Danramil 04 Aradide Gugur Ditembak OPM, Pengamat: Harus Ada Pembaruan Pendekatan di Papua

Jum'at, 12 April 2024 - 18:54 WIB
Aksi kekerasan oleh OPM kembali terjadi. Kali ini Danramil 04 Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey tewas ditembak di Distrik Aradide, Papua Tengah. Foto/Istimewa
JAKARTA - Aksi kekerasan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali terjadi. Kali ini Danramil 04 Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey tewas ditembak di Distrik Aradide, Papua Tengah.

Pengamat Militer dan Intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan masalah di Papua terus berlarut jika tidak segera diselesaikan akar masalahnya.



"Seharusnya segera dibersihkan dari campur tangan pihak, yang menjadikan konflik di Papua sebagai komoditasnya," ujar perempuan yang akrab disapa Nuning, Jumat (12/4/2024).

Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut permasalahan yang berkembang di Papua, ada beberapa akar yang harus diatasi. Antara lain, membentuk Pengadilan HAM dan pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) untuk menelusuri permasalahan yang di Papua.



"Ini sudah sesuai dengan UU Otsus 2001," ungkapnya.

Nuning menyatakan DPR juga bisa mengambil langkah untuk membentuk panitia kerja (Panja) guna melakukan pendalaman atas masalah di Papua ini.

"Selanjutnya, membenahi faktor kecenderungan dominasi politik di birokrasi dan Parlemen daerah oleh kelompok pendatang. Karena penerapan Otsus tidak berpihak pada Orang Asli Papua (OAP)," tuturnya.

Nuning juga mengingatkan kepada pemerintah dan TNI untuk memberikan pembekalan yang lebih dalam kepada para anggota militer yang ditugaskan ke area konflik.

"Bagi prajurit yang diberangkatkan, harus diberi pengetahuan khusus terkait perang gerilya dan daerah Papua, termasuk juga budaya dan cara pandang masyarakat asli Papua," tandasnya.



Nuning menambahkan, tidak mudah menjelaskan realita konflik dan solusi dalam waktu karena soal Papua sudah ada lebih dari 60 tahun. "Harus ada pembaruan pendekatan yang merupakan hasil penelitian secara mendalam soal Papua," ucapnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(kri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More