Prihatin Kecurangan Pemilu 2024, Rhoma Irama dan Pedangdut Senior Keluarkan Sikap
Jum'at, 23 Februari 2024 - 19:26 WIB
JAKARTA - Raja Dangdut Rhoma Irama dan Ratu Dangdut Elvi Sukaesih serta beberapa penyanyi dangdut senior menyampaikan sikap sekaligus keprihatinan mengenai berbagai kecurangan dalam Pemilu 2024 yang berlangsung pada 14 Februari 2024.
Selain penyanyi dan pengurus Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI), Rhoma Irama pun menyatakan sikap bersama Fans Rhoma dan Soneta (FORSA), Forum Silahturahmi Takmir Masjid dan Mushola Indonesia (FAHMI TAMAMI), Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI), dan Perisai Idaman Nasional (PIN). Mereka menduga adanya kecurangan pada pemilu tahun ini.
Pemilik nama lengkap Raden Haji Oma Irama ini merasa etika dan moral yang selama ini selalu di agung-agungkan oleh segelintir politisi nyatanya telah menguap hilang, terutama di kalangan elite yang menguasi sumber daya politik dan ekonomi.
"Kecurangan pemilu atau boleh dikatakan kejahatan pemilu telah terjadi sejak sebelum, saat, hingga saat penghitungan suara. Etika dan moral yang selama ini selalu kita agung-agungkan telah menguap hilang, terutama di kalangan elite yang menguasai sumber daya politik dan ekonomi," ujar Rhoma Irama di Studio Soneta Record, Cilodong, Depok, Kamis (22/2/2024).
Pelantun “Adu Domba” itu bahkan menyebut pesta demokrasi bukan lagi untuk seluruh rakyat. “Pemilihan umum yang sejatinya merupakan pesta rakyat telah menjadi pesta kelompok tertentu saja. Kebebasan berpendapat dan memilih telah dibungkam dengan tekanan, beras, dan uang,” tuturnya.
“Proses yang penuh cacat ini hanya akan menghasilkan pemerintahan yang tidak punya legitimasi kokoh di mata rakyat. Pemimpin yang ditakuti, tetapi tidak dicintai rakyatnya," ujar lengeda dangdut ini.
Dia menegaskan pernyataan sikap ini murni suara hatinya, penyanyi dangdut lain, serta ormas yang menginginkan pemilu adil, jujur, dan damai bukan merupakan pesanan atau permintaan paslon mana pun.
“Kami ini hanya mewakili suara rakyat, sengaja capres yang kami dukung nggak hadir dan nggak diatur paslon. Kesadaran sendiri upaya menggolkan hasrat ini kita hanya berjuang dan berikhtiar seperti dikatakan untuk menegakkan amar mahruf hasilnya hanya diputuskan Allah SWT sehingga menghasilkan pemimpin yang legitimasi dan terpilih, pemimpin amanah, serta berpihak pada rakyat,” ungkapnya.
Selain penyanyi dan pengurus Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI), Rhoma Irama pun menyatakan sikap bersama Fans Rhoma dan Soneta (FORSA), Forum Silahturahmi Takmir Masjid dan Mushola Indonesia (FAHMI TAMAMI), Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI), dan Perisai Idaman Nasional (PIN). Mereka menduga adanya kecurangan pada pemilu tahun ini.
Pemilik nama lengkap Raden Haji Oma Irama ini merasa etika dan moral yang selama ini selalu di agung-agungkan oleh segelintir politisi nyatanya telah menguap hilang, terutama di kalangan elite yang menguasi sumber daya politik dan ekonomi.
"Kecurangan pemilu atau boleh dikatakan kejahatan pemilu telah terjadi sejak sebelum, saat, hingga saat penghitungan suara. Etika dan moral yang selama ini selalu kita agung-agungkan telah menguap hilang, terutama di kalangan elite yang menguasai sumber daya politik dan ekonomi," ujar Rhoma Irama di Studio Soneta Record, Cilodong, Depok, Kamis (22/2/2024).
Pelantun “Adu Domba” itu bahkan menyebut pesta demokrasi bukan lagi untuk seluruh rakyat. “Pemilihan umum yang sejatinya merupakan pesta rakyat telah menjadi pesta kelompok tertentu saja. Kebebasan berpendapat dan memilih telah dibungkam dengan tekanan, beras, dan uang,” tuturnya.
“Proses yang penuh cacat ini hanya akan menghasilkan pemerintahan yang tidak punya legitimasi kokoh di mata rakyat. Pemimpin yang ditakuti, tetapi tidak dicintai rakyatnya," ujar lengeda dangdut ini.
Dia menegaskan pernyataan sikap ini murni suara hatinya, penyanyi dangdut lain, serta ormas yang menginginkan pemilu adil, jujur, dan damai bukan merupakan pesanan atau permintaan paslon mana pun.
“Kami ini hanya mewakili suara rakyat, sengaja capres yang kami dukung nggak hadir dan nggak diatur paslon. Kesadaran sendiri upaya menggolkan hasrat ini kita hanya berjuang dan berikhtiar seperti dikatakan untuk menegakkan amar mahruf hasilnya hanya diputuskan Allah SWT sehingga menghasilkan pemimpin yang legitimasi dan terpilih, pemimpin amanah, serta berpihak pada rakyat,” ungkapnya.
tulis komentar anda