Rawat Persatuan Pasca Pemilu, BEM Nusantara Jatim Dorong Rekonsiliasi Nasional

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:40 WIB
Bemnus Wilayah Jawa Timur menggelar FGD tentang penguatan literasi politik dan konsolidasi damai pasca Pemilu 2024 di Komunitas Coffee Space, Gubeng, Surabaya, Kamis (28/3/2024). Foto/Ist
SURABAYA - Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (Bemnus) Wilayah Jawa Timur menggelar focus group discussion (FGD) tentang penguatan literasi politik dan konsolidasi damai pasca Pemilu 2024 di Komunitas Coffee Space, Gubeng, Surabaya, Kamis (28/3/2024). Kegiatan yang bertajuk Seri Politik ini dihelat dalam upaya memutus rantai polarisasi dan konflik setelah pemilu.

FGD dengan tajuk ‘Komitmen Pemuda Dorong Rekonsiliasi dan Konsolidasi Damai Pasca Pemilu 2024’ ini dikemas menjadi dialog interaktif. Hadir sebagai pemateri pada kesempatan itu antara lain Sekretaris Daerah Bemnus Jawa Timur Daming Laisow, Ketua Puskopi Universitas Dr Soetomo Dr Vieta Imelda Cornelis, dan Koordinator Pemilu Berintegritas Refi Achmad Zuhair.



Dalam penjelasannya, Sekretaris Daerah Bemnus Jawa Timur, Daming Laisow mengatakan bahwa pemuda memiliki peran strategis bukan hanya sebagai garda depan kontrol demokrasi, tetapi juga sebagai jembatan untuk merawat kerukunan, keutuhan, dan keakraban warga negara. Salah satunya, dengan penguatan literasi politik dan konsolidasi damai.



“Setelah proses politik elektoral bernama pemilu, publik Indonesia dihadapkan pada potensi keterbelahan dan polarisasi. Konflik politik dukungan terus meruncing hingga berimbas pada harmonisasi warga negara. Tentu ini pola sosial yang berbahaya bagi integrasi bangsa,” terang alumnus hukum Dr Soetomo itu.

“Persis pada titik itu, pemuda, milenial, dan mahasiswa memiliki peran urgent untuk menjadi perekat keakraban berwarganegara, utamanya sesudah Pemilu 2024. Ruang publik dan ruang digital tak sedikit yang mewartakan narasi perpecahan akibat dukungan politik, pemuda harus tampil untuk meng-counter itu,” sambung Daming.

Menurut Daming, polarisasi di masyarakat bawah akibat imbas dari konflik politik kalangan elite atas. Setelah KPU secara resmi mengumumkan hasil rekapitulasi manual, narasi-narasi propaganda terus muncul di ruang-ruang publik hingga maya.

“Meski KPU sebagai lembaga paling legitimate telah resmi mengumumkan hasil rekapitulasi manual, tetapi ketegangan politik justru makin menjadi. Hingga kini sengketa Pemilu 2024 dalam proses sidang di MK. Masyarakat dan elite mestinya berusaha mendinginkan suasana politik dengan cara menyampaikan narasi menyejukkan,” tutur dia.

“Gugatan sengketa pemilu di MK tentu sesuai dengan prosedur konstitusi. Problemnya, perdebatan tidak produktif dan cenderung agitatif tak perlu terus diproduksi. Proses Pemilu 2024 yang cukup melelahkan selama dua tahun terakhir mestinya didinginkan dengan narasi keceriaan, penerimaan, dan keharmonisan dari para elite,” imbuhnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More