Disjarahal Dorong Pendekatan Kesejarahan untuk Penyelesaian Konflik Laut Natuna-Papua
Selasa, 09 Juli 2024 - 15:01 WIB
Senada, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yang dibacakan oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldhedarma menyampaikan, seminar nasional ini untuk berdiskusi dan bertukar pikiran serta mencari solusi bersama dari permasalahan yang terjadi di Laut Natuna Utara maupun Papua, melalui tinjauan sejarah.
“Kedua permasalahan tersebut merupakan tantangan besar terhadap integritas wilayah Indonesia. Di Laut Natuna Utara, hak berdaulat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia terancam, yang berakibat pada hilangnya kendali terhadap pengelolaan sumber daya dalamnya,” katanya.
Sementara itu, permasalahan yang terjadi di Papua lebih kompleks dan berakar pada faktor internal serta pengaruh eksternal yang apabila tidak ditanggulangi dengan baik akan berujung pada disintegrasi bangsa.
“Mempertahankan integritas nasional bukanlah hal yang mudah. Kedua permasalahan tersebut telah merongrong kewibawaan kita sebagai negara yang berdaulat. Karena itu, melalui kegiatan seminar ini, TNI Angkatan Laut menggugah sumbangsih dari seluruh komponen bangsa untuk turut berperan aktif dalam upaya kolektif menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayah Indonesia,” ucapnya.
Kepala Dinas Sejarah Angkatan Laut (Kadisjarahal) Laksamana Pertama TNI Hariyo Poernomo, menyatakan, Dinas sejarah TNI Angkatan Laut saat ini sedang melaksanakan sejumlah kajian sejarah yang terkait dengan permasalahan bangsa dan negara khususnya di bidang pertahanan maritim. “Penyelenggaraan seminar ini merupakan bagian dari kegiatan tersebut,” ujarnya.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut antara lain, Anastasia Wiwik Swastiwi, Djoko Marihandono, Yayan Ganda Hayat Mulyana, Laksamana Muda TNI Kresno Buntoro, Rosmaida Sinaga, Adriana Elisabeth, Michael Manufandu, Valentinus Sudarjanto Sumito, dan Sara Wayne sebagai moderator.
Seminar Nasional Sejarah yang dimoderatori oleh Sara Wayne, S.Sos, M.M ini diikuti oleh para pejabat kementerian/lembaga, TNI dan Polri, sejarawan, akademisi, dan mahasiswa.
“Kedua permasalahan tersebut merupakan tantangan besar terhadap integritas wilayah Indonesia. Di Laut Natuna Utara, hak berdaulat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia terancam, yang berakibat pada hilangnya kendali terhadap pengelolaan sumber daya dalamnya,” katanya.
Sementara itu, permasalahan yang terjadi di Papua lebih kompleks dan berakar pada faktor internal serta pengaruh eksternal yang apabila tidak ditanggulangi dengan baik akan berujung pada disintegrasi bangsa.
“Mempertahankan integritas nasional bukanlah hal yang mudah. Kedua permasalahan tersebut telah merongrong kewibawaan kita sebagai negara yang berdaulat. Karena itu, melalui kegiatan seminar ini, TNI Angkatan Laut menggugah sumbangsih dari seluruh komponen bangsa untuk turut berperan aktif dalam upaya kolektif menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayah Indonesia,” ucapnya.
Kepala Dinas Sejarah Angkatan Laut (Kadisjarahal) Laksamana Pertama TNI Hariyo Poernomo, menyatakan, Dinas sejarah TNI Angkatan Laut saat ini sedang melaksanakan sejumlah kajian sejarah yang terkait dengan permasalahan bangsa dan negara khususnya di bidang pertahanan maritim. “Penyelenggaraan seminar ini merupakan bagian dari kegiatan tersebut,” ujarnya.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut antara lain, Anastasia Wiwik Swastiwi, Djoko Marihandono, Yayan Ganda Hayat Mulyana, Laksamana Muda TNI Kresno Buntoro, Rosmaida Sinaga, Adriana Elisabeth, Michael Manufandu, Valentinus Sudarjanto Sumito, dan Sara Wayne sebagai moderator.
Seminar Nasional Sejarah yang dimoderatori oleh Sara Wayne, S.Sos, M.M ini diikuti oleh para pejabat kementerian/lembaga, TNI dan Polri, sejarawan, akademisi, dan mahasiswa.
(cip)
tulis komentar anda