rp 3,7 triliun atau meningkat 19% dari prognosa penjualan sepanjang 2023. PTDI juga optimistis bisa mencetak laba bersih Rp24 miliar.
Perkembangan positif yang digapai PTDI dan BUMN Inhan lain menjadi modalitas berharga untuk mencapai prestasi lebih baik di tahun-tahun mendatang. Peluang meningkatkan penjualan produk alutsista pada masa mendatang sangat terbuka karena produk-produk alutsista made in Indonesia sudah mulai dikenal dan diakui kwalitasnya.
Di sisi lain, permintaan dunia akan berbagai jenis alutsista sudah pasti akan terus meningkat di tengah instabilitas global yang memicu arm race. Dampaknya, negara-negara di dunia berlomba menaikkan anggaran belanja pertahanannya, hingga rata-rata anggaran pertahanan global naik menjadi 2-3 persen dari PDB seperti disampaikan World Bank.
Begitu pun permintaan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan TNI, juga Polri, juga akan meningkat seiring dengan naiknya alokasi anggaran untuk pertahanan. Peluang tersebut tentu juga disambut pemain alutsista utama global. Karena itu tidak ada pilihan bagi BUMN Inhan untuk terus meningkatkan kapasitas dalam penguasa teknologi state of the art dan meningkatkan kapasitas SDM.
Upaya mencapai tujuan jelas tidak mudah. Karena itu, kemitraan yang sudah dibangun dengan perusahaan terkemuka dunia seperti Thales, Naval Group, Aselsan, Havelsan, Roketsan, FNSS dan lain merupakan langkah tepat untuk mendapat alih kompetensi atau transfer knowledge dan ToT. Ke depan kemitraan perlu dipertajam dan diperluas dengan partnerstrategis lain.
Terbentuknya holding Defend ID harus dimanfaatkan secara maksimal untuk memperkuat ekosistem pertahanan dan menyinergikan potensi kekuatan yang dimiliki masing-masing BUMN Inhan. Sinergi kekuatan menjadi modal penting untuk mencapai kemandirian alutsista, dan sisi lain mewujudkan Defend ID menjadi perusahaan alutsista terkemuka global dan masuk jajaran Top 40 Global Defense Companies pada 2034.
baca juga: Menhan Prabowo Berkomitmen Hapus Budaya Korupsi di Industri Pertahanan
Kehadiran pesawat N219 yang menjadi andalan masa depan PTDI bisa dianggap sebagai wujud terbangunnya sinergi di antara perusahaan anggota Defend ID, dan juga perusahaan lain seperti PT LEN, PT Nusantara Turbin dan Propulsi, serta PT Infoglobal Teknologi Semesta. Pada 2022 saat Menkomarves Luhut B Pandjaitan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) N219 mencapai 44,69 persen.
Lihat Juga :
tulis komentar anda