Soroti Harga Obat di Indonesia Mahal, Nabil Haroen: Perlu Intervensi Negara
Sabtu, 06 Juli 2024 - 15:19 WIB
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Muchamad Nabil Haroen menyoroti mahalnya harga obat di Indonesia dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia. Menurut Nabil, diperlukan intervensi dari pemerintah untuk menurunkan harga obat di pasaran.
”Memang benar, perbedaan signifikan harga obat antara Indonesia dan Malaysia menjadi perhatian serius bagi kita semua. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga obat di Indonesia lebih mahal hingga tiga sampai lima kali lipat dibandingkan dengan Malaysia,” ujarnya, Sabtu (6/7/2024).
Nabil menyebut, ada beberapa factor penyebab mahalnya harga obat di Indonesia. Pertama, inefisiensi dalam tata kelola perdagangan sektor kesehatan menjadi salah satu faktor utama. Inefisiensi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari proses distribusi, regulasi, hingga mekanisme pengadaan yang belum optimal.
“Kedua, biaya-biaya tambahan yang muncul dari proses tata kelola yang kurang transparan turut berkontribusi pada tingginya harga obat. Biaya-biaya ini mungkin berasal dari jalur distribusi yang panjang, biaya administrasi yang tidak perlu, dan berbagai pungutan lain yang seharusnya bisa dihindari,” ujarnya.
Ketiga, adanya perbedaan dalam kebijakan harga dan regulasi antara kedua negara. Di Malaysia, pemerintah mungkin memiliki mekanisme pengendalian harga obat yang lebih ketat dan efektif dibandingkan di Indonesia.
”Untuk menekan mahalnya harga obat, intervensi negara sangat diperlukan,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa.
Nabil menyebut, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah antara lain, meningkatkan transparansi dan efisiensi tata kelola dengan memperbaiki sistem distribusi dan pengadaan obat dengan mengurangi jalur birokrasi yang tidak perlu dan memastikan semua proses berjalan secara transparan.
”Memang benar, perbedaan signifikan harga obat antara Indonesia dan Malaysia menjadi perhatian serius bagi kita semua. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga obat di Indonesia lebih mahal hingga tiga sampai lima kali lipat dibandingkan dengan Malaysia,” ujarnya, Sabtu (6/7/2024).
Nabil menyebut, ada beberapa factor penyebab mahalnya harga obat di Indonesia. Pertama, inefisiensi dalam tata kelola perdagangan sektor kesehatan menjadi salah satu faktor utama. Inefisiensi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari proses distribusi, regulasi, hingga mekanisme pengadaan yang belum optimal.
Baca Juga
“Kedua, biaya-biaya tambahan yang muncul dari proses tata kelola yang kurang transparan turut berkontribusi pada tingginya harga obat. Biaya-biaya ini mungkin berasal dari jalur distribusi yang panjang, biaya administrasi yang tidak perlu, dan berbagai pungutan lain yang seharusnya bisa dihindari,” ujarnya.
Ketiga, adanya perbedaan dalam kebijakan harga dan regulasi antara kedua negara. Di Malaysia, pemerintah mungkin memiliki mekanisme pengendalian harga obat yang lebih ketat dan efektif dibandingkan di Indonesia.
”Untuk menekan mahalnya harga obat, intervensi negara sangat diperlukan,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa.
Nabil menyebut, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah antara lain, meningkatkan transparansi dan efisiensi tata kelola dengan memperbaiki sistem distribusi dan pengadaan obat dengan mengurangi jalur birokrasi yang tidak perlu dan memastikan semua proses berjalan secara transparan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda