Kontroversi Kunjungan Generasi Muda Nahlatul Ulama ke Israel

Jum'at, 19 Juli 2024 - 13:17 WIB
Data yang saya dapatkan menunjukkan bahwa ini kegiatan pertukaran kebudayaan yang dibiayai satu lembaga yang bertujuan mengirim mahasiswa dan skolar untuk ke Israel. Tentunya, selain manfaat ada juga kepentingan yang mendasari beberapa negara mengadakan kunjungan kebudayaan tersebut.

Pemerintah China misalnya mengadakan kunjungan atau pemberian beasiswa pendidikan bagi sebagian kelompok di Tanah Air. Di antaranya untuk menetralisir informasi media arus utama Barat yang menyuarakan kebijakan keras dan melanggar HAM dari pemerintah atas Uyghur di Xinjiang.

Memang, tidak bisa berharap banyak dari kunjungan mereka ini. Kunjungan ini bukan satu dialog antaragama yang berorientasi politik atau transformasi konflik, yang juga dikritik sebagian orang. Dialog agama untuk politik bertujuan membangkitkan koeksistensi atau harmoni sosial dan meningkatkan legitimasi aktor dan proses politik untuk mencapai tujuan hidup damai.

Di sisi lain, dialog pembangunan perdamaian adalah dialog antaragama yang mengandalkan model dialog sebelumnya (teologi dan politik) tetapi mengandalkan resolusi dan transformasi konflik. Dialog agama untuk pembangunan perdamaian memiliki empat tujuan: mengubah sikap dan persepsi orang lain; membangun rasa hormat dan saling pengertian; memperluas partisipasi dalam kegiatan pembangunan perdamaian; dan menetapkan kerangka kerja bersama untuk tindakan yang mengatasi akar konflik.

Kawan-kawan generasi muda ini tidak menjalankan misi ini. Kunjungan mereka ini, hemat penulis, hanyalah kunjungan kebudayaan, yang ujung-ujungnya untuk kepentingan Israel. Selain yang dikunjungi adalah pihak yang tidak memiliki kekuasaan, kunjungan mereka akan menguntungkan Israel secara komunikasi politik di dunia internasional.

Kehadiran mereka akan dijadikan justifikasi dan legitimasi untuk membela Israel, bagi banyak pihak, yang sedang melakukan genosida secara sistematik kepada warga Gaza dan Rafah. Kita ketahui bahwa Israel sedang gencar menghancurlumatkan Palestina.

Dunia menyaksikan bahwa pada 7 Oktober 2023, HAMAS telah menyerang wilayah Israel Selatan, yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Tak pelak, serangan tersebut, yang dipandang sebagai serangan teroris, telah dan sedang memperburuk situasi dan memperpanjang konflik yang berlarut-larut antara kedua belah pihak. Sebagai balasannya, Israel menggempur balik dalam skala besar terhadap wilayah Gaza, sehingga korban warga Palestina yang menjadi korban terbilang besar sekali, dan ujungnya korban di kedua belah pihak telah mencapai ribuan.

Hingga kini, konflik kekerasan tersebut masih terjadi. Humanitarian pause setelah dua bulan terwujud dan tampaknya perang akan berlangsung lagi dengan dalih Israel mempertahankan diri. Tidak ada tanda-tanda dalmai dalam waktu dekat. Di tengah kecaman dunia internasional, termasuk Muslim di Indonesia, wajar kepergian lima generasi muda ini dianggap sebagai pengkhianatan dan dukungan kepada Israel.

Selain sebagai warga dan pengurus NU yang berangkat, sejatinya mereka juga ditemani beberapa pegiat kerukunan lainnya dari agama lain, seperti Kristen dan Yahudi. Namun, tampaknya yang mendapat reaksi keras hanyalah generasi muda NU. Pihak PBNU sendiri cukup keras bereaksi bahkan diancam dengan sanksi organisasi.

Sebagai kesimpulan, penulis berargumen bahwa meskipun mungkin ada sedikit manfaat yang dipetik oleh para aktivis tersebut, kunjungan mereka dilakukan pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Lebih jauh, kunjungan tersebut lebih banyak mudarat tinimbang manfaatnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More