Generasi Muda harus Rayakan HUT ke-79 RI dengan Riang Gembira
Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:51 WIB
Hal tersebut, menurutnya, penting dilakukan dari sejak dini karena proses pencegahan itu harus dilakukan dari awal, sehingga akan tercipta suatu individu resilience. Masing-masing individu akan sadar bahwa bahaya paham radikal terorisme ini menjadi upaya yang perlu ditangkal sejak sejauh mungkin, sedini mungkin dari awal agar tidak terpapar ke mana-mana.
"Sehingga proses Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dalam hal ini BNPT mewakili pemerintah dengan menggandeng Kementerian lembaga lainnya melakukan proses-proses ataupun pencegahan dari awal dengan melakukan pendekatan-pendekatan soft approach maupun hard approach,” ucapnya.
Dirinya membantah kalau Penguatan Kampus Kebangsaan dengan menghadirkan beberapa narasumber yang salah satunya mantan anggota jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) Mohamad Nasir Abbas yang diselenggarakan di Kalimantan Timur ini berkaitan dengan pembentukan Ibu Kota Nusantara (IKN) di provinsi Kaltim. Menurutnya, program penguatan kampus Kebangsaan ini sudah dilakukan dibeberapa daerah di seluruh Indonesia.
"Jadi ada program Pembentukan kampus kebangsaan di seluruh Indonesia. Sudah banyak melakukan gelaran kampus kebangsaan ini dari mulai Aceh sampai dengan Papua sana. Dan juga ada program prioritas lainnya seperti Sekolah Damai untuk kalangan anak anak sekolah yang saat ini masih menyasar ke anak SMA," ujar mantan Dandim 0603/Lebak ini mengakhiri.
Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Ahsin Rifa'i sangat menyambut baik sosialisasi kampus kebangsaan ini. Menurutnya, hal tersebut sangat bermanfaat bagi pihaknya dalam rangka program pemerintah untuk menghasilkan kampus yang terbebas dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
"Karena dari beberapa hasil riset dan data dari BNPT, ternyata kampus ini merupakan salah satu yang potensial terpapar dari paham radikal terorisme, ataupun paham intoleransi," ujar Prof Muhammad Ahsin Rifa’i.
Dengan dihadirkannya Nasir Abbas, pelaku atau mantan pelaku terorisme yang sudah sadar, sangat bermanfaat buat para mahasiswa agar dapat memahami sebenarnya bagaimana langkah-langkah bisa terjadi mahasiswa itu terpapar paham radikalisme terorisme.
"Jadi inilah yang bisa kami jadikan pelajaran ke depan, terutama kami juga akan mencoba menyusun kurikulum yang nantinya akan lebih banyak meningkatkan pemahaman karakter dan juga nilai-nilai kebangsaan," katanya.
Acara penguatan kampus Kebangsaan ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Direktur Pencegahan BNPT, Irfan Idris; Ketua FKPT Kaltim, Ahmad Jubaidi; dan Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Ahsin Rifa’i; dengan dipandu Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Sus Dr Harianto sebagai moderator.
"Sehingga proses Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dalam hal ini BNPT mewakili pemerintah dengan menggandeng Kementerian lembaga lainnya melakukan proses-proses ataupun pencegahan dari awal dengan melakukan pendekatan-pendekatan soft approach maupun hard approach,” ucapnya.
Dirinya membantah kalau Penguatan Kampus Kebangsaan dengan menghadirkan beberapa narasumber yang salah satunya mantan anggota jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) Mohamad Nasir Abbas yang diselenggarakan di Kalimantan Timur ini berkaitan dengan pembentukan Ibu Kota Nusantara (IKN) di provinsi Kaltim. Menurutnya, program penguatan kampus Kebangsaan ini sudah dilakukan dibeberapa daerah di seluruh Indonesia.
"Jadi ada program Pembentukan kampus kebangsaan di seluruh Indonesia. Sudah banyak melakukan gelaran kampus kebangsaan ini dari mulai Aceh sampai dengan Papua sana. Dan juga ada program prioritas lainnya seperti Sekolah Damai untuk kalangan anak anak sekolah yang saat ini masih menyasar ke anak SMA," ujar mantan Dandim 0603/Lebak ini mengakhiri.
Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Ahsin Rifa'i sangat menyambut baik sosialisasi kampus kebangsaan ini. Menurutnya, hal tersebut sangat bermanfaat bagi pihaknya dalam rangka program pemerintah untuk menghasilkan kampus yang terbebas dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
"Karena dari beberapa hasil riset dan data dari BNPT, ternyata kampus ini merupakan salah satu yang potensial terpapar dari paham radikal terorisme, ataupun paham intoleransi," ujar Prof Muhammad Ahsin Rifa’i.
Dengan dihadirkannya Nasir Abbas, pelaku atau mantan pelaku terorisme yang sudah sadar, sangat bermanfaat buat para mahasiswa agar dapat memahami sebenarnya bagaimana langkah-langkah bisa terjadi mahasiswa itu terpapar paham radikalisme terorisme.
"Jadi inilah yang bisa kami jadikan pelajaran ke depan, terutama kami juga akan mencoba menyusun kurikulum yang nantinya akan lebih banyak meningkatkan pemahaman karakter dan juga nilai-nilai kebangsaan," katanya.
Acara penguatan kampus Kebangsaan ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Direktur Pencegahan BNPT, Irfan Idris; Ketua FKPT Kaltim, Ahmad Jubaidi; dan Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Ahsin Rifa’i; dengan dipandu Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Sus Dr Harianto sebagai moderator.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda