Generasi Muda harus Rayakan HUT ke-79 RI dengan Riang Gembira
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa bersama seluruh masyarakat Indonesia harus dapat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan riang gembira. Karena hal ini sekaligus sebagai upaya menumbuhkan nasionalisme dan kebangsaan kepada generasi muda dalam mengisi kemerdekaan.
Hal tersebut dikatakan Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Roedy Widodo, dalam keynote speech-nya saat menutup acara Penguatan Kampus Kebangsaan dengan tema 'Jaga Kampus Kita'. Acara yang digelar hasil kerja sama dengan Forum Koordinasi Penceganan Terorisme Kalimantan Timur (FKPT Kaltim) ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Universitas Mulia, Balikpapan, Kaltim, Kamis (15/8/2024).
"Generasi muda harus sadar bahwa bagaimana para pejuang dan pendahulu kita dulu sudah memperjuangkan, memperoleh dan merebut kemerdekaan itu tentuinya tidaklah mudah. Tetapi perlu pengorbanan, ada sesuatu yang perlu dikorbankan, sehingga bagaimana para pendahulu bangsa kita dulu memperoleh kemerdekaan ini tidaklah gratis. Jadi tidaklah sia-sia kita merebut kemerdekaan ini. Oleh karena itu mari kita rayakan peringatan HUT RI ini dengan suasana gembira," kata Roedy Widodo.
Namun Roedy mengingatkan hal yang paling penting dalam peringatan HUT RI ini adalah bagaimana para generasi muda bisa mengambil peran postif untuk dapat mengisi kemerdekaan bangsa ini.
"Ini yang tentunya perlu dipahami para generasi muda untuk bisa mengisi kemerdekaan ini. Tentunya cara yang bisa dilakukan adik-adik ini untuk mengisi kemerdekaan tersebut bagi bangsa ini, tentunya dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki oleh adik-adik mahasiswa melalui bidang keahlian nya masing-masing. Mahasiswa harus bisa mengambil peran dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangsaan," kata alumnus Akmil 1990 ini.
Perwira Tinggi bintang 2 yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan, Hukum, dan Humas BNPT ini menilai generasi muda yang ada di wilayah Kaltim ini mempunyai potensi yang sangat luar biasa dalam mengisi kemerdekaan ini.
"Pemuda-pemuda di Kalimantan Timur ini mempunyai potensi yang sangat luar biasa, sehingga saya yakin mereka bisa melakukan penangkalan dari dini, penanggalan dari awal untuk berkolaborasi untuk membentuk dan memperkuat national resilience," ujarnya.
Terkait dengan adanya program kampus Kebangsaan dalam mencegah intoleransi maupun penyebaran paham radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus, menurutnya hal tersebut sebagai upaya BNPT dalam menjalankan salah satu programnya yang telah dicanangkan oleh Kepala BNPT, Komjen Pol Prof. Dr. H. Mohammad Rycko Amelza Dahniel.
"Dan sebagai outputnya dalam rangka meningkatkan public resiliance, National resilience, dan akhirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki daya tahan, kondisi juang yang dinamis, daya tangkal, bisa melakukan perlawanan secara dini dan melakukan penanggulangan secara dini terhadap intoleransi, radikalisme dan terorisme," ujarnya dalam acara yang dihadiri tidak kurang sebanyak 400 mahasiswa ini.
Hal tersebut, menurutnya, penting dilakukan dari sejak dini karena proses pencegahan itu harus dilakukan dari awal, sehingga akan tercipta suatu individu resilience. Masing-masing individu akan sadar bahwa bahaya paham radikal terorisme ini menjadi upaya yang perlu ditangkal sejak sejauh mungkin, sedini mungkin dari awal agar tidak terpapar ke mana-mana.
"Sehingga proses Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dalam hal ini BNPT mewakili pemerintah dengan menggandeng Kementerian lembaga lainnya melakukan proses-proses ataupun pencegahan dari awal dengan melakukan pendekatan-pendekatan soft approach maupun hard approach,” ucapnya.
Dirinya membantah kalau Penguatan Kampus Kebangsaan dengan menghadirkan beberapa narasumber yang salah satunya mantan anggota jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) Mohamad Nasir Abbas yang diselenggarakan di Kalimantan Timur ini berkaitan dengan pembentukan Ibu Kota Nusantara (IKN) di provinsi Kaltim. Menurutnya, program penguatan kampus Kebangsaan ini sudah dilakukan dibeberapa daerah di seluruh Indonesia.
"Jadi ada program Pembentukan kampus kebangsaan di seluruh Indonesia. Sudah banyak melakukan gelaran kampus kebangsaan ini dari mulai Aceh sampai dengan Papua sana. Dan juga ada program prioritas lainnya seperti Sekolah Damai untuk kalangan anak anak sekolah yang saat ini masih menyasar ke anak SMA," ujar mantan Dandim 0603/Lebak ini mengakhiri.
Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Ahsin Rifa'i sangat menyambut baik sosialisasi kampus kebangsaan ini. Menurutnya, hal tersebut sangat bermanfaat bagi pihaknya dalam rangka program pemerintah untuk menghasilkan kampus yang terbebas dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
"Karena dari beberapa hasil riset dan data dari BNPT, ternyata kampus ini merupakan salah satu yang potensial terpapar dari paham radikal terorisme, ataupun paham intoleransi," ujar Prof Muhammad Ahsin Rifa’i.
Dengan dihadirkannya Nasir Abbas, pelaku atau mantan pelaku terorisme yang sudah sadar, sangat bermanfaat buat para mahasiswa agar dapat memahami sebenarnya bagaimana langkah-langkah bisa terjadi mahasiswa itu terpapar paham radikalisme terorisme.
"Jadi inilah yang bisa kami jadikan pelajaran ke depan, terutama kami juga akan mencoba menyusun kurikulum yang nantinya akan lebih banyak meningkatkan pemahaman karakter dan juga nilai-nilai kebangsaan," katanya.
Acara penguatan kampus Kebangsaan ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Direktur Pencegahan BNPT, Irfan Idris; Ketua FKPT Kaltim, Ahmad Jubaidi; dan Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Ahsin Rifa’i; dengan dipandu Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Sus Dr Harianto sebagai moderator.
Hal tersebut dikatakan Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Roedy Widodo, dalam keynote speech-nya saat menutup acara Penguatan Kampus Kebangsaan dengan tema 'Jaga Kampus Kita'. Acara yang digelar hasil kerja sama dengan Forum Koordinasi Penceganan Terorisme Kalimantan Timur (FKPT Kaltim) ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Universitas Mulia, Balikpapan, Kaltim, Kamis (15/8/2024).
"Generasi muda harus sadar bahwa bagaimana para pejuang dan pendahulu kita dulu sudah memperjuangkan, memperoleh dan merebut kemerdekaan itu tentuinya tidaklah mudah. Tetapi perlu pengorbanan, ada sesuatu yang perlu dikorbankan, sehingga bagaimana para pendahulu bangsa kita dulu memperoleh kemerdekaan ini tidaklah gratis. Jadi tidaklah sia-sia kita merebut kemerdekaan ini. Oleh karena itu mari kita rayakan peringatan HUT RI ini dengan suasana gembira," kata Roedy Widodo.
Namun Roedy mengingatkan hal yang paling penting dalam peringatan HUT RI ini adalah bagaimana para generasi muda bisa mengambil peran postif untuk dapat mengisi kemerdekaan bangsa ini.
"Ini yang tentunya perlu dipahami para generasi muda untuk bisa mengisi kemerdekaan ini. Tentunya cara yang bisa dilakukan adik-adik ini untuk mengisi kemerdekaan tersebut bagi bangsa ini, tentunya dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki oleh adik-adik mahasiswa melalui bidang keahlian nya masing-masing. Mahasiswa harus bisa mengambil peran dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangsaan," kata alumnus Akmil 1990 ini.
Perwira Tinggi bintang 2 yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan, Hukum, dan Humas BNPT ini menilai generasi muda yang ada di wilayah Kaltim ini mempunyai potensi yang sangat luar biasa dalam mengisi kemerdekaan ini.
"Pemuda-pemuda di Kalimantan Timur ini mempunyai potensi yang sangat luar biasa, sehingga saya yakin mereka bisa melakukan penangkalan dari dini, penanggalan dari awal untuk berkolaborasi untuk membentuk dan memperkuat national resilience," ujarnya.
Terkait dengan adanya program kampus Kebangsaan dalam mencegah intoleransi maupun penyebaran paham radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus, menurutnya hal tersebut sebagai upaya BNPT dalam menjalankan salah satu programnya yang telah dicanangkan oleh Kepala BNPT, Komjen Pol Prof. Dr. H. Mohammad Rycko Amelza Dahniel.
"Dan sebagai outputnya dalam rangka meningkatkan public resiliance, National resilience, dan akhirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki daya tahan, kondisi juang yang dinamis, daya tangkal, bisa melakukan perlawanan secara dini dan melakukan penanggulangan secara dini terhadap intoleransi, radikalisme dan terorisme," ujarnya dalam acara yang dihadiri tidak kurang sebanyak 400 mahasiswa ini.
Hal tersebut, menurutnya, penting dilakukan dari sejak dini karena proses pencegahan itu harus dilakukan dari awal, sehingga akan tercipta suatu individu resilience. Masing-masing individu akan sadar bahwa bahaya paham radikal terorisme ini menjadi upaya yang perlu ditangkal sejak sejauh mungkin, sedini mungkin dari awal agar tidak terpapar ke mana-mana.
"Sehingga proses Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dalam hal ini BNPT mewakili pemerintah dengan menggandeng Kementerian lembaga lainnya melakukan proses-proses ataupun pencegahan dari awal dengan melakukan pendekatan-pendekatan soft approach maupun hard approach,” ucapnya.
Dirinya membantah kalau Penguatan Kampus Kebangsaan dengan menghadirkan beberapa narasumber yang salah satunya mantan anggota jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) Mohamad Nasir Abbas yang diselenggarakan di Kalimantan Timur ini berkaitan dengan pembentukan Ibu Kota Nusantara (IKN) di provinsi Kaltim. Menurutnya, program penguatan kampus Kebangsaan ini sudah dilakukan dibeberapa daerah di seluruh Indonesia.
"Jadi ada program Pembentukan kampus kebangsaan di seluruh Indonesia. Sudah banyak melakukan gelaran kampus kebangsaan ini dari mulai Aceh sampai dengan Papua sana. Dan juga ada program prioritas lainnya seperti Sekolah Damai untuk kalangan anak anak sekolah yang saat ini masih menyasar ke anak SMA," ujar mantan Dandim 0603/Lebak ini mengakhiri.
Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Ahsin Rifa'i sangat menyambut baik sosialisasi kampus kebangsaan ini. Menurutnya, hal tersebut sangat bermanfaat bagi pihaknya dalam rangka program pemerintah untuk menghasilkan kampus yang terbebas dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
"Karena dari beberapa hasil riset dan data dari BNPT, ternyata kampus ini merupakan salah satu yang potensial terpapar dari paham radikal terorisme, ataupun paham intoleransi," ujar Prof Muhammad Ahsin Rifa’i.
Dengan dihadirkannya Nasir Abbas, pelaku atau mantan pelaku terorisme yang sudah sadar, sangat bermanfaat buat para mahasiswa agar dapat memahami sebenarnya bagaimana langkah-langkah bisa terjadi mahasiswa itu terpapar paham radikalisme terorisme.
"Jadi inilah yang bisa kami jadikan pelajaran ke depan, terutama kami juga akan mencoba menyusun kurikulum yang nantinya akan lebih banyak meningkatkan pemahaman karakter dan juga nilai-nilai kebangsaan," katanya.
Acara penguatan kampus Kebangsaan ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Direktur Pencegahan BNPT, Irfan Idris; Ketua FKPT Kaltim, Ahmad Jubaidi; dan Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Muhammad Ahsin Rifa’i; dengan dipandu Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Sus Dr Harianto sebagai moderator.
(abd)