BKKBN Songsong Era Baru Keluarga Indonesia Maju

Rabu, 19 Agustus 2020 - 06:20 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengikuti webinar bertema Keluargaku, Indonesiaku, Menuju Era Baru Keluarga Indonesia Maju di Tahun 2045, Selasa (18/8/2020). FOTO/DOK.BKKBN
JAKARTA - Memperingati Hari Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia dan HUT ke-50 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) , digelar webinar bertema "Keluargaku, Indonesiaku, Menuju Era Baru Keluarga Indonesia Maju di Tahun 2045", Selasa (18/8/2020). Web seminar hasil kerja sama dengan Komunikas Homeros dan beberapa mitra kerja menghadirkan Prof Haryono Suyono, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, GKR Mangkubumi, dan Poppy Sophia Bakir.

Menurtu Hasto, BKKBN menyadari betul bahwa setelah sekian lama melaksanakan program KB sejak 1970-an, Indonesia saat ini menikmati window opportunity, celah untuk mendapatkan bonus demografi . "Pepatah mengatakan jas merah, jangan lupakan sejarah. Sekarang ini kita masuk di window opportunity karena pertumbuhan yang panjang, yang dilakukan oleh program BKKBN yang dilakukan sejak dahulu, dan dikawal oleh Prof Haryono Suyono," kata Hasto.

Celah bonus demografi itu tidak serta merta bernilai positif. Bonus demografi bisa menjadi bonus kesejahteraan tetapi mempunyai syarat yang luar biasa banyak. Generasi muda harus mulai mengawalnya, misalnya dengan membangun keluarga yang berkualitas. Menurut Hasto, keluarga yang baik dapat mencetak generasi berkualitas sebagai prasyarat utama untuk memetik bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan. ( )



BKKBN, kata Hasto, ingin mendapatkan masukan dari luar untuk membantu supaya bisa mendorong lembaga kependudukan ini menjadi lebih baik. "Kami meminta saran dari para sesepuh dan senior untuk mengawal program ini agar generasi kita, yang muda-muda ini, tidak salah arah. Nilai-nilai luhur perlu ditanamkan di dalam keluarga," tutur Hasto.

Kaum muda yang merupakan bonus demografi, juga tidak bisa dilepaskan dari para sesepuh. Sebab bonus demografi tidak saja terjadi pada meledaknya anak muda tetapi juga meledaknya para generasi tua," kata Haryono Suyono.

Ia menuturkan, dahulu gerakan-gerakan dilakukan bersama-sama. Mahasiswa berusaha bersatu melakukan proses pemberdayaan keluarga di masyarakat. Menurut Haryono, BKKBN tetap harus membantu pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai di tingkat kecamatan dan desa. Secara estafet dilakukan kepada masyarakat untuk bersatu membentuk kelompok-kelompok kecil yang dikenal dengan panca wisma, dasa wisma dan sebagainya untuk menjalankan program-program BKKBN.

"Untuk kelompok intelektual diberikan peningkatan-peningkatan keluarga-keluarga yang sangat berkualitas," kata Haryono Suyono.( )
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More