Peran Kunci Pengelolaan HCM dalam Pemulihan Bisnis Korporasi
Rabu, 26 Agustus 2020 - 06:05 WIB
Saya mengadaptasi catatan WEF tentang tujuh titik krusial yang perlu diperhatikan dalam pengubahan atau perancangan ulang KPI dalam merespons adanya pandemi global. Ketujuh titik tersebut adalah: (1) kesehatan dan kenyamanan bekerja pegawai, (2) perubahan proses dan tempat kerja, (3) pemulihan kembali para pegawai di tempat kerja mengingat sebagian besar menerapkan sistem Work from Home, (4) keterampilan dan kecakapan yang dibutuhkan di masa depan ketika situasi kembali normal, (5) penerapan dan pengintegrasian proses kerja ke dalam platform digital, (6) kualitas dari setiap pegawai dengan pengalaman yang berbeda-beda, dan (7) keberagaman serta pelibatan yang lebih luas di kalangan pegawai.
Ketujuh faktor atau titik krusial tersebut memerlukan suatu pandangan yang terbuka dari para pemangku kepentingan atau pemegang saham, para direksi atau board of directors, dan manajemen di bawahnya yang menjadi pemegang kunci proses penyesuaian bisnis (business alignment) setelah upaya pemulihan ekonomi menjadi gelombang besar di tingkat global.
Para pengambil kebijakan di tingkat pemerintahan atau birokrasi, juga dituntut untuk memahami langkah atau kebijakan yang diperlukan untuk mendorong setiap entitas usaha untuk dapat memulihkan dirinya secara cepat, mulai dari pendekatan yang sifatnya insentif kapital, relaksasi peraturan, sampai dengan dukungan lain yang sifatnya hanya mungkin diberikan pada level negara/pemerintahan.
Apabila dari tiga pilar tersebut terdapat satu saja yang pincang atau tidak mendukung upaya penyesuaian bisnis, risikonya bisa sangat besar, karena pemulihan ekonomi akan menjadi semakin sulit, efisiensi atau efektivitas sumber daya yang dikelola tidak akan menghasilkan output yang diharapkan, dan tidak akan ada dukungan yang kuat dari sisi pegawa/pekerja yang menjadi darah yang menggerakkan bisnis itu sendiri.
Ketujuh faktor atau titik krusial tersebut memerlukan suatu pandangan yang terbuka dari para pemangku kepentingan atau pemegang saham, para direksi atau board of directors, dan manajemen di bawahnya yang menjadi pemegang kunci proses penyesuaian bisnis (business alignment) setelah upaya pemulihan ekonomi menjadi gelombang besar di tingkat global.
Para pengambil kebijakan di tingkat pemerintahan atau birokrasi, juga dituntut untuk memahami langkah atau kebijakan yang diperlukan untuk mendorong setiap entitas usaha untuk dapat memulihkan dirinya secara cepat, mulai dari pendekatan yang sifatnya insentif kapital, relaksasi peraturan, sampai dengan dukungan lain yang sifatnya hanya mungkin diberikan pada level negara/pemerintahan.
Apabila dari tiga pilar tersebut terdapat satu saja yang pincang atau tidak mendukung upaya penyesuaian bisnis, risikonya bisa sangat besar, karena pemulihan ekonomi akan menjadi semakin sulit, efisiensi atau efektivitas sumber daya yang dikelola tidak akan menghasilkan output yang diharapkan, dan tidak akan ada dukungan yang kuat dari sisi pegawa/pekerja yang menjadi darah yang menggerakkan bisnis itu sendiri.
(ras)
Lihat Juga :
tulis komentar anda