Menteri Era Gus Dur Ini Paparkan Strategi Pertanian di Era 4.0

Senin, 17 Agustus 2020 - 05:14 WIB
Prof Bomer Pasaribu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Foto/Istimewa
JAKARTA - Pembangunan di Indonesia pada dasarnya adalah transformasi struktural dan perilaku, yakni proses dinamis modernisasi, kependudukan, institusi dan tatakelola pembangunan yang memungkinkan negara ini meningkat menuju ketahapan yang lebih tinggi secara berkelanjutan, yaitu Indonesia bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur.

(Baca juga: Enam Hal Ini Patut Dicermati dari Pidato Kenegaraan Jokowi)

Berdasarkan tahapan kemajuannya, strategi pembangunan yang dipandang paling sesuai bagi Indonesia ialah yang berdasarkan pada paradigma pertanian untuk pembangunan, dan menyatakan bahwa pembangunan nasional dirancang dan dilaksanakan berdasarkan pada tahapan pembangunan pertanian.

(Baca juga: UNY Wisuda Virtual 810 Lulusan, Sarjana Diminta Tingkatkan Kemampuan Teknologi Informasi)

"Menjadikan sektor pertanian sebagai motor penggerak transformasi berimbang dan menyeluruh dengan cakupan aspek demografi, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan," papar Prof Bomer Pasaribu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), lewat tulisannya berjudul Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0: Solusi Pembangunan Indonesia Masa Depan, Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, Minggu (16/8/2020).



(Baca juga: Selama Pandemi, Ciptakan Pendidikan Menyenangkan bagi Anak di Rumah)

Tulisan keren ini dituangkan Prof Bomer dalam buku Jebakan Krisis dan Ketahanan Pangan: Sehimpun Saran & Solusi. Buku yang tak lama lagi terbit ini diinisiasi lembaga Pandu Tani Indonesia (Patani), sebagai kado HUT ke-75 Kemerdekaan RI dan HUT ke-12 Patani.

Menurut Prof Bomer, paradigma pembangunan untuk pertanian mutlak diperlukan karena isu-isu pertanian memiliki skala kepentingan yang luas dan tinggi. Pertanian juga merupakan leading sector untuk ketahanan pangan, bersifat multifungsi termasuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial.

Pembangunan sektor-sektor lain dalam perekonomian tidak boleh menghambat tetapi harus mendukung pembangunan pertanian. Pandangan ini sekaligus menolak salah satu paradigma lama pembangunan yang sengaja menekan pembangunan pertanian untuk mendorong pembangunan sektor industri dan sektor-sektor lainnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More