Prinsip Kedermawanan Dinilai Perlu Ditumbuhkan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Selasa, 24 September 2024 - 22:51 WIB
JAKARTA - Prinsip kedermawanan dinilai perlu ditumbuhkan untuk kesejahteraan masyarakat . Hal itu diungkap dalam seminar dan diskusi pada Agro Ecological Right Livelihood Educational and Cultural Travel (Arlect) 2024.
Arlect 2024 itu digelar Institute for Regenerative Livelihoods (IRL) Malaysia dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tamzis Bina Utama di SM Tower Malioboro Yogyakarta pada Senin, 23 September 2024 hingga Jumat, 27 September 2024.
Acara tersebut digelar secara hybrid (offline dan online), yakni 15 peserta offline berasal dari 5 benua, Asia, Australia, Eropa, Afrika, dan Amerika Serikat. Hari pertama dan kedua kegiatan ini diisi dengan materi kegiatan dalam bentuk seminar dan diskusi yang dihadiri para narasumber dari pakar dan ahli berbagai negara yang kompeten di bidang koperasi dan ekonomi syariah.
Adapun pembicara sekaligus panelis yang hadir di antaranya Direktur IRL Adi Setiadi, Founder & Chief Tamzis Saat Suharto, Ahmad Andi Kurniawan dari Baitul Maal Tamzis, Dosen UII Mohammad Bektie Hendrie Anto, Yulizar Djamaluddin Sanrego dari MUI Pusat, Jamil Abbas dari ETHIS, Haryo Mojopahit (Dompet Dhuafa), dan Kartiko Adi Wibowo (Perhimpunan BMT).
Adi Setiadi mengatakan Ekonomi Islam berlandaskan pada prinsip-prinsip etika-moral serta praktik-praktik kesetaraan dan kedermawanan, serta pentingnya menjamin kebaikan bersama. Dia juga menyinggung soal akad.
Dia berpendapat, akad dalam Islam secara formal dan legal mengatur transaksi komersial dan transaksi sukarela dalam hubungan sosial ekonomi di antara masyarakat, dengan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, kedermawanan, dan saling tolong-menolong.
“Kami melihat Tamzis telah mempraktikkannya selama ini sehingga pengalaman berharga dari Tamzis ini patut untuk kita pelajari dan inilah alasan kenapa Tamzis dipilih menjadi objek studi ini," kata Adi Setiadi.
Sementara itu, Saat Suharto mengatakan bahwa tema kali ini adalah Investasi Komunitas melalui Struktur Koperasi. Tema tersebut dinilai sangat relevan dengan kondisi ekonomi global dan lokal yang dihadapi saat ini.
Arlect 2024 itu digelar Institute for Regenerative Livelihoods (IRL) Malaysia dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tamzis Bina Utama di SM Tower Malioboro Yogyakarta pada Senin, 23 September 2024 hingga Jumat, 27 September 2024.
Acara tersebut digelar secara hybrid (offline dan online), yakni 15 peserta offline berasal dari 5 benua, Asia, Australia, Eropa, Afrika, dan Amerika Serikat. Hari pertama dan kedua kegiatan ini diisi dengan materi kegiatan dalam bentuk seminar dan diskusi yang dihadiri para narasumber dari pakar dan ahli berbagai negara yang kompeten di bidang koperasi dan ekonomi syariah.
Adapun pembicara sekaligus panelis yang hadir di antaranya Direktur IRL Adi Setiadi, Founder & Chief Tamzis Saat Suharto, Ahmad Andi Kurniawan dari Baitul Maal Tamzis, Dosen UII Mohammad Bektie Hendrie Anto, Yulizar Djamaluddin Sanrego dari MUI Pusat, Jamil Abbas dari ETHIS, Haryo Mojopahit (Dompet Dhuafa), dan Kartiko Adi Wibowo (Perhimpunan BMT).
Adi Setiadi mengatakan Ekonomi Islam berlandaskan pada prinsip-prinsip etika-moral serta praktik-praktik kesetaraan dan kedermawanan, serta pentingnya menjamin kebaikan bersama. Dia juga menyinggung soal akad.
Dia berpendapat, akad dalam Islam secara formal dan legal mengatur transaksi komersial dan transaksi sukarela dalam hubungan sosial ekonomi di antara masyarakat, dengan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, kedermawanan, dan saling tolong-menolong.
“Kami melihat Tamzis telah mempraktikkannya selama ini sehingga pengalaman berharga dari Tamzis ini patut untuk kita pelajari dan inilah alasan kenapa Tamzis dipilih menjadi objek studi ini," kata Adi Setiadi.
Sementara itu, Saat Suharto mengatakan bahwa tema kali ini adalah Investasi Komunitas melalui Struktur Koperasi. Tema tersebut dinilai sangat relevan dengan kondisi ekonomi global dan lokal yang dihadapi saat ini.
tulis komentar anda