Prihatin Kecurangan Pemilu 2024, Rhoma Irama dan Pedangdut Senior Keluarkan Sikap
loading...
A
A
A
JAKARTA - Raja Dangdut Rhoma Irama dan Ratu Dangdut Elvi Sukaesih serta beberapa penyanyi dangdut senior menyampaikan sikap sekaligus keprihatinan mengenai berbagai kecurangan dalam Pemilu 2024 yang berlangsung pada 14 Februari 2024.
Selain penyanyi dan pengurus Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI), Rhoma Irama pun menyatakan sikap bersama Fans Rhoma dan Soneta (FORSA), Forum Silahturahmi Takmir Masjid dan Mushola Indonesia (FAHMI TAMAMI), Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI), dan Perisai Idaman Nasional (PIN). Mereka menduga adanya kecurangan pada pemilu tahun ini.
Pemilik nama lengkap Raden Haji Oma Irama ini merasa etika dan moral yang selama ini selalu di agung-agungkan oleh segelintir politisi nyatanya telah menguap hilang, terutama di kalangan elite yang menguasi sumber daya politik dan ekonomi.
"Kecurangan pemilu atau boleh dikatakan kejahatan pemilu telah terjadi sejak sebelum, saat, hingga saat penghitungan suara. Etika dan moral yang selama ini selalu kita agung-agungkan telah menguap hilang, terutama di kalangan elite yang menguasai sumber daya politik dan ekonomi," ujar Rhoma Irama di Studio Soneta Record, Cilodong, Depok, Kamis (22/2/2024).
Pelantun “Adu Domba” itu bahkan menyebut pesta demokrasi bukan lagi untuk seluruh rakyat. “Pemilihan umum yang sejatinya merupakan pesta rakyat telah menjadi pesta kelompok tertentu saja. Kebebasan berpendapat dan memilih telah dibungkam dengan tekanan, beras, dan uang,” tuturnya.
“Proses yang penuh cacat ini hanya akan menghasilkan pemerintahan yang tidak punya legitimasi kokoh di mata rakyat. Pemimpin yang ditakuti, tetapi tidak dicintai rakyatnya," ujar lengeda dangdut ini.
Dia menegaskan pernyataan sikap ini murni suara hatinya, penyanyi dangdut lain, serta ormas yang menginginkan pemilu adil, jujur, dan damai bukan merupakan pesanan atau permintaan paslon mana pun.
“Kami ini hanya mewakili suara rakyat, sengaja capres yang kami dukung nggak hadir dan nggak diatur paslon. Kesadaran sendiri upaya menggolkan hasrat ini kita hanya berjuang dan berikhtiar seperti dikatakan untuk menegakkan amar mahruf hasilnya hanya diputuskan Allah SWT sehingga menghasilkan pemimpin yang legitimasi dan terpilih, pemimpin amanah, serta berpihak pada rakyat,” ungkapnya.
“Itulah yang saya maksud ikhtiar perjuangan dalam pernyataan sikap saya nyatakan secara proporsional dan profesional sehingga upaya menegakkan kebenaran agar tak memecah belah persatuan sehingga meminta pendukung paslon mana pun baik 01, 02, dan 03 tidak mudah diadu domba,” sambungnya.
Rhoma Irama menyatakan ada empat poin yang disampaikan terkait dugaan kecurangan pemilu 2024. “Mengawal dan memastikan pemilu berlangsung jujur dan adil dengan ikut mengawasi perhitungan suara di KPU,” katanya.
“Yang kedua menyampaikan berbagai bukti kecurangan baik penyalahgunaan bansos, politik uang, tekanan oleh aparat dan lain-lain, kepada pihak yang bertanggung jawab termasuk melalui tim sukses masing-masing paslon,” tambahnya.
Kemudian, yang ketiga Rhoma Irama mengajak untuk mendorong Bawaslu, MK, dan DPR guna mengambil keputusan yang adil atas berbagai manipulasi yang terjadi pada pemilu 2024.
Terakhir, Rhoma meminta para pemimpin kembali menggunakan hati nurani dan akal sehat dalam melangkah dan menempatkan etika dan moral sebagai nilai-nilai yang utama.
Pedangdut kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946 ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal hasil penghitungan suara resmi Pemilu 2024 yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia turut mendorong masyarakat agar tidak takut melaporkan berbagai temuan kecurangan.
Tak lupa, dia juga mengingatkan lembaga-lembaga yang berwenang untuk menindak tegas berbagai laporan kecurangan selama gelaran Pemilu 2024. "Bawaslu, MK atau DPR harus mengambil keputusan yang adil atas berbagai manipulasi yang terjadi pada Pemilu 2024," ujarnya.
Tak lupa dia juga menyampaikan pesan damai kepada seluruh masyarakat Indonesia seraya menunggu hasil resmi penghitungan suara Pemilu 2024, Rhoma Irama turut mengimbau pendukung tiga capres cawapres untuk tetap menjaga suasana tetap kondusif.
Dalam kesempatan sama, Ratu Dangdut Elvi Sukaesih juga ikut menyuarakan keprihatinan akan pemilu yang adil dan jauh dari kecurangan. Dia tak lelah mengajak semua bersuara melawan ketidakadilan yang dihadirkan dalam pemilu 2024.
“Sebagai penyanyi, seniman saya merasa terpanggil. Untuk hal ini nggak kuat mau nangis gregetan nyata-nyata dicurangin nggak ada malunya sama sekali. Ayo berjuang bersama demi untuk semua apa yang kita lakukan lawan kecurangan dan Indonesia dipimpin oleh pemimpin beriman, cerdas, dan amanah,” ujarnya.
Penyanyi Camelia Malik mengungkapkan tentu tujuan kita sama ingin Indonesia adil dan sejahtera. Baginya, tak ada urusan siapa yang jadi presiden tapi tentunya dengan cara baik, nggak niat curang dan berniat baik untuk menjadikan Indonesia lebih baik punya martabat.
“Saya pikir pemilu saat ini becanda banget. Dari awal tidak halal serba curang kayak gitu harus melihat mereka menari padahal hati menangis, padahal pengen nyanyi aja susah kita bersama bergandeng tangan menuju perubahan Indonesia berubah dan Allah meridhai perjuangan kita,” katanya.
Selain penyanyi dan pengurus Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI), Rhoma Irama pun menyatakan sikap bersama Fans Rhoma dan Soneta (FORSA), Forum Silahturahmi Takmir Masjid dan Mushola Indonesia (FAHMI TAMAMI), Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI), dan Perisai Idaman Nasional (PIN). Mereka menduga adanya kecurangan pada pemilu tahun ini.
Pemilik nama lengkap Raden Haji Oma Irama ini merasa etika dan moral yang selama ini selalu di agung-agungkan oleh segelintir politisi nyatanya telah menguap hilang, terutama di kalangan elite yang menguasi sumber daya politik dan ekonomi.
"Kecurangan pemilu atau boleh dikatakan kejahatan pemilu telah terjadi sejak sebelum, saat, hingga saat penghitungan suara. Etika dan moral yang selama ini selalu kita agung-agungkan telah menguap hilang, terutama di kalangan elite yang menguasai sumber daya politik dan ekonomi," ujar Rhoma Irama di Studio Soneta Record, Cilodong, Depok, Kamis (22/2/2024).
Pelantun “Adu Domba” itu bahkan menyebut pesta demokrasi bukan lagi untuk seluruh rakyat. “Pemilihan umum yang sejatinya merupakan pesta rakyat telah menjadi pesta kelompok tertentu saja. Kebebasan berpendapat dan memilih telah dibungkam dengan tekanan, beras, dan uang,” tuturnya.
“Proses yang penuh cacat ini hanya akan menghasilkan pemerintahan yang tidak punya legitimasi kokoh di mata rakyat. Pemimpin yang ditakuti, tetapi tidak dicintai rakyatnya," ujar lengeda dangdut ini.
Dia menegaskan pernyataan sikap ini murni suara hatinya, penyanyi dangdut lain, serta ormas yang menginginkan pemilu adil, jujur, dan damai bukan merupakan pesanan atau permintaan paslon mana pun.
“Kami ini hanya mewakili suara rakyat, sengaja capres yang kami dukung nggak hadir dan nggak diatur paslon. Kesadaran sendiri upaya menggolkan hasrat ini kita hanya berjuang dan berikhtiar seperti dikatakan untuk menegakkan amar mahruf hasilnya hanya diputuskan Allah SWT sehingga menghasilkan pemimpin yang legitimasi dan terpilih, pemimpin amanah, serta berpihak pada rakyat,” ungkapnya.
“Itulah yang saya maksud ikhtiar perjuangan dalam pernyataan sikap saya nyatakan secara proporsional dan profesional sehingga upaya menegakkan kebenaran agar tak memecah belah persatuan sehingga meminta pendukung paslon mana pun baik 01, 02, dan 03 tidak mudah diadu domba,” sambungnya.
Rhoma Irama menyatakan ada empat poin yang disampaikan terkait dugaan kecurangan pemilu 2024. “Mengawal dan memastikan pemilu berlangsung jujur dan adil dengan ikut mengawasi perhitungan suara di KPU,” katanya.
“Yang kedua menyampaikan berbagai bukti kecurangan baik penyalahgunaan bansos, politik uang, tekanan oleh aparat dan lain-lain, kepada pihak yang bertanggung jawab termasuk melalui tim sukses masing-masing paslon,” tambahnya.
Kemudian, yang ketiga Rhoma Irama mengajak untuk mendorong Bawaslu, MK, dan DPR guna mengambil keputusan yang adil atas berbagai manipulasi yang terjadi pada pemilu 2024.
Terakhir, Rhoma meminta para pemimpin kembali menggunakan hati nurani dan akal sehat dalam melangkah dan menempatkan etika dan moral sebagai nilai-nilai yang utama.
Pedangdut kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946 ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal hasil penghitungan suara resmi Pemilu 2024 yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia turut mendorong masyarakat agar tidak takut melaporkan berbagai temuan kecurangan.
Tak lupa, dia juga mengingatkan lembaga-lembaga yang berwenang untuk menindak tegas berbagai laporan kecurangan selama gelaran Pemilu 2024. "Bawaslu, MK atau DPR harus mengambil keputusan yang adil atas berbagai manipulasi yang terjadi pada Pemilu 2024," ujarnya.
Tak lupa dia juga menyampaikan pesan damai kepada seluruh masyarakat Indonesia seraya menunggu hasil resmi penghitungan suara Pemilu 2024, Rhoma Irama turut mengimbau pendukung tiga capres cawapres untuk tetap menjaga suasana tetap kondusif.
Dalam kesempatan sama, Ratu Dangdut Elvi Sukaesih juga ikut menyuarakan keprihatinan akan pemilu yang adil dan jauh dari kecurangan. Dia tak lelah mengajak semua bersuara melawan ketidakadilan yang dihadirkan dalam pemilu 2024.
“Sebagai penyanyi, seniman saya merasa terpanggil. Untuk hal ini nggak kuat mau nangis gregetan nyata-nyata dicurangin nggak ada malunya sama sekali. Ayo berjuang bersama demi untuk semua apa yang kita lakukan lawan kecurangan dan Indonesia dipimpin oleh pemimpin beriman, cerdas, dan amanah,” ujarnya.
Penyanyi Camelia Malik mengungkapkan tentu tujuan kita sama ingin Indonesia adil dan sejahtera. Baginya, tak ada urusan siapa yang jadi presiden tapi tentunya dengan cara baik, nggak niat curang dan berniat baik untuk menjadikan Indonesia lebih baik punya martabat.
“Saya pikir pemilu saat ini becanda banget. Dari awal tidak halal serba curang kayak gitu harus melihat mereka menari padahal hati menangis, padahal pengen nyanyi aja susah kita bersama bergandeng tangan menuju perubahan Indonesia berubah dan Allah meridhai perjuangan kita,” katanya.
(jon)