Keindahan dan Kebenaran: Seni dan Kepantasan di Mata serta Telinga
Senin, 09 September 2024 - 07:43 WIB
Al Makin
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
KITA selalu mengatur penampilan bukan? Baju yang bagus-bagus dipakai, supaya percaya diri. Kurang pantas membaut kita tidak nyaman. Sepatu yang pas saja di lekatkan di kaki, baik sepatu sport atau resmi kulit. Yang bersih dan baik. Feysen adalah penampilan kita, harus indah paling tidak menurut perasaan sendiri.
Begitu juga dalam online, media sosial: Instagram, Tiktok dan Facebook. Semua kita tampilkan yang indah-indah.
Yang tidak pantas kita edit, rapikan, jika tidak bisa ya dibuang. Kita atur penampilan secara luring dan daring, offline dan online, itulah keindahan. Itulah seni.
Seni agar pantas. Kepantasan juga sekaligus kebenaran. Itulah seni. Keindahan terkait dengan kebenaran, kebenaran itu ya keindahan itu sendiri, baik untuk diri sendiri atau konsumsi publik.
Seni bisa mengukur kejernihan pikiran dalam memandang. Mungkin kita perlu sudut pandang kesenian dan keindahan untuk mengukur kepantasan. Sesuatu yang pantas dan tidak pantas, seni adalah salah satu ukurannya. Apabila suatu obyek itu nyaman didengar, sedap dilihat, indah dipandang, dan menenangkan dirasakan, maka itu indah. Indah sekaligus benar. Keindahan adalah kebenaran.
Perbuatan, kata, kabar, rumor, update gambar, berita sosial media, mungkin bisa dijadikan bahan renungan. Apakah itu pantas? Apakah nyaman di telinga? Apakaah sedap di mata? Apakah menenangkan di hati?
Jika benar, itulah kebenaran dan kepantasan. Jika tidak, berarti ada yang salah.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
KITA selalu mengatur penampilan bukan? Baju yang bagus-bagus dipakai, supaya percaya diri. Kurang pantas membaut kita tidak nyaman. Sepatu yang pas saja di lekatkan di kaki, baik sepatu sport atau resmi kulit. Yang bersih dan baik. Feysen adalah penampilan kita, harus indah paling tidak menurut perasaan sendiri.
Begitu juga dalam online, media sosial: Instagram, Tiktok dan Facebook. Semua kita tampilkan yang indah-indah.
Yang tidak pantas kita edit, rapikan, jika tidak bisa ya dibuang. Kita atur penampilan secara luring dan daring, offline dan online, itulah keindahan. Itulah seni.
Seni agar pantas. Kepantasan juga sekaligus kebenaran. Itulah seni. Keindahan terkait dengan kebenaran, kebenaran itu ya keindahan itu sendiri, baik untuk diri sendiri atau konsumsi publik.
Seni bisa mengukur kejernihan pikiran dalam memandang. Mungkin kita perlu sudut pandang kesenian dan keindahan untuk mengukur kepantasan. Sesuatu yang pantas dan tidak pantas, seni adalah salah satu ukurannya. Apabila suatu obyek itu nyaman didengar, sedap dilihat, indah dipandang, dan menenangkan dirasakan, maka itu indah. Indah sekaligus benar. Keindahan adalah kebenaran.
Perbuatan, kata, kabar, rumor, update gambar, berita sosial media, mungkin bisa dijadikan bahan renungan. Apakah itu pantas? Apakah nyaman di telinga? Apakaah sedap di mata? Apakah menenangkan di hati?
Jika benar, itulah kebenaran dan kepantasan. Jika tidak, berarti ada yang salah.
tulis komentar anda