Pesta Adat Budaya Lom Plai 2024, Bentuk Syukur Masyarakat Suku Dayak Wehea
Senin, 22 April 2024 - 14:14 WIB
Sementara salah satu Tim Pelaksana dari Dinas Pariwisata Kutai Timur, Ahmad Rifanie mengatakan, Festival Lom Plai sama seperti event-event daerah lainnya.
"Dapat menjadi branding destinasi Kalimantan Timur, bisa menggerakan perekonomian lokal dan nasional, bisa membuka lapangan pekerjaan, pemberdayaan UMKM, Pelaku seni, pariwisata, dan ekonomi kreatif," ujarnya.
Ahmad Rifanie menambahkan, Industri dan UMKM turut dilibatkan dalam penyelenggaraan Festival Lom Plai 2024 kali ini. "Kurang lebih ada 20 sampai 30 UMKM yang berpatisipasi dengan target pengunjung 10 ribu orang," kata Ahmad.
Sebagai bagian upacara adat Daya Wehea asal Kaltim, Festival Lom Plai 2024 ditutup dengan kegiatan Bob Jengea atau Embob Jenge, sebagai ungkapan rasa syukur atas panen padi yang telah diterima masyarakat Wehea.
Bob Jengea yang menjadi puncak acara festival Lom Plai, dimulai dengan kirab budaya atau pawai yang titik kumpulnya dimulai di hulu kampung.
Acara kemudian dilanjutkan dengan lomba dayung perahu putra, tarian di atas rakit, seksiang, dan lomba dayung putri hingga embos min untuk membersihkan kampung.
Embos min merupakan kegiatan membuang semua kesialan kampung dan kejahatan yang ada di dalam kampung atau pembersihan kampung yang dilakukan beberapa perempuan dewasa.
Terkait dengan konsep penyelenggaraan Festival Lom Plai 2024, Ketua Tim Kerja Wilayah Sulawesi dan Kalimantan Direktorat Event Daerah Kemenpar, Vicky Apriansyah berharap, agar event-event daerah yang telah berhasil masuk dalam program KEN bisa terus meningkatkan lima bidang yang jadi penilaian.
"Lom Plai Festival 2024 diharapkan terus menggali ide dan inovasi setiap tahunnya sehingga terus memiliki keunikan dan menarik minat wisatawan untuk hadir, juga tetap dapat mengangkan unsur kelokalan yang menjadi ciri khas daerah tersebut," ujarnya.
"Ke depannya diharapkan event ini juga bisa mempunyai rencana sponsorship, sehingga dapat mengembangkan event menjadi lebih besar," pungkasnya.
"Dapat menjadi branding destinasi Kalimantan Timur, bisa menggerakan perekonomian lokal dan nasional, bisa membuka lapangan pekerjaan, pemberdayaan UMKM, Pelaku seni, pariwisata, dan ekonomi kreatif," ujarnya.
Ahmad Rifanie menambahkan, Industri dan UMKM turut dilibatkan dalam penyelenggaraan Festival Lom Plai 2024 kali ini. "Kurang lebih ada 20 sampai 30 UMKM yang berpatisipasi dengan target pengunjung 10 ribu orang," kata Ahmad.
Sebagai bagian upacara adat Daya Wehea asal Kaltim, Festival Lom Plai 2024 ditutup dengan kegiatan Bob Jengea atau Embob Jenge, sebagai ungkapan rasa syukur atas panen padi yang telah diterima masyarakat Wehea.
Bob Jengea yang menjadi puncak acara festival Lom Plai, dimulai dengan kirab budaya atau pawai yang titik kumpulnya dimulai di hulu kampung.
Acara kemudian dilanjutkan dengan lomba dayung perahu putra, tarian di atas rakit, seksiang, dan lomba dayung putri hingga embos min untuk membersihkan kampung.
Embos min merupakan kegiatan membuang semua kesialan kampung dan kejahatan yang ada di dalam kampung atau pembersihan kampung yang dilakukan beberapa perempuan dewasa.
Terkait dengan konsep penyelenggaraan Festival Lom Plai 2024, Ketua Tim Kerja Wilayah Sulawesi dan Kalimantan Direktorat Event Daerah Kemenpar, Vicky Apriansyah berharap, agar event-event daerah yang telah berhasil masuk dalam program KEN bisa terus meningkatkan lima bidang yang jadi penilaian.
"Lom Plai Festival 2024 diharapkan terus menggali ide dan inovasi setiap tahunnya sehingga terus memiliki keunikan dan menarik minat wisatawan untuk hadir, juga tetap dapat mengangkan unsur kelokalan yang menjadi ciri khas daerah tersebut," ujarnya.
"Ke depannya diharapkan event ini juga bisa mempunyai rencana sponsorship, sehingga dapat mengembangkan event menjadi lebih besar," pungkasnya.
tulis komentar anda