Survei Pilkada Nabire: Elektabilitas Calon Bupati Bersaing Ketat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elektabilitas para calon Bupati Nabire bersaing ketat berdasarkan hasil survei Svadhyaya Riset Nusantara pada 18-24 Juli 2024. Survei dilakukan di empat Daerah Pemilihan (Dapil) yang terdiri atas 26 distrik atau kampung secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir.
Petahana Mesak Magai berada di urutan teratas dengan 37,95%. Namun, elektabilitas Mesak Magai dibayangi ketat oleh Hugo Martinus Karubaba yang memperoleh 33,53%, diikuti oleh Evan Ibo sebesar 2,39%, Oktovina Woromboni 1,87%, dan Albert Kayame sebesar 1,18%.
Adapun persentase swing voters atau belum menentukan pilihan masih cukup tinggi mencapai 18,09%. Responden yang tidak memilih atau golput sebanyak 1,97%, serta 3,05% responden memilih untuk tidak menjawab.
“Hasil top of mind para responden menunjukkan peluang besar bagi petahana Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba. Sehingga selanjutnya, patut dinantikan langkah-langkah mereka untuk meraih sebanyak-banyaknya dukungan dari sekitar 18% swing voters,” ujar Direktur Svadhyaya Riset Nusantara Gery Gugustomo dalam konferensi pers di Waroeng Sadjoe, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2024).
Hasil kontestasi Pilkada Nabire tidak banyak berubah jika hanya diikuti tiga peserta dengan mempertemukan 3 persentase tertinggi. Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba tampak masih bersaing ketat dengan masing-masing elektabilitas sebesar 38,84% dan 34,51%.
Adapun Evan Ibo hanya memiliki suara 3,15%. Swing voters masih menjadi penentu kemenangan dari kedua calon teratas dengan angka 18,98%. Hasil berbeda jika Mesak Magai memutuskan untuk tidak kembali mengikuti Pilkada Nabire di tahun ini.
Saat pertanyaan kembali dikerucutkan menjadi tiga nama tanpa mengikutsertakan Mesak Magai, maka otomatis elektabilitas Hugo Martinus Karubaba memuncaki elektabilitas dengan perolehan angka 44,05%. Kemudian diikuti Oktavina Woromboni sebesar 9,24%, dan Albert Kayame yang hanya memiliki angka 4,72%.
Swing voters tampaknya masih cukup banyak pada kategori ini, menempati urutan kedua sebesar 23,60%. Selanjutnya, saat pertanyaan diambil acak dengan mempertemukan kembali Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba, keduanya masih memimpin torehan suara dari masyarakat Nabire.
Mesak mendapat 36,48% dan Hugo membayangi ketat dengan angka 35,10%. Alasan responden memilih tokoh favoritnya tersebut sebagian besar melihat kepribadian yang baik serta kepedulian yang besar kepada masyarakat dengan persentase sebesar 40,61%. Selain itu, sebanyak 21,24% responden melihat kompetensi dan kebijaksanaan tokoh atau calon kepala daerah.
Lalu, saat ditanya mengenai nama-nama yang disodorkan sebagai Calon Wakil Bupati Nabire, 54,57% responden di antaranya memilih Ones Iyai untuk mendampingi calon bupati (cabup) pilihan mereka. Diikuti Kristofel Mara di angka 25,17%, Roy Wonda 11,80%, serta Udin Mardin 8,46%.
Hal tersebut menjadi kesimpulan yang dapat ditarik dari survei Svadhyaya Riset Nusantara. Jumlah sampel survei yang dilakukan sebanyak 1.025 responden. Wawancara dilakukan secara tatap muka oleh tenaga terlatih dengan bantuan/pedoman kuesioner.
Adapun metode survei yang digunakan yaitu pengambilan sampel secara acak bertingkat (stratified multistage random sampling), dengan margin of error (MoE) sekitar 3,5% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. “Sebagai sebuah survei permulaan kita baru meng-capture preferensi sebelum adanya kampanye paslon,” pungkas Gery.
Di samping itu, survei juga memotret responden tampak menganggap wajar praktik politik uang atau money politic yang dilakukan para calon kepala daerah, terlihat dari 39,53% masyarakat Nabire yang memilih untuk “menerima dan mengikuti pilihan” jika ada orang yang memberikan uang atau barang.
Opsi “menerima, namun tidak mengikuti pilihan” berada di urutan kedua dengan angka 23,11%. Kemudian, saat responden ditanya terkait barang yang diharapkan jika ada yang orang yang memberi, mayoritas responden menjawab uang atau sembako yang angkanya mencapai 92,54%.
Hal ini menjadi catatan besar bagi para entitas kepemiluan demi menjaga netralitas dan keberlangsungan Pilkada 2024 secara demokratis dan damai. Selain itu, sebagian besar masyarakat Nabire masih sangat percaya terhadap seluruh penyelenggara pemilu, mulai dari KPU (33,92%), Bawaslu (33,33%), DKPP (34,02%), dan Mahkamah Konstitusi (31,96%).
Kendati demikian, masih banyak pula responden memiliki kepercayaan sedang, yang artinya mereka masih ragu-ragu atau berpandangan buruk kepada setiap instansi tersebut.
Petahana Mesak Magai berada di urutan teratas dengan 37,95%. Namun, elektabilitas Mesak Magai dibayangi ketat oleh Hugo Martinus Karubaba yang memperoleh 33,53%, diikuti oleh Evan Ibo sebesar 2,39%, Oktovina Woromboni 1,87%, dan Albert Kayame sebesar 1,18%.
Adapun persentase swing voters atau belum menentukan pilihan masih cukup tinggi mencapai 18,09%. Responden yang tidak memilih atau golput sebanyak 1,97%, serta 3,05% responden memilih untuk tidak menjawab.
“Hasil top of mind para responden menunjukkan peluang besar bagi petahana Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba. Sehingga selanjutnya, patut dinantikan langkah-langkah mereka untuk meraih sebanyak-banyaknya dukungan dari sekitar 18% swing voters,” ujar Direktur Svadhyaya Riset Nusantara Gery Gugustomo dalam konferensi pers di Waroeng Sadjoe, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2024).
Hasil kontestasi Pilkada Nabire tidak banyak berubah jika hanya diikuti tiga peserta dengan mempertemukan 3 persentase tertinggi. Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba tampak masih bersaing ketat dengan masing-masing elektabilitas sebesar 38,84% dan 34,51%.
Adapun Evan Ibo hanya memiliki suara 3,15%. Swing voters masih menjadi penentu kemenangan dari kedua calon teratas dengan angka 18,98%. Hasil berbeda jika Mesak Magai memutuskan untuk tidak kembali mengikuti Pilkada Nabire di tahun ini.
Saat pertanyaan kembali dikerucutkan menjadi tiga nama tanpa mengikutsertakan Mesak Magai, maka otomatis elektabilitas Hugo Martinus Karubaba memuncaki elektabilitas dengan perolehan angka 44,05%. Kemudian diikuti Oktavina Woromboni sebesar 9,24%, dan Albert Kayame yang hanya memiliki angka 4,72%.
Swing voters tampaknya masih cukup banyak pada kategori ini, menempati urutan kedua sebesar 23,60%. Selanjutnya, saat pertanyaan diambil acak dengan mempertemukan kembali Mesak Magai dan Hugo Martinus Karubaba, keduanya masih memimpin torehan suara dari masyarakat Nabire.
Mesak mendapat 36,48% dan Hugo membayangi ketat dengan angka 35,10%. Alasan responden memilih tokoh favoritnya tersebut sebagian besar melihat kepribadian yang baik serta kepedulian yang besar kepada masyarakat dengan persentase sebesar 40,61%. Selain itu, sebanyak 21,24% responden melihat kompetensi dan kebijaksanaan tokoh atau calon kepala daerah.
Lalu, saat ditanya mengenai nama-nama yang disodorkan sebagai Calon Wakil Bupati Nabire, 54,57% responden di antaranya memilih Ones Iyai untuk mendampingi calon bupati (cabup) pilihan mereka. Diikuti Kristofel Mara di angka 25,17%, Roy Wonda 11,80%, serta Udin Mardin 8,46%.
Hal tersebut menjadi kesimpulan yang dapat ditarik dari survei Svadhyaya Riset Nusantara. Jumlah sampel survei yang dilakukan sebanyak 1.025 responden. Wawancara dilakukan secara tatap muka oleh tenaga terlatih dengan bantuan/pedoman kuesioner.
Adapun metode survei yang digunakan yaitu pengambilan sampel secara acak bertingkat (stratified multistage random sampling), dengan margin of error (MoE) sekitar 3,5% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. “Sebagai sebuah survei permulaan kita baru meng-capture preferensi sebelum adanya kampanye paslon,” pungkas Gery.
Di samping itu, survei juga memotret responden tampak menganggap wajar praktik politik uang atau money politic yang dilakukan para calon kepala daerah, terlihat dari 39,53% masyarakat Nabire yang memilih untuk “menerima dan mengikuti pilihan” jika ada orang yang memberikan uang atau barang.
Opsi “menerima, namun tidak mengikuti pilihan” berada di urutan kedua dengan angka 23,11%. Kemudian, saat responden ditanya terkait barang yang diharapkan jika ada yang orang yang memberi, mayoritas responden menjawab uang atau sembako yang angkanya mencapai 92,54%.
Hal ini menjadi catatan besar bagi para entitas kepemiluan demi menjaga netralitas dan keberlangsungan Pilkada 2024 secara demokratis dan damai. Selain itu, sebagian besar masyarakat Nabire masih sangat percaya terhadap seluruh penyelenggara pemilu, mulai dari KPU (33,92%), Bawaslu (33,33%), DKPP (34,02%), dan Mahkamah Konstitusi (31,96%).
Kendati demikian, masih banyak pula responden memiliki kepercayaan sedang, yang artinya mereka masih ragu-ragu atau berpandangan buruk kepada setiap instansi tersebut.
(rca)