Kunjungi Indonesia dan Komitmen Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb Bela Palestina
Sabtu, 06 Juli 2024 - 15:58 WIB
Berbeda dengan kunjungan Seykh Al-Azhar sebelumnya pada 2016 dan 2018, lawatannya ke Indonesia pada tahun ini bertepatan dengan kondisi rakyat Palestina yang semakin memprihatinkan.
Dalam perspektif masyarakat, reputasi Syekh Al-Azhar sangat baik untuk menyuarakan nasib rakyat Palestina di kancah internasional. Pengaruhnya dianggap lebih besar daripada pemerintah Mesir maupun pemerintah negara-negara Arab pada umumnya.
Komitmen Syekh Ahmed Al-Tayeb membela nasib rakyat Palestina, berdasarkan informasi resmi Al-Azhar maupun pemberitaan media-media berbahasa Arab, pada dasarnya sangat besar. Saat masih menjabat Rektor Al-Azhar, ia menegaskan bahwa posisi Al-Azhar dan Mesir tegas terhadap masalah Palestina dan bahwa Mesir membelanya dengan sekuat tenaga di lapangan dan di forum internasional.
Buktinya, antara lain, ia menolak untuk bertemu dengan Wakil Presiden AS dengan latar belakang pengumuman Presiden AS Trump tentang pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem. dan mengakuinya sebagai ibu kota Israel. Dengan tegas ia sampaikan: “Saya tidak akan duduk bersama mereka yang memalsukan sejarah,”
Syekh Ahmed Al-Tayeb mengambil banyak keputusan tegas untuk mendukung perjuangan Palestina. Syekh Al-Azhar itu juga mengecam penggunaan hak veto secara sewenang-wenang oleh Amerika untuk ketiga kalinya berturut-turut untuk menghentikan agresi brutal Zionis terhadap Gaza.
Menurutnya, penggunakan hak veto oleh Amerika tidak hanya bentuk bantuan peket baru Amerika terhadap agresi Zionis di Jalur Gaza, tapi juga meruntuhkan usaha yang telah ia bangun bersama pemimpin Katholik Roma, untuk membangun dialog antara Barat dan Timur.
Sebagai bentuk perlawanan atas keputusan veto Amerika, Syekh Al-Azhar menyerukan seluruh dunia untuk campur tangan menghentikan pertumpahan darah di Palestina, dan mengakhiri tindakan brutal Israel terhadap rakyat Palestina.
Ia juga mengecam keras ketidakmampuan Dewan Keamanan untuk mengeluarkan resolusi yang dapat menghentikan agresi Zionis terhadap Gaza setelah lebih dari empat bulan. Itulah di antara wujud aksi bela Palestina yang telah dilakukan Syekh Al-Azhar.
Dalam perspektif masyarakat, reputasi Syekh Al-Azhar sangat baik untuk menyuarakan nasib rakyat Palestina di kancah internasional. Pengaruhnya dianggap lebih besar daripada pemerintah Mesir maupun pemerintah negara-negara Arab pada umumnya.
Bela Palestina
Komitmen Syekh Ahmed Al-Tayeb membela nasib rakyat Palestina, berdasarkan informasi resmi Al-Azhar maupun pemberitaan media-media berbahasa Arab, pada dasarnya sangat besar. Saat masih menjabat Rektor Al-Azhar, ia menegaskan bahwa posisi Al-Azhar dan Mesir tegas terhadap masalah Palestina dan bahwa Mesir membelanya dengan sekuat tenaga di lapangan dan di forum internasional.
Buktinya, antara lain, ia menolak untuk bertemu dengan Wakil Presiden AS dengan latar belakang pengumuman Presiden AS Trump tentang pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem. dan mengakuinya sebagai ibu kota Israel. Dengan tegas ia sampaikan: “Saya tidak akan duduk bersama mereka yang memalsukan sejarah,”
Syekh Ahmed Al-Tayeb mengambil banyak keputusan tegas untuk mendukung perjuangan Palestina. Syekh Al-Azhar itu juga mengecam penggunaan hak veto secara sewenang-wenang oleh Amerika untuk ketiga kalinya berturut-turut untuk menghentikan agresi brutal Zionis terhadap Gaza.
Menurutnya, penggunakan hak veto oleh Amerika tidak hanya bentuk bantuan peket baru Amerika terhadap agresi Zionis di Jalur Gaza, tapi juga meruntuhkan usaha yang telah ia bangun bersama pemimpin Katholik Roma, untuk membangun dialog antara Barat dan Timur.
Sebagai bentuk perlawanan atas keputusan veto Amerika, Syekh Al-Azhar menyerukan seluruh dunia untuk campur tangan menghentikan pertumpahan darah di Palestina, dan mengakhiri tindakan brutal Israel terhadap rakyat Palestina.
Ia juga mengecam keras ketidakmampuan Dewan Keamanan untuk mengeluarkan resolusi yang dapat menghentikan agresi Zionis terhadap Gaza setelah lebih dari empat bulan. Itulah di antara wujud aksi bela Palestina yang telah dilakukan Syekh Al-Azhar.
Humanisme Berkelanjutan
Lihat Juga :
tulis komentar anda