Survei Pilkada Nabire: Elektabilitas Calon Bupati Bersaing Ketat
Rabu, 31 Juli 2024 - 21:50 WIB
Lalu, saat ditanya mengenai nama-nama yang disodorkan sebagai Calon Wakil Bupati Nabire, 54,57% responden di antaranya memilih Ones Iyai untuk mendampingi calon bupati (cabup) pilihan mereka. Diikuti Kristofel Mara di angka 25,17%, Roy Wonda 11,80%, serta Udin Mardin 8,46%.
Hal tersebut menjadi kesimpulan yang dapat ditarik dari survei Svadhyaya Riset Nusantara. Jumlah sampel survei yang dilakukan sebanyak 1.025 responden. Wawancara dilakukan secara tatap muka oleh tenaga terlatih dengan bantuan/pedoman kuesioner.
Adapun metode survei yang digunakan yaitu pengambilan sampel secara acak bertingkat (stratified multistage random sampling), dengan margin of error (MoE) sekitar 3,5% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. “Sebagai sebuah survei permulaan kita baru meng-capture preferensi sebelum adanya kampanye paslon,” pungkas Gery.
Di samping itu, survei juga memotret responden tampak menganggap wajar praktik politik uang atau money politic yang dilakukan para calon kepala daerah, terlihat dari 39,53% masyarakat Nabire yang memilih untuk “menerima dan mengikuti pilihan” jika ada orang yang memberikan uang atau barang.
Opsi “menerima, namun tidak mengikuti pilihan” berada di urutan kedua dengan angka 23,11%. Kemudian, saat responden ditanya terkait barang yang diharapkan jika ada yang orang yang memberi, mayoritas responden menjawab uang atau sembako yang angkanya mencapai 92,54%.
Hal ini menjadi catatan besar bagi para entitas kepemiluan demi menjaga netralitas dan keberlangsungan Pilkada 2024 secara demokratis dan damai. Selain itu, sebagian besar masyarakat Nabire masih sangat percaya terhadap seluruh penyelenggara pemilu, mulai dari KPU (33,92%), Bawaslu (33,33%), DKPP (34,02%), dan Mahkamah Konstitusi (31,96%).
Kendati demikian, masih banyak pula responden memiliki kepercayaan sedang, yang artinya mereka masih ragu-ragu atau berpandangan buruk kepada setiap instansi tersebut.
Hal tersebut menjadi kesimpulan yang dapat ditarik dari survei Svadhyaya Riset Nusantara. Jumlah sampel survei yang dilakukan sebanyak 1.025 responden. Wawancara dilakukan secara tatap muka oleh tenaga terlatih dengan bantuan/pedoman kuesioner.
Adapun metode survei yang digunakan yaitu pengambilan sampel secara acak bertingkat (stratified multistage random sampling), dengan margin of error (MoE) sekitar 3,5% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. “Sebagai sebuah survei permulaan kita baru meng-capture preferensi sebelum adanya kampanye paslon,” pungkas Gery.
Di samping itu, survei juga memotret responden tampak menganggap wajar praktik politik uang atau money politic yang dilakukan para calon kepala daerah, terlihat dari 39,53% masyarakat Nabire yang memilih untuk “menerima dan mengikuti pilihan” jika ada orang yang memberikan uang atau barang.
Opsi “menerima, namun tidak mengikuti pilihan” berada di urutan kedua dengan angka 23,11%. Kemudian, saat responden ditanya terkait barang yang diharapkan jika ada yang orang yang memberi, mayoritas responden menjawab uang atau sembako yang angkanya mencapai 92,54%.
Hal ini menjadi catatan besar bagi para entitas kepemiluan demi menjaga netralitas dan keberlangsungan Pilkada 2024 secara demokratis dan damai. Selain itu, sebagian besar masyarakat Nabire masih sangat percaya terhadap seluruh penyelenggara pemilu, mulai dari KPU (33,92%), Bawaslu (33,33%), DKPP (34,02%), dan Mahkamah Konstitusi (31,96%).
Kendati demikian, masih banyak pula responden memiliki kepercayaan sedang, yang artinya mereka masih ragu-ragu atau berpandangan buruk kepada setiap instansi tersebut.
(rca)
tulis komentar anda