Pentingnya Rekonsiliasi dan Memperkuat Semangat Kebangsaan Pascapemilu 2024
Rabu, 28 Februari 2024 - 07:32 WIB
Ketika ditanya tentang seberapa bijaksananya masyarakat Indonesia dalam menyikapi proses yang terjadi pada Pemilu 2024, mantan Rektor IAIN Palangkaraya periode 2019-2023 ini menyayangkan kurangnya kepedulian sebagian orang. Padahal, segala keputusan yang dihasilkan melalui Pemilu menjadi krusial bagi hajat hidup rakyat Indonesia.
"Saya kira pendewasaan masyarakat bangsa ini dalam berpolitik masih belum matang. Kesadaran akan pentingnya peran aktif sebagai warga negara, khususnya melalui hak pilih, perlu ditingkatkan. Saya berharap masyarakat dapat memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap arti kebangsaan dan tanggung jawabnya dalam memilih pemimpin," kata Imam Besar Masjid Darussalam (Islamic Center) Palangkaraya ini.
Dalam sistem demokrasi yang dijalankan di Indonesia, sebenarnya semua individu bisa terlibat langsung dalam menentukan arah kebijakan negara. Hal ini bisa dilakukan dengan berpartisipasi aktif dan menggunakan hak suaranya untuk memilih pihak yang akan menjalankan pemerintahan selama lima tahun ke depan.
Walaupun demikian, Prof Khairil menegaskan bahwa harapannya tetap besar terhadap masyarakat Indonesia untuk bisa menerima hasil Pemilu 2024. Meskipun ajang lima tahunan ini telah berakhir dan banyak orang memiliki pilihan yang berbeda dengan keluarga ataupun temannya, tetapi semangat persatuan serta persaudaraan harus tetap dijaga.
Mengakhiri penjelasannya, Prof Khairil memandang masa depan dengan ekspektasi agar proses rekonsiliasi dapat memperbaiki dan menyatukan bangsa, memastikan bahwa presiden terpilih akan melayani seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku, agama, atau kelompok tertentu.
"Keadilan, toleransi, dan inklusivitas harus menjadi landasan utama bagi masyarakat Indonesia dalam melangkah pasca Pemilu. Dengan kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan, saya berharap agar Indonesia dapat menghadapi masa depan dengan persatuan dan keharmonisan yang kokoh," kata Prof Khairil.
"Saya kira pendewasaan masyarakat bangsa ini dalam berpolitik masih belum matang. Kesadaran akan pentingnya peran aktif sebagai warga negara, khususnya melalui hak pilih, perlu ditingkatkan. Saya berharap masyarakat dapat memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap arti kebangsaan dan tanggung jawabnya dalam memilih pemimpin," kata Imam Besar Masjid Darussalam (Islamic Center) Palangkaraya ini.
Dalam sistem demokrasi yang dijalankan di Indonesia, sebenarnya semua individu bisa terlibat langsung dalam menentukan arah kebijakan negara. Hal ini bisa dilakukan dengan berpartisipasi aktif dan menggunakan hak suaranya untuk memilih pihak yang akan menjalankan pemerintahan selama lima tahun ke depan.
Walaupun demikian, Prof Khairil menegaskan bahwa harapannya tetap besar terhadap masyarakat Indonesia untuk bisa menerima hasil Pemilu 2024. Meskipun ajang lima tahunan ini telah berakhir dan banyak orang memiliki pilihan yang berbeda dengan keluarga ataupun temannya, tetapi semangat persatuan serta persaudaraan harus tetap dijaga.
Mengakhiri penjelasannya, Prof Khairil memandang masa depan dengan ekspektasi agar proses rekonsiliasi dapat memperbaiki dan menyatukan bangsa, memastikan bahwa presiden terpilih akan melayani seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku, agama, atau kelompok tertentu.
"Keadilan, toleransi, dan inklusivitas harus menjadi landasan utama bagi masyarakat Indonesia dalam melangkah pasca Pemilu. Dengan kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan, saya berharap agar Indonesia dapat menghadapi masa depan dengan persatuan dan keharmonisan yang kokoh," kata Prof Khairil.
(abd)
tulis komentar anda